Skema Ponzi: Apa Itu, Ciri-Ciri, dan Tips Cermat Berinvestasi

Investasi bertujuan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Tentu saja dalam berinvestasi, kita berharap mendapatkan banyak keuntungan untuk mencapai tujuan di masa depan. Hal ini membuat banyak orang yang mudah diiming-imingi investasi dengan imbal hasil yang besar dalam waktu singkat. Tapi, sebagai calon investor, kita harus cermat sebelum berinvestasi agar tidak terjerat ke dalam skema Ponzi. 

Apa itu Skema Ponzi?

Skema Ponzi adalah penipuan dalam investasi di mana klien dijanjikan untung besar tanpa risiko dalam waktu singkat. Perusahaan yang terlibat dalam skema ponzi ini memusatkan seluruh energinya untuk menarik klien baru guna melakukan investasi.
Investasi dengan skema ponzi ini berasal dari perputaran uang dari anggotanya sendiri. Skema ini memberikan pengembalian kepada investor yang lebih dulu. Untuk investor baru yang ingin mendapatkan keuntungan, maka akan dibayar dengan uang dari investor baru lainnya. Pola ini akan terus berjalan sehingga membuat para investor terus mencari investor-investor baru untuk mendapatkan keuntungan. Namun, apabila aliran uang habis, skema tersebut akan berantakan.
Owner perusahaan skema ponzi ini bahkan tidak ragu untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas bodong, seperti kantor sewaan, produk investasi fiktif, dan lain sebagainya untuk memberikan kesan kredibel dan bonafit sehingga membuat calon investor percaya untuk menanamkan modalnya pada investasi bodong tersebut. 

Ciri-ciri Investasi Dengan Skema Ponzi

Terdapat beberapa karakteristik yang menjadi tanda bahwa sebuah investasi tersebut menjalankan skema Ponzi. Ciri-ciri ini antara lain:

1. Menjanjikan Hasil yang Tinggi dengan Risiko Rendah

Skema ponzi menjanjikan imbalan tinggi dengan risiko rendah. Padahal setiap investasi memiliki prinsip “high risk high return”. Artinya, semakin besar hasil yang ingin diperoleh maka semakin besar pula risiko yang harus dihadapi. 

1. Investasi Tidak Terpengaruh Oleh Pergerakan Ekonomi 

Setiap instrumen investasi akan memberikan hasil sesuai dengan kondisi ekonomi saat itu. Jika ekonomi sedang baik, maka imbal hasilnya juga cenderung meningkat. Begitupun sebaliknya. Namun, investasi dengan skema ponzi ini akan memberikan hasil yang konsisten secara terus menerus tidak peduli dengan kondisi ekonomi. 

1. Strategi Investasi Dirahasiakan atau Dijelaskan dengan Rumit

Strategi investasi skema ini dirahasiakan atau dijelaskan dengan rumit sehingga sulit dimengerti oleh investor yang kemudian menerima hasil apa adanya.

1. Investor tidak Diberikan Akses untuk Melihat Dokumen Investasi

Investor tidak diberikan akses untuk melihat dokumen investasi. Ini bisa terjadi karena memang tidak ada dokumen atau bahkan menggunakan investasi yang ilegal sehingga investor akan sulit mengevaluasi investasi.

1. Sulitnya Menarik Dana

Investor yang terjerat pada skema ponzi ini akan sulit untuk mengambil dana investasi. Hal ini karena dana yang sudah diserahkan telah digunakan untuk membayar keuntungan bagi investor lain atau digunakan untuk keperluan pribadi pelaku skema Ponzi.
Baca Juga: Ciri Investasi Bodong

Tips Cermat dalam Berinvestasi

Saat ini, sudah banyak jenis instrumen investasi yang bisa dipilih, mulai dari investasi jangka pendek hingga jangka panjang. Bahkan di era digital saat ini pun menghasilkan uang secara online bukan hal yang mustahil. Namun, investasi online juga rawan dengan investasi bodong. 
Hal ini bisa dilihat dari adanya fenomena aplikasi yang bisa memberi keuntungan hanya dengan menonton video, mengklik postingan, atau membaca berita dalam kurun waktu tertentu setiap harinya.
Kemudian, aplikasi tersebut juga terdapat semacam uang pendaftaran yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari anggota baru. Lalu anggota baru tersebut akan mendapatkan keuntungan dari anggota selanjutnya yang lebih baru, sehingga yang terjadi adalah skema ponzi yang akan berhenti ketika tidak ada lagi anggota baru.
Masyarakat awam atau calon investor yang baru mulai berinvestasi, memang rawan terjebak investasi bodong. Tapi bukan berarti harus takut untuk berinvestasi. Kuncinya, adalah cermat memilih instrumen dan perusahaan investasi dan memilih produk investasi resmi yang legal dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, tips untuk berinvestasi lainnya adalah dengan meninjau ulang apakah instrumen investasi tersebut terdampak parah saat terjadi krisis ekonomi. Dalam hal ini, kita bisa memilih berinvestasi emas karena nilai emas biasanya lebih tinggi saat terjadi krisis ekonomi. Hal ini karena emas yang memang tahan terhadap inflasi. 
Salah satu lembaga keuangan yang menyediakan layanan investasi emas aman dan terpercaya adalah Pegadaian. Saat ini, investasi emas juga lebih mudah dan bisa dilakukan kapan saja dimana saja melalui aplikasi yang aman melalui aplikasi Pegadaian Digital.
Melalui Tabungan Emas di Aplikasi Pegadaian Digital, masyarakat bisa mendapatkan layanan penjualan dan pembelian emas secara online yang juga dilengkapi dengan fasilitas penitipan emas. Dengan Tabungan Emas, semua jadi lebih praktis karena tidak harus pergi ke outlet Pegadaian untuk membeli emas. Masyarakat juga bisa mencairkan dana Tabungan Emas baik dari dana tabungan atau hasil penjualan emas. Aplikasi Pegadaian Digital tersedia di Google Play Store dan App Store. Dalam aplikasi ini, proses pendaftaran dan penyetoran awal Tabungan Emas pun dapat dilakukan secara online.
Saat ini sudah banyak jenis instrumen investasi yang bisa kita pilih untuk rencana keuangan di masa depan. Namun, pastikan untuk memahami setiap jenis investasinya dan jangan mudah tergiur dengan investasi dengan keuntungan yang besar dalam waktu singkat tanpa meninjau ulang setiap produk yang ditawarkan. Untuk berinvestasi secara mudah dan aman, kita bisa memilih investasi emas yang juga tersedia di aplikasi Pegadaian Digital.