10 Pahlawan Wanita Indonesia & Perannya Terhadap Kemerdekaan

Sejarah kemerdekaan Indonesia sering kali identik dengan pahlawan yang berjuang dengan senjata, memimpin pasukan militer, dan menghadapi risiko di medan perang.
Namun, tahukah kamu bahwa ada sejumlah pahlawan wanita Indonesia yang memiliki peran besar terhadap revolusi.
Tak hanya berani menentang penjajah, mereka juga aktif dalam memperjuangkan pendidikan, organisasi sosial, hingga menyusun strategi perjuangan untuk mendukung kemerdekaan bangsa.
Peran mereka memang terkadang luput dari sorotan publik. Lalu, siapa sajakah pahlawan wanita itu? Yuk, simak informasi selengkapnya berikut ini!
Daftar Tokoh Pahlawan Wanita Indonesia
Kisah perjuangan para perempuan dalam membela Indonesia menjadi teladan atas keberanian, pengorbanan, dan keteguhan hati untuk memperjuangkan hak dan keadilan.
Berikut beberapa tokoh pahlawan perempuan dari tanah air yang jasanya diakui dan dikenang hingga kini:
1. Cut Nyak Dhien (1848–1908)
Cut Nyak Dhien merupakan pahlawan perempuan Indonesia yang berasal dari Aceh. Ia dikenal karena keberaniannya memimpin pasukan melawan Belanda selama Perang Aceh.
Dengan strategi perang gerilya yang menakutkan pasukan kolonial, ia menunjukkan kepemimpinan inspiratif dan pengorbanan pribadi yang besar demi kemerdekaan Aceh. Hal ini sekaligus menjadi penyebab pemberian gelar “Ratu Aceh” kepada Cut Nyak Dhien.
Melalui Keputusan Presiden Nomor 106 Tahun 1964, Cut Nyak Dhien dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.
2. R.A. Kartini (1879–1904)
Raden Adjeng Kartini adalah tokoh yang memperjuangkan pendidikan perempuan di Jawa. Melalui surat-suratnya yang kemudian diterbitkan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, ia menyalakan kesadaran kesetaraan pendidikan dan menggerakkan emansipasi perempuan.
Dedikasi dan pengaruh besarnya inilah yang mengukuhkan namanya sebagai Pahlawan Nasional sekaligus pelopor emansipasi wanita.
R.A. Kartini resmi menyandang gelar sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 2 Mei 1964 melalui Keputusan Presiden Nomor 106 Tahun 1964.
3. Dewi Sartika (1884–1947)
Sebagai pendiri sekolah khusus perempuan di Bandung, Dewi Sartika menjadi pelopor pendidikan modern bagi anak perempuan di tanah Sunda.
Komitmennya membentuk generasi muda yang terdidik dan mandiri menjadikannya layak dikenang sebagai Pahlawan Nasional.
Di samping itu, Dewi Sartika juga mendapatkan gelar Orde van Oranje-Nassau pada ulang tahun ke-35 Sekolah Kaoetamaan Isteri. Penghargaan tersebut diberikan atas jasanya dalam memperjuangkan pendidikan.
Penobatan Dewi Sartika sebagai Pahlawan Nasional dilakukan pada tanggal 1 Desember 1966 mengacu pada Keputusan Presiden RI No. 252 Tahun 1966.
4. Nyai Ahmad Dahlan (1872–1946)
Sebagai istri pendiri Muhammadiyah, Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan berperan penting dalam membentuk organisasi perempuan yang mendukung pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Keteguhannya dalam memberdayakan perempuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadikan Siti Walidah ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional dari kalangan wanita.
Gelar Pahlawan Nasional resmi disematkan untuk Nyai Ahmad Dahlan pada tanggal 22 September 1971 berdasarkan Surat Keputusan Presiden (Keppres) No. 042/TK/1971.
5. Maria Walanda Maramis (1872–1924)
Maria Walanda Maramis dikenal sebagai pelopor organisasi perempuan di Minahasa yang memperjuangkan hak perempuan, khususnya dalam bidang pendidikan dan sosial ekonomi.
Pada tahun 1917, ia mendirikan organisasi PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya) untuk memajukan pendidikan perempuan.
Selain itu, Maria juga mendirikan Huishoudschool PIKAT sebagai sekolah rumah tangga untuk gadis-gadis di Manado.
Berkat aktivisme dan inovasi sosialnya ini, menjadikan simbol perjuangan Maria yang patut dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Wanita hebat dari Minahasa ini dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 20 Mei 1969 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 012/TK/1969.
Baca juga: 60 Ucapan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, Lucu & Berkesan!
6. Martha Christina Tiahahu (1800–1818)
Tiahahu adalah pejuang muda dari Maluku yang sejak usia belia ikut berperang melawan Belanda.
Selain bergelar Pahlawan Nasional, ia memiliki julukan “Srikandi dari Tanah Maluku” dan “Mutiara dari Nusa Laut” karena keberaniannya dalam melawan penjajah Belanda sejak usia muda.
Penobatan Martha Christina Tiahahu sebagai Pahlawan Nasional dilakukan pada tanggal 20 Mei 1969 melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 012/TK/1969.
