Rasio Solvabilitas: Pengertian, Manfaat, dan Rumusnya
Rasio solvabilitas adalah tolok ukur kemampuan suatu usaha dalam melunasi utang atau pinjaman dalam jangka waktu tertentu.
Secara umum, hasil dari hitungan rasio solvabilitas dijadikan acuan bagi investor untuk memahami peluang profitabilitas dari investasi yang akan dilakukan.
Hitungan kesehatan pembayaran utang perusahaan tersebut rutin dilakukan oleh suatu perusahaan dalam periode waktu tertentu, mulai dari 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan.
Lantas, bagaimana cara menghitung rasio solvabilitas? Sebelum mengetahui rumusnya, pahami dulu pengertian, jenis, dan manfaatnya dalam pembahasan di bawah ini.
Apa itu Rasio Solvabilitas?
Rasio solvabilitas adalah pengukuran yang ditujukan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajiban berupa utang atau pinjaman dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Sederhananya, rasio solvabilitas adalah metrik untuk mengukur kesehatan perusahaan dari sisi kemampuan membayar tanggungan utang.
Pembayaran utang perusahaan sendiri bisa dilakukan dengan menjual atau menggadaikan aset berharga milik perusahaan.
Apabila perusahaan tidak mampu membayar utang, maka kemungkinan operasinya akan terhenti. Jika keuangan tidak bisa pulih, maka perusahaan pun akan mengalami kebangkrutan.
Jenis-Jenis Rasio Solvabilitas
Secara umum, terdapat empat jenis rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur kesehatan finansial perusahaan berdasarkan kemampuannya membayar utang.
Berikut adalah masing-masing penjabarannya:
1. Debt to Asset Ratio
Kemampuan perusahaan membayar utang bisa dilihat dari perbandingan dari utang atau pinjaman yang belum terbayar dan total aset perusahaan.
Adapun aset yang dimasukkan dalam hitungan ini adalah aset lancar, seperti kas dan tabungan non deposito, serta aset tak lancar, seperti properti dan mesin.
2. Debt to Capital Ratio
Metrik pengukuran kemampuan perusahaan untuk membayar utang bisa diukur dari perbandingan antara utang dengan total kekayaan, baik berupa aset maupun valuasi saham.
3. Debt to Equity Ratio
Solvabilitas perusahaan bisa dilihat dari hasil perbandingan jumlah utang dengan total modal atau ekuitas yang dimiliki untuk kebutuhan operasional.
Apabila nilai utang lebih besar dari modal operasional yang dimiliki, maka perusahaan tersebut memiliki tingkat solvabilitas rendah dan bisa jadi bermasalah.
4. Interest Coverage Ratio
Disebut juga sebagai Times Interest Earned Ratio, rumus hitungannya melibatkan perbandingan antara keuntungan atau laba sebelum pajak dan bunga dan beban bunga utang yang ditanggung.
Baca juga: Cara Membuat Proposal Usaha atau Bisnis yang Mudah
Manfaat Rasio Solvabilitas
Selain menjadi dasar atau acuan bagi investor untuk menentukan peluang investasi dalam suatu perusahaan, rasio solvabilitas memiliki manfaat lain dalam pengoperasian usaha.
Beberapa manfaat dari metrik pengukur kemampuan pembayaran utang perusahaan tersebut adalah:
- Mengetahui kemampuan perusahaan membayar utang beserta bunganya.
- Meninjau keseimbangan nilai aktiva terhadap modal.
- Mengetahui seberapa banyak aset yang didukung oleh utang.
- Mengidentifikasi modal perusahaan yang bisa dijadikan jaminan utang jangka panjang.
- Melaporkan kondisi keuangan perusahaan secara ringkas.
- Menilai kapasitas perusahaan di sektor bisnis tertentu.
- Menyediakan data kesehatan neraca.
- Mengurangi risiko kredit perusahaan.
- Menentukan reputasi perusahaan di mata kreditur dan investor.
Rumus Rasio Solvabilitas
Agar dapat menghitung rasio solvabilitas, perlu diketahui masing-masing rumusnya. Berikut adalah penjabaran singkatnya:
1. Debt to Asset Ratio
Hitungan rasio antara utang dan total aset perusahaan bisa mengukur tingkat solvabilitas perusahaan. Untuk mengetahui rasio D/A, gunakan rumus berikut ini:
D/A =Total Utang / Total Aset
Jika nilai rasio lebih dari 1,0, maka perusahaan itu berarti perusahaan kesulitan dalam membayar utang.
Sebagai contoh, perusahaan A memiliki total utang sejumlah Rp250 juta dan total aset sebesar Rp500 juta. Maka, hitungan rasio D/A-nya adalah:
Maka itu artinya kondisi kesehatan keuangan perusahaan A baik sehingga tidak menemui masalah dalam membayar utang.
2. Debt to Capital Ratio
Rumus rasio D/C agak berbeda dari D/A yang sederhana. Agar dapat menentukan kemampuan usaha dalam membayar utang, hitungan D/C bisa dilakukan dengan rumus berikut:
D/C = Total Utang / (Total Utang + Total Modal)
Sebagai contoh, perusahaan B memiliki total utang senilai Rp500 juta dengan total modal yang dimiliki sebesar Rp300 juta. Berikut adalah hitungan hasil D/C dari data tersebut:
Rasio utang perusahaan B berdasarkan rasio D/C adalah 0,4 atau 40% dari total modal perusahaan sehingga bisa disimpulkan bahwa solvabilitasnya masih tergolong baik.
Baca juga: Contoh Surat Izin Usaha Termasuk Syarat dan Cara Membuatnya
3. Debt to Equity Ratio
Rumus rasio D/E hampir mirip dengan D/A. Perbedaannya hanya pada di total ekuitas saja. Adapun nilai maksimal dari D/E adalah 2,0.
Untuk menghitung rasio D/E, gunakan rumus berikut:
D/E = Total Utang / Total Ekuitas
Sebagai contoh, perusahaan C memiliki total utang sebesar Rp400 juta dan total ekuitas senilai Rp650 juta. Maka hasil D/E yang diperoleh adalah:
4. Interest Coverage Ratio
Rumus rasio solvabilitas terakhir adalah interest coverage ratio. Berikut adalah cara menghitungnya:
Interest Coverage Ratio = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Total Bunga Utang
Jadi, jika perusahaan memiliki laba sebelum pajak dan bunga sebesar Rp300 juta dan total bunga dari utang senilai Rp150 juta, maka hasil hitungannya adalah:
Rasio berada pada angka 1,5 yang mengindikasikan bahwa perusahaan masih mampu membayar bunga utang berdasarkan laba yang didapat sebelum pajak dan bunga.
Itulah pembahasan seputar rasio solvabilitas yang dapat membantu mengetahui kemampuan perusahaan melunasi kewajiban pembayaran utang dalam jangka waktu tertentu.
Kebutuhan pembayaran utang perusahaan tentunya perlu diprioritaskan agar tidak memunculkan risiko nantinya.
Agar dapat membayar utang sesuai dengan kebutuhan, perusahaan perlu memanfaatkan berbagai aset yang dimilikinya.
Jika memiliki aset berupa saham dan obligasi, perusahaan dapat memanfaatkannya dengan menggadaikan aset-aset tersebut melalui layanan Gadai Efek dari Pegadaian.
Pengajuan cepat dan praktis dilakukan secara online melalui aplikasi Pegadaian Digital atau langsung di outlet Pegadaian
Jangan khawatir, proses penggadaian aset dijamin aman dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dapatkan pinjaman mulai dari Rp1 juta hingga Rp20 miliar dengan bunga (sewa modal) terjangkau dan jangka waktu fleksibel.
Yuk, dapatkan dana cepat untuk kebutuhan pembayaran perusahaan dengan Gadai Efek di Pegadaian!
Baca juga: Pahami Contoh Bisnis Plan Sederhana Beserta Cara Membuatnya
Artikel Lainnya
Inspirasi
Cara Jualan Online Selama Bulan Ramadan
Bulan Ramadan tiba, inilah saat yang tepat untuk menambah rejeki salah satunya dengan jualan online. Mari kita coba!
Wirausaha
12 Ciri-ciri Seorang Wirausahawan yang Menginspirasi
Wirausahawan memiliki karakteristik yang membuatnya bisa bertahan di tengah kompetisi di pasar. Yuk, cari tahu ciri-ciri seorang wirausahawan di sini!
Emas
Cara Menabung Emas di Pegadaian Beserta Persyaratannya
Investasi emas kini lebih mudah dengan Tabungan Emas di Pegadaian. Mari cari tahu syarat dan cara menabung emas di Pegadaian yang tepat di sini.