Cara Mengucapkan Selamat Natal dalam Islam, Ini Hukumnya!

Setiap 25 Desember, umat Kristiani akan memperingati Hari Raya Natal. Selama perayaan, mereka saling memberi ucapan selamat Natal, berbagi hadiah, beribadah, dan lainnya.
Di tengah-tengah momen ini, sering kali muncul pertanyaan seperti: “bagaimana cara mengucapkan selamat Natal dalam Islam, apakah diperbolehkan?”.
Sebenarnya, rasa penasaran tersebut cukup wajar mengingat agama yang diakui di Indonesia ada banyak. Namun, justru menimbulkan polemik karena dinilai mengarah ke aspek akidah.
Lantas, bagaimana hukumnya mengenai hal tersebut? Mari simak penjelasan lebih lanjutnya dalam artikel berikut sampai akhir.
Bolehkah Mengucapkan Selamat Natal dalam Islam?
Setiap tahun, pertanyaan semacam ini selalu berulang dan tidak jarang berujung pada ketegangan dalam internal umat beragama, terutama Islam di Indonesia.
Sebetulnya, Al-Qur’an maupun hadis tidak pernah menyebutkan secara pasti tentang hukum mengucapkan selamat Natal kepada umat nonIslam.
Alhasil, ini menjadi ranah ijtihad di kalangan para ulama, terutama di negara yang masyarakat Islam dan nonIslamnya hidup saling berdampingan serta menjunjung nilai toleransi.
Secara umum, terdapat pandangan yang berbeda untuk menanggapi hal ini, yaitu pihak pro dan kontra. Adapun penjelasan pada masing-masing pendapat adalah sebagai berikut.
Pandangan Pertama
Mayoritas ulama mengharamkan bagi umat Islam untuk mengucapkan “Selamat Natal” kepada umat Kristiani, walaupun keduanya masih kerabat dekat.
Memberikan ucapan Natal pada dasarnya bukanlah bentuk toleransi yang sebagaimana diperbolehkan dalam beragama. Justru, sama saja mengakui kebenaran yang mereka yakini.
Maksudnya, ketika kamu mengucapkan selamat atas perayaan Natal maka berarti kamu mengakui kelahiran Nabi Isa a.s yang dianggap umat Kristiani sebagai anak Tuhan.
Hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam di mana Allah SWT merupakan satu-satunya Tuhan. Ia tidak beranak atau diperanakkan dan tidak ada yang setara dengan-Nya.
Di dalam Islam, pemahaman terhadap Nabi Isa a.s atau Yesus sangat bertolak belakang. Umat Islam meyakini bahwa ia seorang Nabi utusan Allah SWT untuk menyebarkan nilai-nilai tauhid.
Lalu, Nabi Isa a.s juga tidak dilahirkan pada 25 Desember. Hal ini disebutkan oleh Allah SWT dalam Q.S Maryam ayat 22-25 yang berbunyi:
“Maka Maryam mengandungnya, kemudian ia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka, rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: ‘Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang tidak berarti, lagi dilupakan.’ Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hari, sesungguhnya Tuhanmu sudah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masa kepadamu.”
Berdasarkan ayat tersebut, maka dapat diketahui bahwa pohon kurma berbuah matang di musim panas dan bukan dingin.
Jika umat Islam masih tetap menyampaikan ucapan selamat Natal, artinya ia telah memberikan kesaksian palsu. Hal ini jelas dilarang seperti yang ada di Q.S Al-Furqan ayat 72, yakni:
“Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya.”
Lebih lanjut, Nabi Muhammad saw. tidak memperkenankan umatnya untuk mencontoh apa yang dikerjakan umat nonIslam, terutama dalam hal peribadatan.
“Selamat Natal” bukanlah sekadar ucapan, melainkan berarti suatu ibadah bagi umat nonIslam. Itulah kenapa umat Islam dilarang untuk mengikutinya.
Sesuai sabda Rasulullah SAW yang berbunyi: “barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka” (HR. Abu Dawud).
