Apakah Situasi Ekonomi Indonesia Saat Ini Masih Kondusif?

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Keuangan

13 May 2025
Bagikan :
image detail artikel

Stabilitas ekonomi Indonesia bisa dipengaruhi oleh kondisi pasar global maupun konflik politik antar negara.

Lantas, bagaimana situasi ekonomi Indonesia saat ini di tengah berbagai masalah yang terjadi dalam skala global?

Beberapa negara sudah bersiap-siap menghadapi ancaman resesi yang tinggi. Apakah dampak tersebut dapat terasa di Indonesia?

Untuk memahami perekonomian Indonesia dan strategi yang diterapkan guna mengatasinya, simak pembahasan di bawah ini.

Sekilas tentang Ekonomi Indonesia Saat Ini

Memasuki awal 2025, dunia menghadapi berbagai isu ekonomi yang disebabkan oleh konflik politik dan sosial. Salah satu hal yang menjadi perbincangan saat ini adalah kebijakan tarif Trump.

Perkembangan dari ketentuan terkait kebijakan tarif impor Amerika Serikat ini menyebabkan pelemahan pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan sebesar 3,2% di tengah ketidakpastian pasar global yang masih berlanjut.

Untungnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terjaga meskipun pasar global sedang kalut. Menurut Bank Indonesia, perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri masih berada pada kisaran 4,7% hingga 5,5%.

Dibandingkan dengan mata uang negara lain yang menjadi mitra dagang Amerika Serikat, rupiah juga masih berada di posisi yang relatif stabil.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa tekanan ekonomi yang utamanya dirasakan oleh kelompok menengah semakin terasa.

Berbagai biaya semakin naik dan tidak diimbangi dengan pendapatan yang semakin sulit berlomba dengan inflasi.

Diketahui daya beli masyarakat menurun sehingga dapat semakin mendorong kelas menengah untuk mengandalkan utang dalam bertahan hidup.

Berdasarkan Material Power Index (MPI), ketimpangan kekayaan di Indonesia tercatat semakin ekstrem pada tahun 2024.

MPI Indonesia tercatat 1.263.381 yang mengindikasikan bahwa kekayaan 40 orang terkaya setara dengan lebih dari 1 juta kali lipat rata-rata harta kekayaan rakyat biasa.

Baca juga: 10 Negara dengan Mata Uang Paling Rendah di Dunia, Apa Saja? 

Strategi Apa yang Diambil Bank Indonesia?

Meskipun ekonomi Indonesia tergolong masih kondusif, kebijakan yang tepat perlu diberlakukan agar perekonomian dapat menjadi lebih kuat secara berkelanjutan.

Bank Indonesia yang berperan sebagai bank sentral menerapkan langkah-langkah kebijakan untuk memastikan stabilitas ekonomi dapat terwujud. Berikut strategi yang diambil oleh BI:

  • Memperkuat strategi operasi moneter pro-market demi mencapai tujuan-tujuan berikut:
    • Meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter.
    • Mempercepat pendalaman pasar uang dan valuta asing.
    • Mengupayakan aliran masuk modal asing.
  • Melakukan intervensi di pasar valuta asing sebagai strategi penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
  • Menguatkan publikasi asesmen transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) di sektor prioritas.
  • Meningkatkan inklusi transaksi digital dengan pemanfaatan QRIS.
  • Memperkuat dukungan kebijakan sistem pembayaran yang menjadi program pemerintah, seperti meningkatkan literasi keuangan Pekerja Migran Indonesia (PMI).


Di samping kebijakan-kebijakan utama tersebut, Bank Indonesia juga bersinergi dengan pemerintah untuk mewujudkan program Asta Cita.

Salah satu dari realisasi program Asta Cita tersebut adalah bank emas. Sejak Februari 2025, Pegadaian menjalankan peran barunya secara resmi sebagai bank resmi pertama di Indonesia.

Keberadaan bank emas diharapkan dapat mendorong inklusi keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi negara.

Perlukah Mengamankan Keuangan Mulai Sekarang?

Kondisi pasar global yang masih tidak kondusif karena kebijakan tarif Trump dan konflik dunia lainnya dapat meningkatkan risiko inflasi maupun resesi.

Maka dari itu, sebaiknya mulai perhatikan pengeluaran dan menyusun strategi untuk mengamankan keuangan dari sekarang. Berikut cara-cara yang bisa dilakukan:

1. Mengadopsi Gaya Hidup Frugal Living

Kenaikan harga produk tertentu di pasar bisa terjadi kapan saja selama ketidakpastian kondisi ekonomi global masih berlangsung.

Jika belum terlalu membutuhkan suatu barang, sebaiknya simpan uang untuk ditabung sebagai dana darurat atau memenuhi keperluan pokok.

Gaya hidup frugal living bisa menjadi acuan untuk menjalani hidup hemat tanpa pembelian barang-barang yang tidak diperlukan atau nonesensial.

2. Mengelola Keuangan dengan Bijak

Ekonomi yang kuat dimulai dari pengelolaan keuangan dengan bijak. Prinsip ini bisa diterapkan dalam manajemen rumah tangga.

Setiap uang masuk perlu dihitung secara jelas untuk dialokasikan secara proporsional berdasarkan skala prioritas.

Alokasi gaji bulanan dapat membantu manajemen keuangan yang lebih baik. Idealnya 70-85% uang gaji dialokasikan untuk kebutuhan pokok, sedangkan 5-10% untuk hobi dan hiburan dan 10-20% ditabung atau diinvestasikan.

3. Mengalokasikan Dana untuk Investasi

Seperti yang disebutkan sebelumnya, pendapatan yang masuk perlu dialokasikan dengan tepat. Sebagian bisa diinvestasikan untuk melindungi harta dan kekayaan di saat perekonomian tidak menentu.

Akan tetapi, investasi perlu dilakukan dengan hati-hati. Pelajari terlebih dahulu setiap instrumen investasi dan risikonya.

Untuk bertahan dalam ekonomi Indonesia saat ini, kamu bisa memilih emas untuk keperluan investasi. Emas merupakan safe haven di dunia investasi karena tahan inflasi maupun resesi.

Jika membeli emas fisik dirasa terlalu berat, menabung emas bisa menjadi pilihan. Tabungan Emas dari Pegadaian bisa menjadi wadah investasi yang tepat bagi investor pemula.

Hanya dengan pembelian awal minimal Rp10 ribuan, kamu sudah bisa mendapatkan rekening Tabungan Emas aktif dan mulai berinvestasi.

Emas yang ditabung tentunya dijamin 24 karat dan bisa dicetak menjadi batangan 
Jika ada kebutuhan, kamu juga bisa menggadaikan saldo Tabungan Emas dengan praktis dalam waktu yang singkat.

Setiap transaksi Tabungan Emas bisa dilakukan melalui aplikasi Pegadaian Digital maupun secara langsung di kantor cabang Pegadaian terdekat.

Nah, jika penasaran dengan rincian hitungan pembelian emas, kamu bisa mencoba fitur Simulasi Tabungan Emas dulu.

Yuk, amankan aset dan maksimalkan keuntungan dengan berinvestasi emas secara praktis di Pegadaian!

Baca juga: Cara Menghitung Laju Inflasi Beserta Rumusnya

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved