Puasa Syawal: Niat, Hukum, Tata Cara, dan Keutamaannya

Setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan, umat Islam merayakan kemenangan dengan Idulfitri pada bulan Syawal.
Namun, perayaan Idulfitri bukan hanya satu-satunya cara mengawali bulan Syawal yang disarankan dalam agama Islam.
Ibadah puasa Syawal juga bisa menambah pahala. Meskipun sunah, ibadah ini dianjurkan karena keutamaannya.
Ingin tahu bagaimana cara berpuasa Syawal dengan tepat? Simak ulasan selengkapnya pada pembahasan di bawah ini.
Bacaan Niat Puasa Syawal
Sebelum menjalankan ibadah puasa Syawal, umat Islam bisa mengucapkan niat yang berbunyi sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Bagi yang tidak sempat berniat di hari sebelumnya bisa mengucapkan niat puasa Syawal berikut ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Hukum Puasa Syawal
Puasa Syawal memiliki hukum sunah secara umum. Hukum ini berlaku bagi yang tidak memiliki tanggungan atau berutang puasa selama di bulan Ramadan.
Sementara itu, orang yang memiliki tanggungan puasa karena beberapa alasan, seperti sakit, bepergian jauh, dan lainnya, hukumnya menjadi makruh.
Namun, perlu diingat bahwa puasa Syawal dasarnya merupakan ibadah sunah sehingga tidak perlu diutamakan atau didahulukan sebelum ibadah wajib.
Baca juga: Perbanyak Pahala dengan 5 Amalan Nisfu Sya’ban Ini
Keutamaan Puasa Syawal
Puasa Syawal dijelaskan dalam hadis riwayat Muslim. Di dalamnya berisi keterangan lama puasa dan pahala bagi yang melaksanakannya. Berikut bunyi hadis tersebut:
مَنْ صَامَ رَمَضانَ ثُمَّ أَتَبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كانَ كصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (ganjaran) puasa selama setahun penuh.”
Berpuasa Syawal tidak hanya dapat menambah pahala, namun juga memberikan sejumlah manfaat lain, seperti:
1. Menyempurnakan Ibadah Puasa Ramadan
Setelah berpuasa di bulan Ramadan, ibadah puasa selama enam hari di bulan Syawal bersifat menyempurnakan.
Puasa Syawal dan puasa Ramadan bisa diibaratkan seperti salat sunah rawatib sebelum atau setelah salat fardu.
2. Menunjukkan Rasa Syukur
Menjalankan puasa Syawal merupakan cara untuk bersyukur kepada Allah atas segala anugerah yang diberikan di bulan Ramadan, baik berupa kelancaran ibadah maupun ampunan yang dijanjikan.
3. Menandakan Diterimanya Ibadah di Bulan Ramadan
Melaksanakan puasa Syawal menunjukkan konsistensi dalam beribadah. Hal ini mengindikasikan bahwa amal ibadah di bulan Ramadan telah diterima.
Keputusan untuk melanjutkan berpuasa di bulan Syawal menunjukkan bahwa seseorang memahami bahwa amalan baik perlu diteruskan.
4. Memantapkan Kesungguhan Ibadah
Berpuasa di awal bulan Syawal menandakan kesungguhan dalam beribadah di luar kewajiban di bulan Ramadan.
Kesungguhan tersebut menunjukkan bahwa seseorang tidak dengan mudah memutus ibadahnya.
Tata Cara Puasa Syawal
Seperti yang disebutkan sebelumnya, puasa Syawal hanya dilaksanakan selama enam hari. Ibadah puasa sunah ini bisa dimulai setelah hari raya Idulfitri.
Umat Muslim bisa mulai berpuasa pada tanggal 2 Syawal dan mengakhirinya pada tanggal 7 Syawal. Jika berpuasa di luar tanggal tersebut, meskipun tidak berurutan, tetap mendapatkan pahala puasa wajib yang setara setahun.
Keutamaan tersebut juga berlaku bagi orang yang melakukan qadha atau menunaikan nazar puasa di bulan Syawal.
Untuk menjalankan ibadah puasa sunah di bulan Syawal ini, kamu bisa mengikuti tata cara berikut:
- Berniat untuk berpuasa yang dilakukan pada tanggal 2–7 Syawal.
- Berpuasa secara berurutan. Namun, diperbolehkan untuk berpuasa selama enam hari secara tidak berurutan atau terpisah.
- Disarankan untuk mengganti (qadha) puasa Ramadan yang hukumnya wajib terlebih dahulu.
- Puasa pengganti (qadha) lebih diutamakan daripada puasa enam hari di bulan Syawal. Maka dari itu, sifatnya lebih diutamakan daripada puasa Syawal.
Itulah penjelasan terkait puasa Syawal yang perlu diketahui oleh umat Muslim untuk mengoptimalkan ibadah setelah bulan Ramadan.
Bulan Syawal merupakan fresh start bagi kamu yang telah berhasil menjalani bulan Ramadan. Untuk itu, sebaiknya jangan memutuskan ibadah yang telah konsisten dilakukan.
Selain menambah pahala dengan berpuasa sunah, jangan lupa untuk memperhatikan aspek keuangan agar kelangsungan hidup terjamin.
Untuk itu, kamu bisa menambah keuntungan dengan berinvestasi secara aman melalui Tabungan Emas di Pegadaian.
Dengan menabung emas, kamu bisa mendapatkan tambahan keuntungan dari waktu ke waktu karena nilai emas cenderung bertambah sekalipun di tengah inflasi atau resesi.
Keamanan emas 24 karat yang ditabung pun juga terjamin dan diasuransikan oleh Pegadaian. Saldo Tabungan Emas tersebut bisa dicetak menjadi emas batangan atau ditukar menjadi perhiasan.
Jika membutuhkan dana cepat, kamu pun bisa menggadaikan saldo Tabungan Emas sesuai dengan kebutuhan.
Nah, penasaran berapa gram emas yang bisa didapatkan? Coba dulu Simulasi Tabungan Emas untuk mengetahui estimasi hitungannya.
Yuk, mulai menabung emas di Pegadaian melalui aplikasi Pegadaian Digital atau di kantor cabang Pegadaian terdekat!
Baca juga: Berbagai Amalan Utama di Bulan Puasa. Yuk Jalani Bersama!
Artikel Lainnya

Inspirasi
Istilah Gadai di Pegadaian Yang Harus Kamu Tahu
Jelajahi dunia gadai di Pegadaian dengan pemahaman istilah penting. makna istilah ini akan membantu Anda dalam proses gadai.

Inspirasi
Inilah Cara Instal dan Bertransaksi di Pegadaian Digital
Berbagai transaksi di Pegadaian kini bisa dilakukan dari mana saja dan kapan saja melalui aplikasi Pegadaian Digital. Yuk, cari tahu caranya di sini!

Inspirasi
10 Gunung Tertinggi di Indonesia yang Wajib Kamu Daki!
Baca artikel ini dan jelajahi gunung tertinggi di Indonesia dengan keindahan yang memukau. Ada yang termasuk Seven Summits of Indonesia!