Faktor pengakuan dan keridaan terhadap simbol kekufuran ini pun tidak mendapatkan rida dari Allah SWT, seperti yang dikatakan dalam firman-Nya:
“Jika kamu kafir (ketahuilah) maka sesungguhnya Allah tidak membutuhkanmu dan Dia tidak meridai kekafiran hamba-hamba-Nya. Apabila kamu bersyukur Dia meridai kesyukuranmu itu.”
Meskipun demikian, tidak berarti umat Islam harus membatasi hubungan dengan umat Kristiani. Umat Islam dan umat Kristiani tetap bisa saling bertoleransi dengan saling menghormati satu sama lain dalam beragama.
Baca juga: 50 Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru 2026, Siapkan Yuk!
Pandangan Kedua
Sementara itu, terdapat pula pandangan yang membolehkan pengucapan Natal dari umat Islam ke nonIslam sebab ucapan dari Nabi Isa a.s kepada dirinya sendiri, yakni:
“Dan keselamatan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan kembali.” (Q.S Maryam ayat 33).
Saat Nabi Isa berkata “keselamatan bagiku di hari kelahiranku” di dalam Al-Qur’an, maka selamat Natal dapat dianggap mengikuti apa yang dilakukan Nabi Isa a,s untuk dirinya sendiri.
Namun, dengan catatan tanpa mempercayai bahwa Nabi Isa a.s sebagai anak Tuhan dan beliau dilahirkan oleh Sayyidah Maryam pada 25 Desember.
Lalu, penyampaian selamat Natal tidak dilarang karena dinilai sebagai perbuatan baik seperti yang ada pada Q.S Al-Mumtahanah ayat 8-9, berbunyi:
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusirmu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah hanya melarangmu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu dalam urusan agama dan mengusirmu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang yang zalim.”
Ayat Al-Qur’an di atas menerangkan tentang ketentuan hubungan antara orang-orang Islam dengan umat dari agama lain. Dijelaskan bahwa ucapan selamat Natal termasuk salah satu kebaikan yang membawa rasa bahagia untuk umat nonIslam di hari raya mereka.
Ucapan tersebut tidak akan berpengaruh pada akidah umat Islam untuk tetap yakin bahwa Nabi Isa a.s adalah Nabi yang diutus oleh Allah Swt.
Natal bermakna kelahiran Isa Al Masih yang bagi seluruh umat Islam sendiri harus diyakini sekaligus dipercayai keberadaannya.
Menurut Syeikh Said Ramadhan Al-Buthi (seorang ulama besar Siria), mengucapkan “selamat” pada dua kelompok ahlul kitab, baik itu Yahudi atau Nasrani di hari rayanya diperbolehkan.
Umat Islam juga diizinkan mentakziahi mereka ketika dilanda musibah, bahkan disunahkan sebagaimana yang dijelaskan oleh ulama ahli fiqh, yaitu:
“Dan boleh masuk ke dalam tempat peribadatan mereka dalam rangka apapun dengan syarat tidak mengikuti dalam ritual peribadatan mereka.” (Istifta Al-Naas, halaman 10).
Lebih lanjut, Syeikh Yusuf Al-Qardhawi (ketua Ulama Islam sedunia dari Mesir) pun mengatakan pandangannya bahwa pengucapan selamat Natal dibolehkan dalam situasi damai.
Apalagi, bagi mereka yang memiliki hubungan keluarga, tetangga, teman kerja, atau kuliah. Kata “selamat Natal” yang diucapkan termasuk bentuk “al-birr” (kebajikan).
Tuhan tidak menyatakan larangannya, bahkan senang apabila umat Islam mengerjakan perbuatan yang baik dan bertindak secara adil.
Baca juga: 30 Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa dalam Tiga Bahasa
Cara Mengucapkan Selamat Natal dalam Islam
Selain dua pandangan di atas, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah menjelaskan bagaimana mereka melihat hal ini.
Dalam fatwanya, MUI mengatakan bahwa umat Islam tidak diperkenankan untuk mencampuradukkan akidah dan peribadatan agamanya dengan agama lain.