7. Cut Nyak Meutia (1870–1910)
Melanjutkan perjuangan Cut Nyak Dhien di Aceh, Cut Nyak Meutia memimpin pasukan gerilya dan terlibat langsung dalam pertempuran melawan Belanda.
Sebagai bentuk penghormatan atas perjuangannya, Cut Nyak Meutia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional sekaligus diabadikan dalam pecahan uang kertas baru Rp1.000 pada tahun 2016.
Gelar Pahlawan Nasional diberikan kepada Cut Nyak Meutia pada 2 Mei 1964 berdasarkan Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 107 Tahun 1964.
8. Roehana Koeddoes (1884–1972)
Roehana Koeddoes adalah Pahlawan Nasional yang berasal dari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.
Meskipun tidak pernah menerima pendidikan formal, Roehana gemar membaca dan menulis sejak kecil.
Perjuangannya di bidang jurnalisme dan pendidikan membuatnya menjadi salah satu pahlawan wanita Indonesia yang memberikan dampak nyata pada perjuangan.
Pada tahun 1911, bersama Ratna Puti, Roehana mendirikan perkumpulan Kerajinan Amai Setia (KAS) yang ditujukan untuk memberikan platform kepada perempuan Melayu Minangkabau.
Gelar Pahlawan Nasional resmi diberikan kepada Roehana Koeddoes oleh Presiden Joko Widodo pada 8 November 2019.
9. Opu Daeng Risadju (1880–1967)
Tokoh perempuan Bugis ini memimpin perlawanan terhadap kolonial Belanda di Sulawesi Selatan. Nama aslinya adalah Famajjah dan “Opu Daeng Risadju” merupakan gelar kebangsawanan dari Kerajaan Luwu.
Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada 3 November 2006 melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 085/TK/2006 atas keberaniannya memimpin pasukan lokal dan dedikasinya mempertahankan kemerdekaan di daerah.
10. Rasuna Said (1910–1965)
Hajjah Rangkayo Rasuna Said adalah pejuang perempuan dari Sumatra Barat yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui jalur politik dan pendidikan.
Ia dikenal berani menyuarakan hak-hak perempuan dan menentang penjajahan Belanda lewat pidato-pidatonya yang lantang.
Keaktifannya di dunia politik dan kontribusinya dalam memperjuangkan kesetaraan menjadi alasan namanya diabadikan sebagai Pahlawan Nasional pada 13 November 1974 melalui Keputusan Presiden RI No. 084/TK/1974.
Itulah beberapa pahlawan wanita Indonesia yang berjasa besar terhadap kemerdekaan dan kemajuan bangsa.
Memahami perjuangan para pahlawan di masa lalu tentunya dapat menginspirasi pemuda Indonesia untuk mempertahankan semangat kemerdekaan hingga saat ini.
Pada momen Sumpah Pemuda ini, semangat para pahlawan wanita Indonesia mengingatkan kita bahwa perjuangan dari kemerdekaan tidak terbatas di medan perang, namun juga di bidang pendidikan dan sosial.
Generasi muda perlu melanjutkan estafet perjuangan demi menyiapkan masa depan yang cemerlang dengan semangat mencari ilmu, berkarya, hingga semangat merdeka secara finansial.
Meraih kemerdekaan finansial bisa dimulai dengan cara sederhana. Salah satunya adalah dengan investasi emas secara praktis melalui Tabungan Emas di Pegadaian.
Emas merupakan aset yang cocok untuk pemula karena low risk, namun nilainya cenderung meningkat dari waktu ke waktu secara historis.
Menabung emas di Pegadaian juga cukup terjangkau, minimal Rp10 ribuan saja untuk pembelian awal.
Nah, kamu bisa membuat rekening Tabungan Emas hingga melakukan berbagai transaksinya melalui aplikasi Pegadaian Digital atau di kantor cabang Pegadaian terdekat.
Saldo Tabungan Emas yang telah terkumpul pun nantinya dapat dijadikan deposito untuk menambah potensi cuan lewat imbal hasil tambahan.
Namun, jika kamu perlu dana cepat, saldo Tabungan Emas juga dapat dicairkan dengan cara gadai atau buyback.
Apabila kamu ingin mengetahui gramasi emas yang bisa dibeli, kamu bisa memanfaatkan fitur Simulasi Tabungan Emas.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, semangat meraih kemerdekaan finansial dengan menabung emas di Pegadaian sekarang!
Baca Juga: Inilah Cara Mencairkan Tabungan Emas Pegadaian yang Tepat
Artikel Lainnya

Inspirasi
Manakah yang Lebih Baik, Beli Mobil Baru Atau Bekas?
Terkadang, beli mobil baru atau bekas bukanlah keputusan yang mudah. Ada keuntungan dan kekurangan pada masing-masing pilihan. Temukan informasinya di sini!

Inspirasi
Ini Syarat-Syarat dan Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran
Penting untuk memahami bagaimana cara membuat akta kelahiran beserta syarat-syaratnya dalam artikel berikut ini.

Inspirasi
Bolehkah Sholat Tarawih Sendiri di Rumah? Ini Penjelasannya
Sholat tarawih sering kali dilakukan di masjid atau musala secara berjamaah. Namun, bolehkah sholat tarawih sendiri di rumah? Cari tahu jawabannya di sini!
