SKS: Definisi, Jumlah, Tips Menyusun, & Bedanya dengan KRS

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Inspirasi

11 September 2025
Bagikan :
image detail artikel

Di dunia perkuliahan, ada banyak istilah yang harus dipahami mahasiswa, termasuk SKS. Pada dasarnya, SKS adalah kepanjangan dari Satuan Kredit Semester.

Biasanya, istilah SKS mulai dikenalkan ke mahasiswa baru saat mereka mengikuti kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (ospek) kampus.

SKS erat kaitannya dengan beban studi dan waktu. Yuk, simak lebih lanjut pembahasan terkait SKS dalam perkuliahan di artikel ini!

Apa Itu SKS?

SKS adalah beban studi mahasiswa yang harus ditempuh di setiap mata kuliah. Dengan kata lain, masing-masing mata kuliah mempunyai bobot SKS yang tidak sama.

Jumlah bobot setiap mata kuliah paling sedikit 1 SKS. Instrumen ini berguna untuk menentukan beban studi yang harus diambil, waktu, dan perkembangan akademik mahasiswa.

1 SKS artinya sama dengan kegiatan belajar selama 170 menit per minggu per semester. Dalam bentuk pembelajaran kuliah, tutorial, dan responsif, berikut rinciannya.

  • 50 menit per minggu per semester belajar secara tatap muka.
  • 60 menit per minggu per semester belajar mandiri.
  • 60 menit per minggu per semester penugasan terstruktur. 


Biasanya, setiap perguruan tinggi memiliki kebijakan SKS yang berbeda. Namun, ketentuannya mengacu pada panduan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud).

Tujuan penerapan SKS adalah memudahkan mahasiswa dalam menentukan beban studi dan mata kuliah selama satu semester.

SKS bukan hanya tentang angka. Satuan ini berfungsi penting dalam alur perkuliahan. Adapun beberapa fungsi SKS adalah sebagai berikut:

  • Sebagai acuan dalam pengukuran intensitas pembelajaran mahasiswa.
  • Sebagai indikator perhitungan nilai IP (Indeks Prestasi) dan keberhasilan mahasiswa selama menjalankan perkuliahan.
  • Membantu mahasiswa merencanakan dan mengatur jadwal perkuliahan berdasarkan jumlah yang akan diambil dalam satu semester ke depan.
  • Mengukur seberapa jauh kemampuan mahasiswa dalam menanggung beban studi.

Berapa SKS Agar Lulus Kuliah?

SKS adalah salah satu syarat bagi mahasiswa untuk bisa menyelesaikan studinya di perguruan tinggi. Beban studi yang dapat diambil dalam satu semester paling banyak, yaitu 24 SKS.

Namun, jumlah tersebut tetap bergantung pada nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) atau IPS (Indeks Prestasi Semester) mahasiswa.

Apabila IPK semester 1 adalah 3,5 dan semester 2 turun menjadi 2,75, maka SKS yang bisa diambil akan lebih sedikit di semester berikutnya. Jadi, jumlahnya per semester dapat berbeda.

Terdapat kampus yang menerapkan sistem SKS dalam bentuk paket. Alhasil, jumlah beban studi antarmahasiswa tidak ada perbedaan. Lantas, berapa SKS agar lulus kuliah?

Nah, perlu diketahui bahwa setiap jenjang pendidikan lanjutan memiliki jumlah SKS yang berbeda. Berikut ini adalah rinciannya.

  • Program Diploma Satu (D1): 36 SKS.
  • Program Diploma Dua (D2): 72 SKS.
  • Program Diploma Tiga (D3): 108 SKS.
  • Program Diploma Empat (D4) dan Strata Satu (S1): 144 SKS.
  • Program Profesi: minimal 24 SKS, kecuali Profesi Dokter karena biasanya lebih mencakup koas.
  • Program Program Magister, Magister Terapan, dan Spesialis: 36 SKS.
  • Program Doktor, Doktor Terapan, dan Subspesialis: 42 SKS.


Baca juga: Biaya Pendidikan di Indonesia Berdasarkan Jenjangnya

Perbedaan SKS dan KRS

Istilah SKS dan KRS sering kali tertukar, terutama mahasiswa baru yang masih beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan. Sebetulnya, SKS dan KRS tidaklah sama.