Sebagaimana yang telah tertulis dalam Q.S Al-Kafirun ayat 6, berbunyi: “untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku.” Jadi, toleransi yang benar adalah dengan tidak ikut campur.
Umat Islam tidak perlu mengucapkan kata selamat. Cukup hargai dengan membiarkan umat nonIslam melaksanakan ibadah sesuai kepercayaannya secara khidmat.
Tetapi, memang ada ulama yang masih membolehkannya. Jika begitu, lantas bagaimana cara mengucapkan selamat Natal dalam Islam?
Dalam hal ini, ada jalan tengah sebagai solusi yang dapat ditempuh tanpa harus mengorbankan prinsip akidah, namun tetap bertoleransi.
Pendapat ini disampaikan oleh Aziz al-Bantany (peneliti studi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta) yang dicontohkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, seperti:
“Atas nama pemerintah dan pribadi saya mengucapkan salam dan selamat merayakan Natal 25 Desember,”. Secara semantik, maknanya sedikit berbeda.
Lalu, bisa juga “Semoga damai, bahagia, dan kesehatan senantiasa menyertai teman-teman yang merayakan Natal. Selamat Tahun Baru 2026 semoga selalu damai dalam kebhinekaan.”
Itulah penjelasan singkat tentang hukum beserta cara mengucapkan selamat Natal dalam Islam. Diskusi mengenai hal tersebut memang kompleks karena terdapat pendapat berbeda yang perlu benar-benar diperhatikan oleh umat Islam.
Memahaminya merupakan bentuk sikap kehati-hatian dalam bertindak. Bebarengan dengan sikap toleransi agama, nilai kehati-hatian ini juga perlu direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam konteks keuangan.
Sebagai contoh, untuk memaksimalkan manajemen keuangan pribadi, jangan salah pilih investasi bodong yang menawarkan keuntungan berlebihan tanpa kejelasan sistem.
Untuk pemula yang masih baru di dunia investasi, sebaiknya pilih emas yang pembeliannya relatif terjangkau dan tahan inflasi. Agar praktis, kamu bisa investasi emas lewat Tabungan Emas di Pegadaian.
Layanan Tabungan Emas menawarkan pembelian awal terjangkau, yakni minimal Rp10 ribuan saja dan biaya pengelolaan rekening sebesar Rp30.000 per tahun.
Pembukaan rekening dan transaksi lainnya bisa dilakukan melalui Tring! by Pegadaian atau langsung di kantor cabang Pegadaian terdekat.
Nantinya, jaminan emas 24 karat berupa emas dapat digunakan sesuai kebutuhan, seperti ditransfer ke pengguna lain, dijual kembali, dikonversi menjadi emas fisik, atau digadaikan.
Di Pegadaian, tersedia fitur Simulasi Tabungan Emas yang dapat kamu manfaatkan untuk menghitung gramasi emas yang akan dibeli.
Nah, tunggu apa lagi? Yuk, segera buka rekening Tabungan Emas dan maksimalkan transaksinya untuk meningkatkan peluang keuntungan!
Baca juga: 30 Quotes Islami yang Memotivasi dan Dijadikan Renungan
Artikel Lainnya

Inspirasi
Inilah Bacaan Doa Minum Air Zam-Zam, Adab, & Keutamaannya
Bacaan doa minum air zam-zam sangat dianjurkan untuk dipanjatkan sebelum mengonsumsinya. Yuk, ketahui bunyi doa itu beserta adab dan keutamaannya di sini!

Inspirasi
Daftar Pemenang Resmi Badai Emas Pegadaian 2025 Periode 1
Daftar pemenang Badai Emas Pegadaian 2025 Periode 1 resmi diumumkan. Cari tahu siapa saja yang beruntung meraih hadiah menarik di sini!

Inspirasi
Melek Finansial Melalui Web Series “Ali yang Terheran Herman”
Sebagai bentuk strategi pemasaran dan literasi dalam memperkenalkan produk dan layanan ke masyarakat generasi muda, PT Pegadaian kembali meluncurkan web series bergenre komedi berjudul “Ali yang terheran Herman”.
