Obligasi: Definisi, Karakteristik, Keuntungan, dan Risikonya

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Keuangan

30 December 2024
Bagikan :
image detail artikel

Saat ini, banyak orang mulai tertarik untuk berinvestasi dan mempelajari instrumen yang ada di pasar modal.

Terdapat banyak instrumen investasi yang dapat dipilih berdasarkan kondisi keuangan dan tujuan berinvestasi, salah satunya obligasi. 

Obligasi adalah instrumen investasi yang berbentuk surat utang dan diterbitkan oleh suatu pihak dengan tujuan untuk diperjualbelikan.

Lantas, apa itu obligasi dan apa manfaat yang bisa didapatkan? Berikut penjelasannya.

Apa itu Obligasi?

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), obligasi adalah surat utang jangka panjang atau jangka menengah yang dapat diperjualbelikan. 

Secara umum, surat utang ini merupakan surat berharga yang berisi pernyataan utang dan diterbitkan oleh perusahaan penerbit, yaitu pihak yang memiliki utang (pemerintah atau perusahaan swasta). 

Kemudian, surat ini dijual ke masyarakat sehingga yang membelinya akan menjadi pemegang obligasi (pihak yang berpiutang).

Di dalam surat tersebut tertera bahwa perusahaan penerbit akan melunasi utang dengan bunganya sekalian saat jatuh tempo (berkisar satu hingga sepuluh tahun). 

Ketika kamu berinvestasi obligasi, kamu akan mendapatkan pembayaran kupon bunga rutin sampai jatuh tempo. 

Selain itu, kamu juga akan mendapatkan pembayaran keseluruhan pokok utang di akhir masa berlaku obligasi. 

Lantas, mengapa sebuah perusahaan menerbitkan obligasi? Obligasi diterbitkan untuk mendapatkan modal dari masyarakat sehingga operasional perusahaan tetap berjalan. 

Baca juga: 5 Investasi Online untuk Pemula yang Mudah dan Aman

Karakteristik Obligasi

Sebelum memilih obligasi, kamu perlu mengetahui karakteristiknya dan apa yang membedakannya dengan instrumen investasi lain. Berikut ini adalah empat karakteristik obligasi yang perlu kamu ketahui:

1. Jangka Waktu

Obligasi memiliki jangka waktu mulai dari satu hingga sepuluh tahun, meskipun umumnya obligasi jatuh tempo di tahun kelima. Investor banyak yang memilih obligasi jangka pendek karena risikonya yang lebih rendah. 

2. Jumlah Emisi Obligasi

Jumlah emisi obligasi adalah jumlah dana yang dibutuhkan sebagai dasar untuk meminjam uang dari investor. 

Agar investasi obligasi bergerak sesuai dengan fakta, jumlah nominal yang diterbitkan harus diputuskan oleh arus kas, kinerja, dan tujuan bisnis perusahaan.

Contohnya adalah ketika sebuah perusahaan memiliki proyek yang membutuhkan biaya sebesar Rp2 miliar.

Kemudian, perusahaan tersebut menerbitkan obligasi untuk meminta modal dari masyarakat yang membelinya. 

Untuk meyakinkan calon investor agar menanamkan uangnya di perusahaan ini, mereka akan menjelaskan arus kas, tujuan kerja, dan kinerja bisnis pada saat perjanjian.

3. Jadwal Pembayaran

Penerbit obligasi diharuskan melakukan pembayaran bunga secara berkala agar sesuai dengan perjanjian. Umumnya, pembayaran bunga dapat dilakukan setiap kuartal, setiap semester, atau setiap triwulan.

4. Suku Bunga Pokok dan Suku Bunga Kupon

Suku bunga pokok adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo.

Sementara itu, suku bunga kupon adalah suku bunga yang harus dibayarkan oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi setiap tahun.

Jenis-Jenis Obligasi

Obligasi adalah instrumen investasi yang memiliki banyak jenis berdasarkan beberapa kategori, seperti penerbit, nominal, sistem pembayaran bunga, dan imbal hasil. Adapun jenis-jenis obligasi adalah sebagai berikut:

1. Obligasi Berdasarkan Penerbit

Jika berdasarkan penerbit, obligasi dibagi menjadi tiga, yaitu:

  • Obligasi Korporasi: Surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan, baik BUMN maupun perusahaan swasta yang memiliki jangka waktu satu tahun. 
  • Obligasi Pemerintah: Surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Umumnya, obligasi ini dikeluarkan dengan kupon tetap (Fixed Rate/FR), kupon variabel (Variable Rate/VR), dan sukuk negara.
  • Municipal Bond: Surat utang yang diterbitkan pemerintah daerah untuk mendukung pembangunan fasilitas publik. 

2. Obligasi Berdasarkan Nominal

Kamu bisa memilih di antara dua jenis nominal obligasi, seperti:

  • Obligasi Konvensional: Obligasi dengan nominal yang sangat besar sekitar Rp1 miliar untuk setiap slotnya. 
  • Obligasi Ritel: Surat utang yang nominalnya cenderung kecil, yaitu mulai Rp1 juta. 


3. Obligasi Berdasarkan Sistem Pembayaran Bunga

Terdapat empat jenis obligasi berdasarkan sistem pembayaran bunganya, yaitu:

  • Obligasi Kupon: Surat utang yang membayar bunga secara periodik. 
  • Obligasi Zero Coupon: Surat utang yang tidak memiliki kupon. Investor yang membeli surat jenis ini biasanya akan mendapat keuntungan dari selisih antara harga pembelian asli surat dan harga jual yang didiskon.
  • Obligasi Kupon Mengambang: Surat utang yang membayarkan bunga dengan jumlah yang tidak tetap. 
  • Obligasi Kupon Tetap: Surat utang yang membayarkan bunga dengan jumlah tetap sampai jatuh tempo. 

4. Obligasi Berdasarkan Imbal Hasil

Terdapat dua jenis obligasi berdasarkan imbal hasil yang diterima, yaitu:

  • Obligasi Syariah: Disebut juga obligasi sukuk, adalah surat utang yang memakai sistem bagi hasil tanpa riba serta dibayarkan secara berkala sampai tanggal jatuh tempo. 
  • Obligasi Konvensional: Surat utang yang kuponnya dibayarkan secara periodik sampai tanggal jatuh tempo.


Baca juga: Ingin Berinvestasi Online dengan Aman? Inilah 5 Caranya!

Keuntungan Obligasi

Obligasi memiliki keuntungan yang beragam dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Adapun keuntungan obligasi adalah sebagai berikut:

  • Mendapatkan jaminan pengembalian modal pokok investasi jika membeli obligasi pemerintah. 
  • Imbal hasil dari penjualan modal aset yang lebih tinggi.
  • Pasar sekunder menawarkan kepada investor berbagai kemungkinan produk dari berbagai seri obligasi dan tingkat keuntungan telah ditentukan sejak awal investasi obligasi.
  • Imbal hasil yang didapatkan secara berkala sampai jatuh tempo.
  • Dapat digunakan sebagai jaminan saat akan mengajukan pinjaman ke bank. 

Risiko Obligasi

Terlepas dari keuntungan obligasi yang menggiurkan, instrumen investasi ini juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Adapun risiko obligasi adalah sebagai berikut:

  • Risiko capital loss ketika menjual obligasi saat belum jatuh tempo ke pasar sekunder. Akhirnya, kamu akan merugi. 
  • Tergantung pada jenis produk, bunga obligasi dapat berubah seiring waktu dan didasarkan pada suku bunga di pasar keuangan.
  • Obligasi memang relatif aman, tetapi masih mengandung risiko gagal bayar jika penerbit tidak dapat melakukan pembayaran pokok dan bunga.


Itulah informasi lengkap soal obligasi yang perlu kamu pelajari sebelum memutuskan untuk membeli surat utang.

Obligasi adalah instrumen yang cukup populer di kalangan investor, tetapi kamu juga perlu memperhatikan risikonya agar tidak merugi. 

Apabila membutuhkan dana pinjaman saat kondisi tak terduga, seperti berobat ke rumah sakit atau renovasi rumah, kamu bisa menggadaikan obligasi yang kamu miliki.

Caranya adalah dengan mengajukan Gadai Efek di Pegadaian. Layanan ini menerima gadai surat berharga berupa saham dan obligasi tanpa warkat (scriptless) yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Proses pengajuannya mudah dan bisa dilakukan secara online melalui aplikasi Pegadaian Digital. Jika disetujui, kamu bisa mendapatkan pinjaman mulai dari Rp1 juta hingga Rp20 miliar.

Jangka waktu pembayaran pinjaman fleksibel. Baik individu maupun institusi bisa memanfaatkan layanan Gadai Efek dari Pegadaian.

Mari dapatkan dana pinjaman lewat Gadai Efek di Pegadaian yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Baca juga: Keuntungan Investasi Emas Sebagai Tabungan Masa Depan

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved