Pahlawan Revolusi: Sejarah & Daftar Tokohnya di Indonesia

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Inspirasi

13 October 2025
Bagikan :
image detail artikel

Selama masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, tokoh yang turut berjuang dan berjasa luar biasa bagi bangsa maupun negara diberikan gelar pahlawan.

Terdapat banyak jenis gelar kehormatan yang termasuk dalam Pahlawan Nasional Indonesia, salah satunya Pahlawan Revolusi. 

Sesuai namanya, Pahlawan Revolusi adalah gelar untuk tokoh yang telah berjasa dalam peristiwa revolusi. Lantas, siapa sajakah penyandang gelar Pahlawan Revolusi Indonesia? Simak di artikel ini, ya.

Apa Itu Pahlawan Revolusi?

Pahlawan Revolusi adalah gelar kehormatan bagi sejumlah petinggi TNI AD (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat) yang gugur dalam peristiwa pemberontakan G30S/PKI.

Pahlawan Revolusi juga dapat merujuk pada tujuh perwira TNI AD yang menjadi korban G30S/PKI.

Gelar tersebut diberikan secara resmi berdasarkan beberapa Keputusan Presiden pada 1965. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2009, Pahlawan Revolusi diakui sebagai Pahlawan Nasional.

Demi mengenang pengorbanan maupun jasanya, maka dibangunlah Monumen Pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan PKI yang terletak di daerah Pondok Gede, Jakarta Timur.

Sejarah Pahlawan Revolusi Indonesia

Terdapat satu peristiwa penting di Indonesia yang menjadi sejarah lahirnya Pahlawan Revolusi, yaitu G30S/PKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia).

G30S/PKI adalah pemberontakan PKI dengan tujuan untuk mengubah ideologi negara. Peristiwa ini berlangsung hingga 1 Oktober 1965 dini hari.

Pemicunya adalah ketegangan politik yang terjadi pada awal 1960-an. Ada persaingan kekuasaan yang tajam antara Presiden Soekarno, partai politik, dan kelompok militer.

Di tengah situasi ini, muncul pula ketegangan antara PKI dan kelompok militer, terutama TNI AD. Pasalnya, PKI telah tumbuh menjadi salah satu kekuatan politik paling besar di Indonesia.

Keberadaan mereka dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional dan Pancasila. Kemudian, pada 30 September 1965 PKI melakukan gerakan pemberontakan. Namun, peran PKI sebagai dalang tunggal dalam pemberontakan ini masih menjadi kontroversi akademik.

Mereka berusaha mengambil alih kekuasaan negara dengan cara menculik dan membunuh para petinggi TNI AD yang dinilai berseberangan.

Aksi penculikan terhadap beberapa petinggi TNI AD dipimpin oleh Letkol Untung (saat itu merupakan Komandan Batalyon I Tjakrabirawa) bersama sekelompok pasukan.

Mereka menyiksa dan membunuh secara kejam. Lalu, jasad para korban dibuang di sebuah sumur tua yang berlokasi di Lubang Buaya, Jakarta.

PKI menuduh bahwa terdapat Dewan Jenderal, yaitu sebuah konspirasi fiktif yang dituduhkan akan melakukan kudeta atau penggulingan kekuasaan Presiden Soekarno.

PKI menyebut bahwa tindakan atas nama Gerakan 30 September merupakan upaya untuk menyelamatkan negara dari Dewan Jenderal.

Pada 1 Oktober 1965 pagi hari, gerakan tersebut berhasil dipadamkan oleh Mayor Jenderal Soeharto (saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat).

Daftar Tokoh Pahlawan Revolusi Indonesia

G30S/PKI termasuk salah satu momen paling kelam selama sejarah Indonesia. Ada 10 nama yang menjadi korban dalam tragedi ini. Berikut adalah daftar tokoh yang tercatat sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia dalam sejarah:

1. Jendral (Anumerta) Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani adalah tokoh pertama yang menyandang gelar sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia. Beliau dikenal sebagai sosok antikomunis. 

Jenderal Ahmad Yani diculik pada 30 September 1965 dini hari. Beliau diketahui tidak bernyawa dengan luka tembak oleh pasukan penculik (afiliasi PKI).

Jasadnya dibawa lalu dimasukkan ke sumur tua di Lubang Buaya. Akibat momen ini, Jenderal Ahmad Yani mendapatkan gelar kehormatan anumerta sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia.

2. Letnan Jenderal (Anumerta) Suprapto

Letnan Jenderal Suprapto adalah Deputi Kepala Staf Angkatan Darat yang juga merupakan Pahlawan Revolusi Indonesia.

Penyebab pemberian gelar ini karena beliau termasuk dalam korban peristiwa G30S/PKI bersama para petinggi TNI AD lainnya.

Letnan Jenderal Suprapto menjadi target sebab diperkirakan karena perbedaan pandangan dengan PKI, termasuk rencana angkatan kelima.

3. Letnan Jenderal (Anumerta) S. Parman

Pahlawan Revolusi selanjutnya adalah Letnan Jenderal Siswondo Parman. Ia turut menjadi korban pemberontakan G30S/PKI.

Alasannya diketahui karena Letnan Jenderal S. Parman dinilai menghalangi pembentukan angkatan kelima yang diajukan oleh PKI, namun hal ini masih belum bisa terbukti secara akademik.

Baca juga: Mengenal 5 Pahlawan Ekonomi Indonesia

4. Letnan Jenderal (Anumerta) M.T Haryono

Letnan Jenderal M.T Haryono memiliki karier militer yang bagus. Ia telah beberapa kali menduduki posisi penting. Posisi terakhirnya adalah sebagai Deputi III Menpangad.

Pada 30 September 1965, ia diculik dan dieksekusi di kediamannya. Jenazahnya dibawa dan dimasukkan ke sumur tua di wilayah Lubang Buaya bersama korban penculikan lainnya.

5. Mayor Jenderal (Anumerta) D.I. Pandjaitan

Mayor Jenderal D.I Pandjaitan adalah Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat. Alasan penculikan dan pembunuhan D.I. Pandjaitan masih belum dapat dibuktikan secara akademik.

Namun, gelar Pahlawan Revolusi diberikan karena ia termasuk salah satu petinggi TNI AD yang menjadi korban keganasan tragedi G30S/PKI.

6. Mayor Jenderal (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo

Berikutnya, pejuang yang ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi adalah Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo akibat dari peristiwa G30S/PKI.

Ia pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo dan pada 1961 menjadi Inspektur Kehakiman Militer Utama. 

Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo merupakan salah satu anggota TNI AD yang termasuk korban penculikan G30S/PKI.

7. Kapten (Anumerta) Pierre Tendean

Kapten Pierre Tendean diketahui menjadi korban peristiwa G30S/PKI. Ketika bertugas di rumah Jenderal A.H. Nasution, ia dibawa hidup-hidup bersama korban lain dan kemudian dibunuh.

Korban lainnya yang tewas adalah Ade Irma Nasution (putri bungsu Jenderal A.H. Nasution) yang terluka tembak saat peristiwa tersebut dan meninggal keesokan harinya.

8. AIPDA (Anumerta) Karel Satsuit Tubun

AIPDA Karel Satsuit Tubun bukanlah anggota TNI AD, melainkan Polri yang menjadi ajudan Dr. Leimena. Sebenarnya, ia bukanlah target penculikan G30S/PKI.

Sewaktu mengepung kediaman Jenderal A.H. Nasution, pasukan penculik juga melumpuhkan pengawal Dr. Leimena (tetangga Jenderal A.H. Nasution).

Saat itu, AIPDA Karel Satsuit Tubun yang sedang mendapatkan jatah tidur di pos jaga dibangunkan dengan kasar. Setelah melakukan perlawanan, ia akhirnya gugur.

Baca juga: Makna Hari Pahlawan bagi Generasi Muda

9. Brigadir Jenderal (Anumerta) Katamso Darmokusumo

Selama menjalankan pemberontakan G30S, PKI juga mengincar Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo. 

Tidak seperti korban lain, jenazah Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo ditemukan pada 21 Oktober 1965 setelah dilakukan pencarian besar-besaran dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.

10. Kolonel (Anumerta) Sugiyono Mangunwiyoto

Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto adalah korban lainnya yang diculik dan dibunuh bersama Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo.

Pada saat itu, keduanya diculik dan dibawa ke Kentungan. Arsip nasional mencatat bahwa ia dibunuh secara kejam oleh pasukan G30S/PKI.

Demikian pembahasan mengenai apa itu Pahlawan Revolusi, sejarahnya di Indonesia, beserta daftar tokoh yang mendapatkan gelar anumerta tersebut.

Sebagai anak bangsa, pembelajaran terkait sejarah negara dapat memperkaya wawasan, apalagi menjelang momen Sumpah Pemuda yang menandakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Jadikanlah semangat patriotisme pejuang masa lampau untuk memperjuangkan masa depan yang lebih baik bagi generasi saat ini dan di masa depan.

Semangat tersebut pun dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. Dari sisi finansial, realisasikan semangat itu dengan cara berinvestasi.

Lakukan investasi secara aman melalui Tabungan Emas di Pegadaian. Menabung emas memberikan berbagai keuntungan menjanjikan.

Di antara instrumen investasi lain, emas dikenal cenderung bernilai lebih stabil dan tahan terhadap laju inflasi. Tingkat likuiditasnya yang tinggi membuat emas mudah untuk dicairkan kembali.

Emas juga cocok dijadikan sebagai instrumen investasi bagi investor pemula. Terlebih, Tabungan Emas menawarkan pembelian awal terjangkau, yaitu minimal Rp10 ribuan.

Pembukaan rekening aktif hingga transaksinya dapat dilakukan melalui aplikasi Pegadaian Digital atau langsung di kantor cabang Pegadaian terdekat.

Untuk mengetahui berapa gram emas yang bisa dibeli, kamu bisa menghitungnya menggunakan fitur Simulasi Tabungan Emas

Bagaimana, tertarik untuk bertransaksi? Yuk, segera tingkatkan peluang cuan dengan menabung emas secara praktis di Pegadaian!

Baca juga: Jangan BAPER, Ini 5 Tradisi Perayaan Hari Kemerdekaan di Indonesia

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2025 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved