Metode Perpetual: Macam-Macam, Keunggulan, & Kelemahannya

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Wirausaha

18 November 2025
Bagikan :
image detail artikel

Metode perpetual adalah salah satu sistem vital yang banyak digunakan untuk merevolusi cara bisnis perusahaan dalam melakukan pelacakan terhadap inventarisnya.

Metode ini menyediakan kerangka kerja akuntansi yang berkelanjutan, terperinci, dan efisien untuk manajemen stok barang sehingga informasinya lebih teratur sekaligus akurat.

Mari simak pembahasan lebih detail mengenai cara kerja metode perpetual, contoh, keunggulan, dan kelemahannya dalam artikel berikut.

Definisi Metode Perpetual

Metode perpetual adalah teknik untuk mencatat stok barang dalam bentuk pembukuan berdasarkan jadwal keluar masuknya guna memudahkan penghitungan persediaan.

Secara real-time, metode perpetual bekerja saat ada transaksi penjualan, pembelian, maupun pengembalian barang sehingga data terus diperbarui tanpa menunggu akhir periode tertentu.

Metode perpetual bisa diimplementasikan dengan mudah menggunakan bantuan teknologi modern, yaitu perangkat lunak manajemen inventaris.

Biasanya, penerapan metode ini banyak ditemukan pada sistem perusahaan dengan volume pembelian maupun penjualan yang terbilang tinggi.

Dengan memanfaatkan cara kerja metode perpetual, perusahaan dapat mengetahui dan memeriksa kondisi stok barang secara akurat melalui pembukuan. Alhasil, tidak perlu dilakukan pengecekan fisik berkali-kali.

Selain itu, sistem pencatatan ini membantu perusahaan mengantisipasi adanya kekurangan atau kelebihan persediaan barang.

Macam-Macam Metode Perpetual

Dalam cara kerja metode perpetual, terdapat beberapa macam pencatatan stok yang kerap kali digunakan perusahaan. Adapun macam-macam metode perpetual adalah sebagai berikut:

1. First In, First Out (FIFO)

First in, first out adalah metode pencatatan yang mengharuskan barang paling awal masuk ke dalam stok untuk digunakan atau dijual terlebih dahulu.

Artinya, persediaan yang ada di gudang selalu merupakan barang paling baru dibeli. Metode perpetual FIFO kerap diterapkan oleh perusahaan yang produknya memiliki masa kedaluwarsa. Produk tersebut, seperti obat-obatan atau makanan.

Adapun contoh metode perpetual FIFO adalah saat pengusaha frozen food membeli stok tempura sejumlah 50 pcs dengan harga Rp10 ribu/unit.

Transaksi pembelian tersebut dilakukan pada 4 Juni. Lalu, ada tambahan persediaan sejumlah 20 pcs dengan harga Rp12 ribu/unit pada 17 Juni. Pada 29 Juni, tempura terjual sebanyak 35 pcs.

Berdasarkan metode FIFO, pelaku usaha menjual produk tempura yang pertama kali dibeli atau masuk ke simpanan persediaan seharga Rp10 ribu.

2. Last In, First Out (LIFO)

Lain halnya dengan FIFO, penerapan last in, first out (LIFO) mengharuskan barang yang paling terakhir datang dan masuk ke dalam persediaan untuk digunakan atau dijual paling awal.

Artinya, barang yang lebih lama akan tetap berada di dalam stok. Biasanya, metode perpetual LIFO diimplementasikan untuk mengurangi beban biaya pajak, khususnya ketika inflasi.

Pada sistem ini, biaya setiap unit yang telah terjual berarti biaya dari pembelian terakhir. Perusahaan memerlukan buku besar pembantu jika ingin menggunakan LIFO.

Contoh metode perpetual LIFO adalah Toko A di pasar membeli persediaan celana sejumlah 20 pcs dengan harga Rp20 ribu/unit pada 8 Mei. 

Lalu, pembelian ditambah sejumlah 130 pcs dengan harga Rp25 ribu/unit pada 18 Mei. Celana sudah terjual sebanyak 50 pcs pada 26 Agustus.

Mengacu pada metode perpetual LIFO, harga celana yang terakhir masuk berarti sebesar Rp25 ribu/unit dari data terakhir pembelian barang.

3. Gross Profit (Laba Kotor)

Metode ini berfungsi untuk menghitung perkiraan nilai persediaan menurut persentase gross profit. Umumnya, digunakan saat kondisi darurat, seperti bencana alam atau kebakaran. Pada situasi semacam ini, persediaan fisik barang tidak dapat dihitung secara langsung.

4. Weighted Average (Rata-Rata Tertimbang)

Weighted average diimplementasikan untuk menghitung biaya per unit dengan membagi total biaya perolehan barang dan jumlah ketersediaan unit barang.

Lalu, biaya rata-rata akan dihitung ulang setiap kali ada transaksi pembelian baru. Weighted average memudahkan alokasi biaya unit barang sehingga nilai persediaan lebih stabil.

Contoh metode perpetual weighted average adalah ketika swalayan membeli 20 unit barang dengan harga Rp12 ribu/unit. Kemudian, dilakukan pembelian 30 unit barang seharga Rp15 ribu/unit.

Bisa disimpulkan bahwa biaya rata-rata per unitnya sebesar Rp13.800 yang diperoleh dari perhitungan [(20 x Rp12.000) + (30 x Rp15.000)] / 50.

5. Specific Identification Method

Sesuai namanya, specific identification method diterapkan untuk mengidentifikasi secara spesifik setiap barang yang hendak dijual atau digunakan.

Tujuannya adalah agar pelaku usaha mengetahui mana barang yang sudah dijual serta besaran biaya dari barang tersebut. Umumnya, metode ini diimplementasikan pada barang bernilai tinggi, seperti karya seni, mobil, dan perhiasan.

Baca juga: Analisis Rasio Keuangan: Kenali Jenis, Fungsi, dan Metodenya

Keunggulan dan Kelemahan Metode Perpetual

Implementasi metode perpetual memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Berikut ini adalah beberapa keunggulannya:

  • Mendukung integrasi dengan sistem manajemen, seperti software akuntansi yang berguna untuk mempercepat proses kerja.
  • Data inventaris diperbarui secara real-time setelah terjadinya transaksi sehingga informasi stok selalu terkini.
  • Memiliki akurasi tinggi. Alhasil, risiko kesalahan pencatatan atau adanya selisih stok bisa dikurangi.
  • Kegiatan operasional berjalan secara efisien karena waktu dan tenaga untuk melakukan stock opname manual dapat dikurangi.
  • DIkarenakan menyajikan informasi stok secara akurat, maka tahap analisis bisnis dan penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan mudah. Dengan demikian, setiap keputusan bisa diambil secara strategis.
  • Memudahkan auditor dalam melakukan verifikasi data stok.
  • Memungkinkan kontrol batas persediaan minimum, kualitas, dan pengadaan barang yang lebih ketat.


Sementara itu, beberapa kelemahan penerapan metode perpetual dalam manajemen persediaan barang adalah:

  • Membutuhkan sumber daya manusia dengan keahlian khusus dalam mengoperasikan software akuntansi agar bisa menjalankan tugas dan tanggung jawab.
  • Cukup bergantung pada stabilitas koneksi internet dan keandalan sistem teknologi. Sebab, apabila terjadi gangguan jaringan atau kegagalan sistem, maka pembaruan stok secara real-time menjadi terhambat sehingga mengurangi keakuratan data informasi.
  • Biaya dan kompleksitasnya tinggi karena dalam penerapannya dibutuhkan sistem yang canggih. Ini cukup memberatkan bagi perusahaan kecil dengan sumber daya terbatas.
  • Memerlukan pemantauan dan perhatian secara berkala sekaligus terus menerus untuk memastikan akurasi data.
  • Dibutuhkan ketelitian tinggi karena potensi lupa atau salah dalam entry data tetap ada yang membuat informasi stok barang tidak akurat. Jadi, harus ada konsistensi dalam proses audit dan verifikasi demi menjaga kualitas data.

Perbedaan Metode Perpetual dan Periodik

Selain perpetual, terdapat metode pencatatan stok barang lainnya, yaitu periode. Dari segi cara kerja operasional, kedua metode ini cukup berbeda. Adapun beberapa perbedaannya, yaitu:

Dari penjelasan di atas, bisa dikatakan bahwa metode perpetual adalah sistem yang tidak hanya efektif untuk mengelola persediaan barang, tetapi juga mengoptimalkan efisiensi bisnis.

Data persediaan yang up-to-date sekaligus akurat dapat mencerminkan kemampuan dan kapabilitas perusahaan dalam manajemen bisnis. 

Hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan lembaga keuangan terhadap perusahaan dan meningkatkan peluang kredit untuk pembiayaan usaha.

Jika kamu tertarik untuk mengajukan pembiayaan usaha, cobalah memanfaatkan Pinjaman Usaha dari Pegadaian dengan menjaminkan BPKB kendaraan.

Pembiayaan ini cocok untuk usaha individu maupun badan usaha. Transaksinya dapat dilaksanakan langsung di kantor cabang Pegadaian terdekat.

Nantinya, uang pinjaman akan diterima oleh nasabah setelah tim Pegadaian melakukan tahap verifikasi, survei, serta menyetujui kebutuhan kredit. 

Nilai cicilannya tetap per bulan. Nasabah bisa melunasi angsuran menggunakan berbagai fitur pembayaran yang telah disediakan.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera penuhi modal pengembangan usaha dengan mengajukan Pinjaman Usaha di Pegadaian!

Baca juga: Cara Menghitung BEP Usaha, Rumus, Analisis, & Contohnya

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2025 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved