Zakat Emas: Ketentuan dan Jenisnya
Ketika kita punya banyak harta berlebih, disitulah ada hak orang lain yang dititipkan pada kita. Salah satu cara menyalurkannya adalah melalui zakat.
Zakat merupakan sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam dengan beberapa ketentuan yang telah ditetapkan. Zakat ini nantinya akan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya, seperti fakir miskin, amil, muallaf, fi sabilillah, atau ibnu sabil. Di dalam Rukun Islam, membayar zakat ada di urutan ketiga setelah mengucap syahadat dan menjalankan sholat.
Zakat dan Jenisnya
Zakat merupakan ibadah yang diwajibkan kepada orang yang masuk golongan tertentu, dan tidak pada semua Muslim diwajibkan untuk membayar zakat. Ada kriteria-kriteria tertentu apakah seorang muslim sudah berkewajiban membayar zakat atau belum. Berikut adalah golongan yang berkewajiban membayar zakat:
- Kelompok pertama, para Muslim yang masih hidup setelah terbenamnya matahari di akhir Ramadhan. Jika meninggal usai matahari terbenam, maka ia tetap terkena kewajiban zakat. Hal ini berbeda dengan anak yang lahir setelah terbenam matahari, yang tidak diwajibkan untuk membayar zakat.
- Kelompok yang memiliki kesanggupan dan kemudahan serta mereka yang memiliki makanan melebihi kebutuhannya untuk Hari Raya.
- Seseorang wajib membayar zakat baik dirinya maupun orang yang menjadi tanggungannya (dinafkahi), yang meliputi istri, anak, saudara. Seseorang tidak wajib membayarkan zakat untuk budak, kerabat, dan istrinya yang beragama di luar Islam sekalipun mereka wajib dinafkahi.
Zakat dibagi menjadi dua macam, yaitu zakat fitrah atau zakat nafs (badan) dan zakat mal yang berupa emas dan perak, hewan ternak, makanan pokok, buah-buahan, dan aset perdagangan. Pada zakat fitrah, zakat yang diberikan dalam bentuk bahan makanan pokok di daerah setempat. Di Indonesia zakat diberikan dalam bentuk beras. Hal ini karena sebagian besar makanan pokok di Indonesia adalah nasi yang berasal dari beras. Maka, zakat fitrah yang dikeluarkan adalah beras dengan ukuran satu sha’ atau sekitar 2,7 kilogram.
Baca Juga: Perbedaan Zakat dan Fitrah
Bagaimana dengan Zakat Emas?
Dilansir dari laman Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), zakat emas adalah sejumlah zakat yang dikenakan atas emas, perak, atau logam lainnya yang sudah mencapai nisab dan haulnya. Terdapat syarat emas yang wajib dizakati, yaitu:
- Milik Sendiri, yaitu kepemilikan atas emas dimiliki secara sempurna dan sah, bukan pinjaman atau milik orang lain.
- Sampai Haul-nya, artinya emas sudah tersimpan selama satu tahun berjalan.
- Sampai Nisab-nya, artinya emas yang dimiliki sudah mencapai batasnya untuk dikategorikan sebagai harta yang wajib dizakati. Nisab zakat emas sendiri adalah sebesar 85 gram.
Zakat emas yang harus dibayarkan sejumlah 2,5 persen atas emas yang dimiliki. Adapun rumus atau cara menghitung zakat emas adalah 2,5% x Jumlah emas yang tersimpan selama 1 tahun
Contoh:
Jika memiliki 100 gram emas yang sudah tersimpan selama satu tahun, maka emas tersebut sudah wajib untuk dizakatkan. Kemudian nilai emas tersebut perlu di konversikan dulu dengan harga harga emas saat hendak ingin menunaikan zakat, misalnya Rp. 900.000,-/gram, maka 100 gram senilai Rp90.000.000,-. Sehingga, zakat emas yang perlu dibayarkan adalah 2,5% x Rp90.000.000,- = Rp2.250.000,-.
Demikian ulasan mengenai zakat emas dan cara menghitungnya. Segera bayar zakat agar hidup semakin berkah, menyucikan diri sekaligus berbagi rezeki kepada mereka yang kurang mampu. Bagi kita yang ingin membayar zakat namun tidak memiliki waktu datang ke Masjid, kini Pegadaian telah bekerjasama dengan BAZNAS. Pembayaran zakat dapat dilayani di kantor Pegadaian seluruh Indonesia. Pembayaran zakat menjadi lebih mudah. Segera kunjungi kantor Pegadaian terdekat dan temukan berbagai kemudahan lainnya.
Artikel Lainnya
Wirausaha
Income Statement: Arti, Unsur, Jenis, Fungsi, & Cara Buatnya
Income statement adalah penyajian informasi seputar pemasukan, pengeluaran, laba, dan rugi dari suatu badan usaha. Yuk, pelajari selengkapnya di sini!
Investasi
Divestasi: Pengertian, Tujuan, Dampak, Metode, dan Contohnya
Divestasi adalah pengurangan nilai aset dengan tujuan untuk meraup keuntungan lebih banyak di masa mendatang. Mari simak informasi selengkapnya di sini.
Keuangan
Budget: Arti, Fungsi, Tujuan, & Bedanya dengan Budgeting
Budget adalah anggaran atau perkiraan untuk pemasukan dan pengeluaran bisnis dalam periode tertentu. Mari simak pembahasannya di artikel ini.