Namun, keduanya saling berkaitan. Apabila dilihat berdasarkan kepanjangannya, maka tampak jelas bahwa SKS dan KRS berbeda.

KRS adalah kepanjangan dari Kartu Rencana Studi. KRS merujuk pada daftar mata kuliah dalam satu semester yang diambil oleh mahasiswa.

Agar dapat mengikuti pembelajaran di semester baru, mahasiswa harus memilih dan menyusun KRS kuliah terlebih dahulu sesuai program studi yang ditekuni.

Nah, dalam KRS ada informasi terkait mata kuliah beserta jumlah SKS, mulai dari 2 SKS, 3 SKS, 4 SKS, hingga 6 SKS, identitas mahasiswa, tahun akademik, dan lain sebagainya.

Jadi, bisa dikatakan bahwa SKS adalah bagian penting dalam KRS kuliah. Perlu diketahui bahwa KRS biasanya bisa diisi jika mahasiswa telah melunasi biaya kuliah. Namun, ketentuan ini bergantung pada kebijakan setiap perguruan tinggi. 

Berikut ini adalah contoh SKS kuliah secara umum yang tercantum di dalam KRS (Kartu Rencana Studi):

gambar

Tips Menyusun SKS Perkuliahan

Penyusunan SKS sangat penting untuk menjalankan aktivitas pembelajaran dalam setiap semester. Adapun tips menyusun SKS perkuliahan adalah sebagai berikut:

  • Cobalah untuk memahami persyaratan program studi yang ditekuni terkait jumlah SKS per semester.
  • Melakukan identifikasi mata kuliah wajib dan pilihan untuk menentukan skala prioritas.
  • Memprioritaskan mata kuliah utama karena berperan dalam menunjang tujuan akademis dan sebagai persyaratan pengambilan mata kuliah yang lain.
  • Menentukan SKS sesuai kemampuan dan kapasitas dalam menjalankan studi. Hitunglah dengan detail agar kehidupan pribadi dan pendidikan bisa berjalan seimbang.
  • Memperhatikan prasyarat mata kuliah yang wajib dipenuhi sebelum menentukan mata kuliah tertentu. Biasanya, ada mata kuliah yang hanya bisa dipilih di semester tertentu.
  • Melakukan konsultasi dengan DPA (Dosen Pembimbing Akademik) untuk mendiskusikan terkait rencana studi.
  • Mengevaluasi perencanaan studi per semester. Sebaiknya, sesuaikan rencana dengan pengalaman dan tujuan akademis sehingga lebih terstruktur sekaligus optimal.


Demikian pembahasan mengenai SKS, termasuk fungsi, jumlah, contoh, tips menyusun, dan perbedaannya dengan KRS.

Untuk menempuh pendidikan tinggi, ada banyak persiapan yang harus dipikirkan. Salah satu yang penting adalah mengenai finansial.

Sebaiknya, siapkan kebutuhan biaya kuliah di masa depan sedari awal. Pertimbangkan untuk menabung emas di Pegadaian sebagai bentuk investasi.

Layanan dari Pegadaian ini menawarkan jaminan emas bernilai 24 karat dengan pembelian awal yang terjangkau, yakni minimal Rp10 ribuan saja.

Sebelum menabung emas, pastikan untuk mengajukan pembukaan rekening aktif lewat aplikasi Pegadaian Digital atau di kantor cabang Pegadaian terdekat.

Jika prosesnya berhasil, kamu dapat mulai menabung emas secara konsisten. Nantinya, saldo yang terhimpun bisa dicairkan dengan cara gadai atau buyback untuk kebutuhan kuliah.

Di samping itu, kamu juga bisa berkesempatan untuk mencetaknya menjadi emas fisik atau mengirimkannya ke sesama pemegang rekening Tabungan Emas.

Untuk mengetahui berapa gram emas yang dapat dibeli, maka hitunglah menggunakan fitur Simulasi Tabungan Emas dari Pegadaian.

Nah, tunggu apa lagi? Mari tambah peluang cuan dengan menabung emas sekarang juga di Pegadaian.

Baca juga: Cara Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak Untuk Masa Depan Lebih Baik

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved