Impulsif Belanja? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Keuangan

31 August 2024
Bagikan :
image detail artikel

Impulsif adalah dorongan untuk melakukan suatu tindakan tanpa mempertimbangkan secara matang akan dampaknya terhadap kelangsungan kehidupan.
Dalam konteks keuangan, tindakan impulsif sering kali diasosiasikan dengan kebiasaan belanja atau konsumsi berlebihan. Istilah yang lebih populer digunakan adalah impulsive buying.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang sikap impulsif dalam mengeluarkan uang tanpa manajemen keuangan yang baik, simak pembahasan di bawah ini.

Apa itu Impulsif?

Impulsif adalah perilaku yang ditandai dengan tindakan secara spontan tanpa pertimbangan akan konsekuensinya di kemudian hari.
Seseorang yang impulsif berpikir bahwa sesuatu perlu dilakukan untuk memberikan rasa nyaman dan aman sementara.
Pada konteks keuangan, impulsif biasanya ditandai dengan perilaku menghamburkan uang tak terkontrol untuk hal-hal kurang penting.
Sebagai contoh, seseorang terdorong untuk membeli iPhone terbaru padahal smartphone yang dimilikinya masih berfungsi dengan baik.
Memiliki iPhone atau barang bermerek lain keluaran terbaru kerap kali menjadi faktor yang mendorong sikap impulsif.
Kepemilikan barang terbaru dianggap dapat meningkatkan kelas sosial yang dapat memberikan kenyamanan sementara.
Jika tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan belanja tersebut, berutang kepada orang terdekat sering kali menjadi pilihan.
Adanya utang ini menjadi tanggungan finansial yang dapat mengganggu pengelolaan keuangan di kemudian hari apabila tidak segera dibayar.

Penyebab Impulsif Belanja

Dorongan untuk belanja hal-hal yang tidak perlu dapat disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari alasan sederhana, seperti kemasan produk yang menarik hingga aroma harum dari toko baru.
Selain faktor-faktor eksternal yang memengaruhi seseorang untuk belanja secara impulsif, penyebab internal berikut perlu menjadi perhatian tersendiri:

  • Gengsi dengan lingkungan sosialnya.
  • Keinginan untuk memamerkan kekayaan di media sosial.
  • Kurangnya pengetahuan tentang manajemen keuangan yang baik.
  • Ingin meningkatkan kelas sosialnya dengan kepemilikan banyak barang bermerek.
  • Dorongan untuk menghadiahi diri sendiri setelah bekerja keras agar merasa nyaman.

Baca juga: Kenali Contoh Dana Pensiun di Indonesia dan Perbedaannya 

Ciri-Ciri Impulsif

Perilaku impulsif adalah kebiasaan yang memiliki karakteristik tertentu. Dampaknya bisa dirasakan oleh pelakunya maupun orang-orang terdekat di sekitarnya.
Agar dapat mengantisipasi sikap impulsif dari dalam diri ataupun orang lain, perhatikan ciri-ciri berikut:

1. Kesulitan Mengendalikan Emosi

Salah satu alasan seseorang bertindak impulsif adalah kesulitan mengendalikan emosi yang kuat. Biasanya hal ini ditandai dengan keputusan berdasarkan keinginan tak terbendung pada saat tertentu.
Agar kembali tenang, seseorang yang impulsif cenderung melampiaskan emosinya dengan mengeluarkan uang secara sembarangan tanpa memikirkan konsekuensinya.

2. Cenderung Destruktif

Emosi yang kuat dan sulit dikendalikan juga dapat mendorong seseorang untuk menghancurkan barang-barang di sekitarnya.
Sifat destruktif ini bisa diwujudkan dengan perusakan barang pribadi ataupun milik orang lain secara sengaja untuk meluapkan emosinya yang tidak terkontrol.

3. Kepuasan Diri Menjadi Prioritas

Sikap impulsif sering kali dimiliki oleh seseorang yang ingin mendapatkan kepuasan secara instan tanpa mempertimbangkan dampaknya.
Dengan kata lain, seseorang yang impulsif bertindak tanpa pikir panjang sehingga sering kali menghasilkan keputusan ceroboh yang merugikan dirinya dan orang lain.

4. Terburu-buru dalam Melakukan Sesuatu

Impulsif dalam belanja bisa berakar pada sikap yang terburu-buru dalam melakukan sesuatu tanpa pertimbangan matang.
Keputusan yang diambil hanyalah berdampak sementara tanpa dampak jangka panjang demi kepuasan semata.

5. Ceroboh dalam Mengambil Keputusan

Sikap impulsif dapat dilihat pada kepribadian seseorang yang terlewat ceroboh dalam mengambil keputusan, utamanya berkaitan dengan perencanaan keuangan.
Pengeluaran yang tidak dikendalikan dengan proporsional dapat menimbulkan overspending dan berdampak buruk pada keuangan di masa depan.

6. Tidak Peduli dengan Konsekuensi Tindakannya

Membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan secara tiba-tiba untuk memenuhi kepuasan sementara memiliki konsekuensi jangka panjang.
Uang gaji bulanan yang seharusnya bisa digunakan untuk ditabung atau diinvestasikan guna mencukupi kebutuhan di kemudian hari habis karena belanja yang tak penting.
Baca juga: 10 Cara Menghemat Uang Belanja yang Cermat dan Praktis 

7. Membesar-besarkan Masalah

Tindakan impulsif bisa dilihat dari kebiasaan seseorang yang membesar-besarkan masalah. Sesuatu yang tidak begitu penting bisa menjadi gawat karena sikap impulsif.
Misalnya, sepatu kulit yang lecet sedikit membuat seseorang khawatir hingga mendorong mereka untuk membeli sepatu baru meskipun lecetnya masih bisa diperbaiki.

8. Sering Memanjakan Diri

Memanjakan diri secara berlebihan dengan cara memberikan self reward setiap menyelesaikan suatu aktivitas bukanlah hal yang perlu dinormalisasikan.
Memberikan apresiasi kepada diri sendiri memang perlu. Namun, akan lebih baik jika pengeluaran untuk self reward diatur sesuai dengan alokasi gaji secara proporsional.

Cara Mengatasi Impulsif

Tindakan impulsif bukanlah sesuatu yang tidak bisa diatasi. Dengan cara yang tepat, sikap impulsif bisa diatasi. Berikut langkah-langkahnya:

1. Berpikir Secara Rasional

Mengurangi keinginan tiba-tiba dari sikap impulsif bisa dilakukan dengan membiasakan diri untuk berpikir secara rasional.
Usahakan untuk lebih bijak dalam bertindak agar keputusan yang diambil saat ini tidak merugikan diri dalam jangka panjang.

2. Menenangkan Diri

Di samping berpikir rasional, langkah yang bisa dicoba untuk mengatasi impulsif adalah menenangkan diri dengan bernapas dalam, berolahraga ringan secara rutin, dan meditasi.
Dengan begitu, pikiran dapat lebih tenang dan keinginan untuk memenuhi kepuasan sementara yang didasari oleh emosi kuat bisa diredam.

3. Melatih Kesabaran

Mengontrol sikap impulsif bisa dilakukan dengan melatih diri untuk menjadi lebih sabar. Kendalikan keinginan untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan.
Buatlah skala prioritas dan alokasikan keuangan bulanan dengan baik. Tahan keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersier sebelum kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi.

4. Menyusun Rencana Keuangan yang Matang

Cara yang cukup efektif untuk mengatasi sikap impulsif adalah menyusun rencana keuangan dengan matang. Pastikan untuk mengetahui perbedaan kebutuhan dan keinginan.
Tempatkan kebutuhan pada posisi teratas pengeluaran bulanan. Hal-hal yang tidak terlalu dibutuhkan dan sifatnya bisa ditunda dimasukkan ke kategori keinginan.
Itulah pembahasan seputar sikap impulsif yang dapat berdampak negatif pada pengelolaan keuangan dalam jangka panjang.
Apabila sahabat ingin terhindar dari sikap impulsif, sebaiknya kendalikan keuangan yang baik dari sekarang.
Buatlah perencanaan yang matang agar keuangan tetap aman baik sekarang maupun di kemudian hari.
Untuk memastikan kondisi keuangan tetap aman, sahabat bisa mulai berinvestasi. Caranya adalah dengan menabung emas di Pegadaian.
Menabung emas adalah salah satu investasi yang aman karena nilai emas cenderung naik dari waktu ke waktu jika dilihat dari sejarah pergerakan harga emas di Indonesia.
Dengan biaya pembelian awal yang terjangkau, sahabat sudah bisa mendapatkan rekening Tabungan Emas.
Bagi sahabat yang tertarik membuka rekening Tabungan Emas, cukup unduh aplikasi Pegadaian Digital di Play Store atau App Store dan lakukan proses registrasi.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, kendalikan pengeluaran agar keuangan tetap aman dengan menabung emas di Pegadaian! 
Baca juga: PPN (Pajak Pertambahan Nilai): Dasar Pengenaan dan Tarifnya 


image detail artikel

Inspirasi

Macam-Macam Kue Lebaran Pilihan dengan Cita Rasa yang Khas

Banyak tradisi Lebaran yang dinantikan setiap tahunnya, termasuk kue kering yang disajikan di setiap rumah. Yuk, kenali macam-macam kue Lebaran di sini!

31 August 2024
image detail artikel

Keuangan

Beli Emas Modal Terbatas dengan Tabungan Emas Pegadaian di Sho

meta desc - Ini judul artikel

31 August 2024
image detail artikel

Keuangan

Begini 6 Cara Memperbaiki Kondisi Keuangan yang Memburuk

Inilah cara memperbaiki kondisi keuangan yang jitu agar kehidupan Anda terbebas dari masalah keuangan

31 August 2024

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved