Biaya Overhead: Pengertian, Jenis, Contoh, & Cara Hitungnya
Biaya overhead adalah sebutan untuk semua jenis pengeluaran yang tidak berkaitan secara langsung dengan aktivitas produksi dalam suatu usaha.
Pengeluaran dalam berwirausaha tidak hanya mencakup kegiatan produksi. Beberapa aktivitas lain yang terkait operasional pun perlu mendapat perhatian ekstra.
Dari banyak pengeluaran suatu usaha, biaya overhead adalah jenis yang memegang peran penting dalam catatan manajemen keuangan.
Agar dapat memahami biaya overhead dengan lebih baik, mari simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Apa itu Biaya Overhead?
Biaya overhead adalah biaya atas beban lain dalam kegiatan wirausaha di luar aspek produksi. Pengelompokan biaya overhead ditujukan untuk memudahkan pengawasan cash flow.
Meskipun tidak berkaitan langsung dengan aktivitas produksi, biaya overhead adalah faktor penting yang menjadi penentu kelancaran proses operasional usaha secara keseluruhan.
Cakupan biaya overhead dalam suatu usaha cukup luas, yaitu mulai dari pembelian bahan baku hingga pengeluaran tambahan lainnya yang menunjang performa usaha.
Salah satu hal yang membuat biaya overhead memegang peran penting adalah catatan alokasi pengeluaran yang lebih terperinci sehingga mudah untuk dievaluasi.
Dengan adanya rincian biaya overhead, manajemen perusahaan dapat melakukan efisiensi melalui efisiensi pengeluaran yang tidak diperlukan dalam berwirausaha.
Dalam penerapannya, hitungan biaya overhead adalah dasar estimasi untuk anggaran di masing-masing divisi dalam suatu badan usaha.
Nominal pengeluaran yang termasuk dalam biaya overhead juga dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan strategi untuk perusahaan di masa depan.
Jenis Biaya Overhead
Terdapat tiga jenis biaya overhead yang perlu menjadi perhatian dalam mengelola keuangan perusahaan. Berikut adalah penjelasannya:
1. Biaya Overhead Tetap
Biaya overhead tetap adalah pengeluaran di luar produksi yang nominalnya tidak mengalami perubahan, seperti pajak, sewa alat, dan gaji pegawai.
2. Biaya Overhead Variabel
Berkebalikan dari biaya overhead tetap, biaya overhead variabel memiliki nominal yang kerap kali berubah sesuai dengan aktivitas usaha pada periode tertentu.
Salah satu hal yang bisa diperhatikan dalam catatan biaya overhead variabel adalah kemampuannya untuk disesuaikan dengan strategi perusahaan.
Adapun beberapa macam biaya overhead variabel yang umumnya ditemukan adalah pembelian alat tulis untuk kebutuhan administrasi, bonus bagi pegawai, dan dana untuk iklan.
3. Biaya Overhead Semi Variabel
Jenis biaya overhead terakhir adalah semi variabel atau disebut dengan mixed. Gabungan antara overhead tetap dan variabel ini ditandai dengan nilai pengeluaran yang bervariasi berdasarkan aktivitas perusahaan.
Perlu dicatat bahwa perusahaan wajib melakukan pembayaran minimum atas keperluan overhead saat aktivitas mencapai titik 0.
Baca juga: Indeks Harga: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Cara Hitungnya
Contoh Biaya Overhead
Seperti yang disebutkan sebelumnya, biaya overhead adalah semua pengeluaran yang berada di luar area produksi.
Maka, bisa disimpulkan bahwa biaya overhead bervariasi. Berikut adalah beberapa contoh yang sering kali ditemukan dalam aktivitas wirausaha:
1. Alat Kantor
Meskipun terlihat sepele, kebutuhan alat kantor yang mendasar, seperti ATK, kursi, meja, printer, dan pengharum ruangan diperlukan untuk melancarkan kegiatan usaha.
Dengan alat kantor yang lengkap, pegawai dapat melaksanakan perannya sebagaimana yang telah ditentukan.
2. Bonus Pegawai
Performa yang bagus akan dibalas dengan penghargaan oleh perusahaan. Biasanya, reward atau penghargaan tersebut diberikan dalam bentuk komisi, insentif, atau bonus.
Pengeluaran untuk bonus pegawai tersebut termasuk dalam biaya overhead variabel karena nilainya yang tidak menentu.
3. Asuransi
Untuk menjamin kesejahteraan dan keselamatan pegawai, perusahaan kerap kali menyertakan asuransi.
Adapun asuransi tersebut biasanya meliputi asuransi pegawai dan aset perusahaan dengan nilai yang cenderung tetap dari waktu ke waktu.
4. Tagihan
Berbagai tagihan yang berkaitan dengan kelancaran proses kerja di suatu perusahaan termasuk dalam biaya overhead.
Macam-macam tagihan seperti air, listrik, dan telepon termasuk dalam jenis biaya overhead semi variabel karena pembayarannya bersifat wajib sekalipun tidak ada aktivitas usaha yang dilakukan.
Lebih jauh, nilai tagihan yang harus dibayar akan naik apabila intensitas aktivitas usaha meningkat.
5. Depresiasi
Penyusutan nilai aset atau depresiasi merupakan salah satu pengeluaran di luar aktivitas produksi yang perlu dicatat dalam laporan keuangan.
Sederhananya, aset yang sudah lama digunakan akan mengalami penyusutan nilai guna atau manfaat.
Berkurangnya nilai aset tersebut dicatat untuk kemudian dijadikan acuan guna menyiapkan modal dalam pembelian aset baru.
Cara Menghitung Biaya Overhead
Menghitung biaya overhead adalah tahapan krusial dalam pencatatan laporan keuangan. Berikut langkah-langkah hitungannya:
1. Mengelompokkan Biaya Overhead Berdasarkan Divisi
Langkah pertama yang perlu diambil untuk menghitung biaya overhead adalah mengelompokkan setiap pengeluaran non produksi per divisi.
Untuk itu, kumpulkan proyeksi biaya dari masing-masing divisi. Kemudian, lakukan analisis pengajuan biaya overhead yang tercatat dalam rincian.
2. Membuat Perkiraan Secara Keseluruhan
Langkah kedua adalah mengumpulkan semua biaya overhead dalam analisis budget. Adapun ketentuan estimasi secara keseluruhan merupakan kewenangan pemilik usaha atau divisi keuangan.
3. Mendapatkan Persentase Kebutuhan Selama Periode Tertentu
Setelah estimasi didapat, maka langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah menganalisis persentase biaya overhead di setiap divisi.
Caranya adalah dengan membandingkan besar biaya tidak langsung dan biaya langsung. Hasil dari perbandingan tersebut kemudian dikalikan dengan 100%.
Persentase yang didapat nantinya akan digunakan dalam kajian evaluasi perusahaan. Apabila pengeluaran berlebih, maka akan dilakukan efisiensi di pos-pos yang tidak begitu penting.
Demikian pembahasan seputar biaya overhead yang merupakan jenis pengeluaran non produksi dalam kegiatan usaha.
Mengetahui nilai biaya overhead dapat membantu pencatatan laporan keuangan berjalan dengan lancar.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa biaya overhead adalah faktor yang tidak bisa dikesampingkan dalam evaluasi keuangan suatu usaha, utamanya UMKM.
Apabila sahabat menggerakkan usaha kecil dan ingin mengembangkannya, maka biaya overhead yang terlibat di dalamnya pun akan meningkat.
Untuk mengantisipasi kebutuhan usaha yang bertambah, sahabat bisa menambah pasokan dana dengan mengajukan pinjaman KUPEDES di Pegadaian.
KUPEDES ditujukan untuk usaha mikro yang dinilai layak untuk berkembang dan meningkatkan kesejahteraan pemiliknya.
Apabila pengajuan pinjaman disetujui, sahabat dapat menerima dana untuk mengembangkan usaha sebesar Rp20 juta hingga Rp500 juta.
Tidak perlu khawatir, pola angsuran akan disesuaikan dengan karakteristik usaha. Sewa modal pun ringan dengan cicilan bernilai tetap setiap bulannya.
Yuk, ajukan pinjaman usaha yang aman, mudah, dan cepat di Pegadaian! Dengan pinjaman KUPEDES dari Pegadaian, kesempatan berkembang terbuka bagi usaha kecil di mana saja.
Baca juga: Leasing: Pengertian, Jenis, Manfaat, & Bedanya dengan Kredit
Artikel Lainnya
Inspirasi
30 Ide Ucapan Selamat Natal yang Hangat dan Penuh Makna
Ucapan selamat natal yang hangat penting untuk berbagi kebahagiaan di momen spesial ini. Temukan kata-kata terbaik untuk orang terdekatmu di sini!
Keuangan
9 Perlengkapan Sekolah Utama yang Perlu Dimiliki Siswa
Perlengkapan sekolah yang lengkap bisa memudahkan anak untuk mengerjakan tugasnya di sekolah. Yuk, cari tahu alat-alat apa saja yang diperlukan di sini!
Investasi
Macam-Macam Pensiun yang Perlu Kamu Ketahui, Catat!
Terdapat macam-macam pensiun yang dapat kamu ketahui mulai dari pensiun normal, dipercepat, hingga pensiun ditunda. Baca selengkapnya di sini!