Prinsip 1/3 Rahasia Kaya Para Sahabat Rasul: Tips untuk Sukses Keuangan

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Keuangan

27 March 2023
Bagikan :
image detail artikel

Halo, Sahabat
Pada artikel kali ini kita akan membahas sebuah tema yang sangat menarik yakni sebuah kunci rahasia yang membuat para sahabat Rasulullah menjadi kaya raya dan mendapatkan kesuksesan yang luar biasa dalam bisnisnya.
Kita tahu sebagian dari sahabat Rasulullah terkenal sebagai seorang yang sangat sukses, misalnya Abdurrahman bin Auf Utsman bin Affan, Abu Bakar as-siddiq, Umar Bin Khattab, Khadijah dan para sahabat lainnya. Mereka adalah orang-orang pilihan Allah yang diberikan berbagai kelebihan mulai dari kelebihan akhlak keimanan sampai dengan kelebihan harta.
Walaupun para sahabat Rasulullah tersebut menekuni bidang bisnis yang berbeda-beda dan menerapkan strategi bisnis yang juga tentunya berbeda, namun ada tiga hal pokok yang senantiasa mereka terapkan. Tiga hal pokok inilah yang menjadi kunci sukses untuk mereka dalam menjalankan bisnis.
Semua sahabat yang diberikan keberlimpahan rezeki senantiasa menerapkan 3 hal tersebut. Apa saja ketiga hal tersebut? Simak artikel ini sampai selesai karena semuanya akan kita ulasi secara ringkas disini.

Investasi 


semua pebisnis yang ingin mendapatkan kesuksesan harus berinvestasi. Para sahabat rasulullah yang mendapatkan kesuksesan dalam bisnisnya terbukti senantiasa berinvestasi. Misalnya, Khadijah. Khadijah senantiasa menggunakan sebagian dari keuntungan dalam bisnisnya untuk melakukan pengembangan dalam bisnisnya. Khadijah pernah menginvestasikan sebagian modalnya kepada sang ayah. Khadijah ikut urun modal pada ayah untuk proses pengembangan bisnis sang ayah. Lalu Umar Bin Khattab semasa menjadi Khalifah, Umar Bin Khattab menyarankan para pejabatnya untuk berinvestasi dengan cara menyimpan sebagian dari upah. Kemudian pada suatu saat ketika uangnya cukup disarankan untuk berinvestasi pada sektor pertanian atau peternakan. Bisnis yang berkembang adalah bisnis yang mampu mengakumulasi modal dan menginvestasikan sebagian dari keuntungan yang mereka peroleh untuk proses pengembangan dan menumbuhkan bisnis. Tanpa kegiatan investasi sangat sulit bagi kita untuk melakukan pengembangan bisnis. Fokuslah pada jenis investasi yang mampu kita kontrol. Minimal pikiran kita sudah berorientasi pada proses investasi bukan lagi berorientasi pada sekedar konsumsi. Ada begitu banyak modal investasi yang bisa kita pilih sebagai seorang pekerja. Tentunya sebelum melakukan investasi kita harus belajar terlebih dahulu.

Hidup Sederhana


Para sahabat Rasulullah yang diberikan kelebihan harta memilih untuk tetap hidup sederhana. Mereka adalah teladan dan contoh untuk kita semua betapa kekayaan tidak membuat mereka menjadi orang yang bermewah-mewahan. Mereka sangat jauh dari pola hidup konsumtif dan perilaku konsumerisme. Misalnya saja Khadijah binti khuwailid istri Rasulullah ini ada wanita kaya raya di zamannya.
Beliau adalah saudagar yang sangat sukses namun dalam keseharian Khadijah tetap memilih hidup sangat sederhana. Begitu juga dengan Umar Bin Khattab. Ketika menyebut nama Umar Bin Khattab kita lebih lekat dengan kesederhanaan dan sikapnya yang sangat zuhud. Sejatinya Umar Bin Khattab adalah seorang investor yang sangat kaya raya namun kenyataannya Umar memilih hidup dengan zuhud yaitu memilih hidup dengan meninggalkan kemewahan dan sikap konsumerisme. Sikap tidak konsumtif yang dicerminkan oleh para sahabat Rasulullah tersebut menjadi cermin dan teladan untuk kita. Mereka orang-orang terkaya di zamannya memilih untuk hidup sederhana dan meninggalkan kemewahan dunia. Dengan bersikap tidak konsumtif membuat kita menjadi lebih produktif. 

