Panic Buying Emas Karena Harga Naik, Bagaimana Dampaknya?

Fenomena panic buying emas yang berlangsung beberapa waktu lalu sempat menyebabkan kehabisan stok produk emas di berbagai wilayah.

Kenaikan emas yang signifikan sejak tanggal 17 April 2025 diketahui merupakan efek dari kebijakan tarif impor Trump.

Ketidakpastian kondisi pasar global juga mendorong kenaikan harga emas yang cukup signifikan. 

Baik untuk investasi maupun pembiayaan, emas memang masih menjadi aset yang bisa diandalkan saat perekonomian tidak pasti.

Namun, apakah panic buying emas merupakan pilihan bijak dalam situasi tersebut? Untuk memahami dampaknya, pelajari informasi ringkas berikut ini.

Mengenal Konsep Panic Buying

Panic buying adalah fenomena yang melibatkan pembelian produk-produk tertentu oleh individu atau sekelompok orang secara berlebihan dalam situasi genting.

Salah satu penyebab panic buying adalah rasa cemas atau khawatir. Kecemasan karena kondisi yang tidak menentu atau dianggap mengancam bisa mendorong terjadinya panic buying.

Kebanyakan orang yang mengalami panic buying ingin merasa aman di tengah ketidakpastian dengan memastikan stok barang-barang tertentu tersedia.

Tindakan panic buying termasuk dalam kategori sikap impulsif karena tidak berdasarkan pertimbangan yang rasional tanpa rencana matang.

Panic buying dilakukan secara dadakan dan didorong oleh rasa panik akibat melihat banyak orang bertindak serupa. Hal ini dapat memicu reaksi berantai dan kecemasan massal.

Situasi genting perlu ditanggapi dengan kepala dingin sehingga panic buying bukanlah tindakan yang bijak dan direkomendasikan dalam pengelolaan keuangan.

Penyebab Harga Emas Naik

Pembelian emas untuk mengamankan kekayaan ikut meningkat seiring dengan perubahan kebijakan dagang global. 

Pasalnya kepemilikan emas memang dapat membantu mengamankan keuangan di saat ekonomi tidak pasti.

Selain perubahan harganya stabil dari waktu ke waktu, emas juga memiliki tingkat likuiditas tinggi sehingga mudah dicairkan kapan saja ketika membutuhkan dana cepat.

Lantas, apa saja faktor yang menyebabkan kenaikan harga emas? Berikut penjelasannya:

1. Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Perekonomian dunia diguncang oleh kebijakan tarif impor Amerika Serikat. Presiden Trump memberlakukan tarif yang cukup besar sehingga memicu perubahan ekonomi.

Tidak hanya di sektor ekonomi, kenaikan harga emas juga dipicu oleh ketegangan geopolitik yang tidak kunjung membaik.

Kondisi pasar global yang tidak menentu tersebut mendorong para investor untuk beralih ke emas yang dianggap aman di tengah ketidakpastian ekonomi.

Harga emas yang stabil dapat menjamin keamanan kekayaan di saat nilai mata uang turun atau tidak stabil terhadap dolar AS.

Baca juga: Investasi Dollar atau Emas, Mana yang Lebih Menguntungkan? 

2. Kepanikan Terhadap Ancaman Inflasi dan Resesi

Kebijakan tarif Trump dikhawatirkan memicu resesi di berbagai negara yang terdampak. Di samping itu, ancaman inflasi juga dapat menggerus daya beli masyarakat.

Ketika harga barang naik, maka nilai uang pun akan menurun. Agar keuangan tetap aman, maka investasi emas bisa menjadi pilihan.

Didorong oleh kecemasan atas inflasi dan resesi tersebut, masyarakat membeli emas untuk menjaga nilai uangnya.

3. Ketersediaan Cadangan Emas

Harga emas dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Keseimbangan antara keduanya menentukan stabilitas harga emas.

Ketersediaan produk emas terbatas karena emas sejatinya perlu diolah sebelum siap dibeli sebagai aset investasi.

Emas tidak bisa diperbarui dalam waktu singkat. Permintaan yang berlebihan dapat membuat cadangan emas menipis. Ketika stok emas menurun, maka harganya pun dapat mengalami kenaikan yang signifikan.

Tidak Perlu Panik, Beli Emas Secara Bijak!

Benar adanya pernyataan tentang emas sebagai aset yang tepat untuk mengamankan kekayaan di tengah ketidakpastian ekonomi.

Namun, kenaikan harga emas yang signifikan tidak bisa menjadi alasan untuk panic buying, apa lagi sampai berutang untuk memaksakan diri membeli emas. 

Harga emas akan mengalami fluktuasi seiring dengan kembalinya permintaan dan penawaran secara normal.

Sebagai catatan, harga emas mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Setelah permintaan yang tinggi, harga emas bisa menurun mengikuti penyesuaian permintaan dalam keadaan kondusif.

Kendati demikian, investasi emas merupakan pilihan yang tepat untuk melindungi nilai kekayaan karena nilainya kerap naik di saat kondisi ekonomi tidak baik.

Berbeda dengan saham dan mata uang, emas memang dikenal sebagai aset yang stabil dengan harga yang cenderung naik jika dilihat dari sejarah perkembangannya di Indonesia.

Di tengah fenomena panic buying emas, akan lebih bijak jika sahabat memahami konsep dari investasi emas itu sendiri.

Investasi emas tidak serumit aset investasi lainnya, namun pelaksanaannya tetap perlu dilakukan dengan rencana matang.

Uang dingin bisa digunakan untuk memulai investasi emas demi mengantisipasi ketidakpastian ekonomi di masa depan.

Bagi yang ingin berinvestasi emas secara santai, menabung ataupun mencicil emas di Pegadaian bisa menjadi pilihan.

Menabung emas bisa dilakukan dengan pembelian awal terjangkau, yaitu mulai dari Rp10 ribuan saja.

Sementara itu, sahabat bisa memilih untuk mencicil emas guna mendapatkan emas fisik 24 karat bersertifikat dengan cicilan tetap sekalipun harganya naik.

Baik emas yang ditabung maupun dicicil dapat digunakan untuk mengamankan kekayaan serta bisa digadaikan kapan saja saat sahabat membutuhkan dana cepat. Praktis, bukan?

Jika ingin tahu rincian hitungannya, sahabat bisa menggunakan fitur Simulasi Tabungan Emas atau Simulasi Cicil Emas dari Pegadaian.

Nah, tunggu apa lagi? Yuk, mulai investasi emas sekarang melalui Pegadaian Digital atau langsung di kantor cabang Pegadaian yang tersedia di seluruh wilayah Indonesia!

Baca juga: 7 Keuntungan Menabung Emas di Pegadaian, Aman dan Terjamin!