Harga Emas Saat Resesi, Terjadi Kenaikan atau Penurunan?

Emas dengan warna kuning khasnya memiliki nilai tinggi di pasar. Sekalipun terjadi fluktuasi, harga emas saat resesi cenderung stabil.
Bahkan, berdasarkan histori, emas pernah mengalami kenaikan harga yang signifikan saat terjadi resesi.
Adapun pergerakan harga emas sendiri disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk ketersediaan emas di pasar yang cukup terbatas, suku bunga, nilai tukar, dan inflasi.
Lantas, harga emas saat resesi naik atau turun? Agar dapat memahami sepenuhnya, mari simak penjelasan singkatnya di bawah ini.

Pengaruh Resesi Terhadap Harga Emas

Saat terjadi resesi, semua barang mengalami penurunan harga, mulai dari mata uang, pasar saham, real estate, dan properti.
Ketersediaan barang yang berlebihan akan mendorong terjadinya hyperinflation. Hal ini terjadi di Jerman pada periode 1920-an di mana terlalu banyak peredaran uang tanpa diimbangi daya beli masyarakat.
Namun di kondisi tersebut emas memiliki performa bagus selama resesi. Harga emas saat resesi cenderung naik karena jumlahnya terbatas di pasar.
Pada akhir resesi, investor emas berpeluang untuk mengurangi kerugian dan bahkan mendapatkan keuntungan 
Peningkatan harga emas saat resesi tidak dapat dipastikan, namun peluangnya besar. Sebagai contoh, harga emas terpantau naik secara signifikan saat resesi yang terjadi pada tahun 2020.
Di saat kurs rupiah melemah terhadap dolar AS, harga emas mengalami kenaikan sepanjang tahun 2020.
Melihat histori resesi pada tahun 2020 tersebut, investasi emas dapat mendatangkan keuntungan besar di akhir tahun.

Bagaimana Harga Emas Saat Resesi?

Menilik harga emas saat resesi 2020 bisa memberikan gambaran keuntungan dari investasi emas di saat kondisi ekonomi tidak stabil.
Terjadinya pandemi menyebabkan resesi yang membuat terjadinya perlambatan ekonomi. Namun, kondisi ini tidak begitu berdampak pada emas.
Pada 28 Juli 2020, harga emas dunia naik tinggi hingga menyentuh angka US$1.980,56 per troy ons.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), perhiasan permata menjadi ekuitas emas yang paling banyak diekspor pada bulan April 2020.
Pengiriman terbanyak dilakukan ke Singapura, Hong Kong, dan Swiss dengan nilai ekspor tercatat sebesar US$12.19 miliar.
Baca juga: Menabung Dollar atau Emas, Mana yang Lebih Menguntungkan? 

Keuntungan Investasi Emas Saat Resesi

Melihat histori pergerakan emas saat resesi 2020, bisa disimpulkan bahwa peluang keuntungan investasi menjadi lebih besar.
Di saat harga properti, saham, dan kebanyakan aset lain mengalami penurunan, emas dengan ketersediaannya yang terbatas mengalami kenaikan pesat.
Maka dari itu, perkiraan harga emas saat resesi cenderung positif berdasarkan kenaikannya di resesi pada tahun 2020 dan empat periode resesi lainnya sejak 1970-an.
Adapun kenaikan harga emas saat resesi dapat memberikan sahabat keuntungan dalam investasi, seperti:

1. Diversifikasi Portofolio

“Don’t put all your eggs in one basket”. Peribahasa itu sangat penting dalam menjalankan investasi.
Seorang investor perlu menyebarkan investasinya di aset-aset yang berbeda. Pergerakan nilai emas dan saham yang berkebalikan saat resesi menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.
Jadi, jika nilai aset berharga lainnya turun, nilai emas yang naik saat resesi masih bisa membuat prospek yang positif dalam berinvestasi.
Meskipun nilai peningkatan emas tidak setinggi saham, kestabilannya di saat terjadi resesi membuatnya menjadi aset berharga yang perlu diperhitungkan.

2. Likuiditas Tinggi

Selain harga emas saat resesi yang cenderung naik, tingkat likuiditasnya yang tinggi pun perlu menjadi pertimbangan dalam berinvestasi.
Ketidakstabilan ekonomi membuat pemenuhan kebutuhan dana darurat menjadi penting dilakukan di saat yang tidak terduga.
Emas bisa menjadi sumber dana darurat yang terjamin karena bisa dicairkan dengan mudah kapan saja.
Pemilik atau investor emas dapat menjual atau menggadai emas di lembaga pergadaian resmi seperti Pegadaian.
Agar mendapatkan harga penjualan yang optimal, pastikan untuk menyertakan surat emas. Apabila surat emas hilang, maka gadai bisa jadi pilihan, karena gadai tidak membutuhkan surat emas.

Mari Investasi Emas Mulai Sekarang di Pegadaian

Melihat harga emas saat resesi yang cenderung naik, pastinya membuat sahabat penasaran dengan keuntungan dari investasi emas, bukan?
Investasi emas kini bisa dilakukan dengan cara yang mudah. Emas tidak perlu disimpan dalam bentuk fisik secara mandiri di rumah.
Sahabat bisa mempercayakan Pegadaian untuk membantu investasi emas menjadi lebih aman dengan layanan Tabungan Emas.
Dengan Tabungan Emas dari Pegadaian, sahabat bisa mendapatkan emas 24 karat bersertifikat yang disimpan dengan aman.
Pembelian pun terjangkau mulai Rp10 ribu dengan biaya pengelolaan rekening hanya Rp30 ribu per tahun.
Tabungan Emas bisa diisi setiap waktu, tanpa ada batasan nominal. Jadi, sahabat bisa mengalokasikan dana tabungan emas sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Apabila membutuhkan dana darurat dengan cepat, sahabat bisa menggadaikan tabungan emas yang dimiliki. Mudah dan praktis, bukan?
Selain sebagai dana darurat, Tabungan Emas juga bisa digunakan sebagai investasi jangka panjang yang dapat membantu sahabat mempersiapkan dana pensiun mulai sekarang.
Itulah penjelasan singkat seputar harga emas saat resesi yang dapat membantu sahabat mengantisipasi kerugian investasi.
Agar dapat mengantisipasi ketidakstabilan ekonomi di kemudian hari, sebaiknya sahabat berinvestasi emas mulai hari ini.
Jadi, jangan ragu. Mari mulai investasi emas dengan Pegadaian!
Baca juga: Begini Cara Menghitung Bunga Gadai Emas Pegadaian yang Tepat