Sedekah

Membahas tentang sedekah, kedermawan dan keikhlasan dalam beramal terdapat begitu banyak contoh yang bisa kita tiru. Ketika mendengar nama Usman bin Affan maka yang terbayang adalah kekayaan dan kedermawanannya. Semakin dermawan Utsman, semakin banyak sedekah yang diberikan, maka Allah semakin percaya kepadanya. Kepercayaan tersebut membuat Allah menitipkan lebih banyak harta kepada Utsman bin Affan. Begitu juga tentang kisah sedekah dari Abdurrahman bin Auf. Abdurrahman bin Auf adalah konglomerat yang nilai sedekahnya sangat tidak terhitung, belum lagi dengan semangat yang ditunjukkan oleh Abu Bakar as-siddiq, semangat pengorbanan yang sangat luar biasa Untuk perjuangan Rasulullah ditunjukkan dengan menyedekahkan hampir sebagian besar dari hartanya dijalan Allah.
Kedermawanan mereka yang telah menyedekahkan begitu banyak harta yang dimiliki membuat mereka tidak menjadi miskin namun sebaliknya, membuat mereka terus bertambah kaya.
Lantas berapakah proporsi ideal yang dapat kita kelola dan kita alokasikan dari pendapatan kita untuk kegiatan investasi, konsumsi atau sedekah? Proporsi idealnya adalah kita menerapkan prinsip sepertiga maksudnya sepertiga dari penghasilan kita untuk sedekah sepertiga dari penghasilan yang lain adalah untuk konsumsi dan sepertiga sisanya adalah untuk kegiatan Investasi.
Terus bagaimana jika penghasilan saya kecil dan saya tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi hanya dengan sepertiga penghasilan tersebut? jika kondisinya seperti itu maka kita
pakai untuk kegiatan konsumsi dan kita coba untuk alokasikan sebagian yang lainnya untuk investasi dan sedekah. Walaupun proporsinya tidak sama persis sepertiga, namun kita coba semampu mungkin kita atur proporsinya agar kita mengalokasikan sebagian uang kita tidak hanya untuk konsumsi namun juga untuk kegiatan investasi dan juga sedekah. Prinsip seperti ini didasarkan pada sebuah hadits Shahih Muslim pada kitab zuhud dan kelembutan hati pada Bab Sedekah untuk orang miskin(no: 5299) Diceritakan bahwa Abu Hurairah menyampaikan: “Ada seorang yang mendengar bahwa awan akan menyirami sebuah tanaman kurma milik seseorang. Pada saat itu hanya kebun kurma milik orang tersebut lah yang mendapatkan rahmat dari Allah berupa hujan sedangkan lahan-lahan yang lainnya tetap dalam kondisi kering. Kemudian si pemilik kebun tersebut ditanya Mengapa kondisi tersebut bisa terjadi maka pemilik kebun tersebut pun menjelaskan dengan sebuah jawaban – aku selalu memperhatikan hasil yang dikeluarkan kebun itu sepertiga dari hasil itu aku sedekahkan sepertiga aku makan dengan sekeluarga aku dan sepertiga lagi
aku persiapkan untuk bibit”
Itulah prinsip sepertiga, prinsip yang jika kita mampu menerapkannya akan membawa kebaikan dalam kehidupan kita. Dengan menerapkan prinsip sepertiga kita akan mampu melakukan investasi. Kita akan bersikap dan bertindak tidak konsumtif karena kita hanya akan mengkonsumsi sepertiga dari penghasilan kita, dan yang terpenting kita akan mampu menjadi orang yang berbagi, memberi manfaat kepada sekitar mudah-mudahan kita dapat meniru dan meneladani Konsep ini sehingga kehidupan dapat menjadi lebih baik. Nah, agar investasi emas digitalmu tidak habis karena kebutuhan konsumtif, manfaatkan layanan Gadai Tabungan Emas di Pegadaian. Gadai Tabungan Emas salah satu solusi saat membutuhkan dana tanpa harus menjual instrumen investasi emas digital yang kita punya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved