Mengenal KRS Kuliah, Contoh, Cara Isi, & Bedanya dengan SKS

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Inspirasi

11 September 2025
Bagikan :
image detail artikel

Saat memasuki dunia perkuliahan, terdapat berbagai macam hal yang harus dipelajari oleh para mahasiswa, terutama angkatan baru.

Salah satu hal yang identik dengan dunia perkuliahan adalah KRS. Pada dasarnya, KRS (Kartu Rencana Studi) bukanlah berkas administratif biasa, melainkan acuan kegiatan belajar mengajar selama satu semester.

Umumnya, mahasiswa diharuskan membayar biaya pendidikan terlebih dahulu untuk dapat mengisi KRS kuliah. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, mari simak artikel ini.

Apa Itu KRS?

KRS adalah lembaran berisi daftar mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa beserta jadwalnya selama satu semester ke depan.

Dokumen KRS kuliah sangat penting untuk diisi karena menunjukkan keaktifan seorang mahasiswa dalam menjalankan studinya.

KRS merupakan rencana studi atas kegiatan akademik mahasiswa di kampus sehingga menunjukkan haknya untuk berada di kelas.

Dengan kata lain, sistem KRS bertindak sebagai alat kontrol terhadap pencapaian akademik mahasiswa yang membantu dosen wali mengarahkan masa depan studinya.

Tanpa adanya KRS, mahasiswa tidak dapat mengikuti dan melaksanakan aktivitas akademik di perguruan tinggi pada semester tersebut.

Biasanya, istilah KRS pada setiap kampus bisa berbeda-beda. Ada yang menyebutnya KPSM (Kartu Perencanaan Studi Mahasiswa), FRS (Formulir Rencana Studi), atau IRS (Isian Rencana Studi).

Walaupun demikian, peran dan fungsinya tetap sama. Selain merekam data-data kegiatan belajar, KRS berfungsi untuk mencatat SKS (Satuan Kredit Semester) yang wajib dipenuhi.

Apabila terdapat SKS mata kuliah yang tidak terpenuhi, maka mahasiswa akan dituntut untuk mengulang mata kuliah tersebut di semester selanjutnya.

Secara umum, jumlah keseluruhan SKS per semester yang bisa diambil oleh mahasiswa S1 maksimal 24 SKS.

Cara Mengisi KRS

Setiap mahasiswa wajib melakukan pengisian KRS beberapa minggu sebelum aktivitas perkuliahan di semester baru resmi dimulai. 

Agar tidak terlewat, mahasiswa harus rajin memeriksa informasi akademik mengenai jadwal KRS yang telah disiapkan oleh kampus.

Umumnya, tersedia masa revisi selama beberapa hari yang memungkinkan mahasiswa mengganti mata kuliah sebelum akhirnya pengisian KRS ditutup.

Perlu diketahui bahwa setiap universitas memiliki mekanisme KRS kuliah yang berbeda-beda sehingga diperlukan pemahaman mekanismenya oleh masing-masing mahasiswa. 

Beberapa menerapkan sistem paket KRS di mana pihak akademik di universitas telah mengemas mata kuliah selama satu semester berdasarkan ketentuan sehingga mahasiswa tidak perlu memilih secara mandiri.

Namun, ada pula yang mengharuskan mahasiswa untuk menyeleksi dan menentukan mata kuliah, jadwal kelas, serta dosen pengampu sendiri.

Meskipun pengisian KRS kuliah bervariasi, penjabaran prosedurnya secara umum bisa dilakukan seperti berikut ini:

  1. Membuka website utama universitas.
  2. Memilih mata kuliah sesuai dengan jenjang pendidikan dan program studi.
  3. Lalu, memeriksa jadwal kelas. Pastikan tidak bentrok atau tumpang tindih antara mata kuliah satu dengan yang lainnya.
  4. Mengisi formulir dengan memasukkan kode, nama mata kuliah, dan informasi lainnya yang diminta.
  5. Mengecek ulang keseluruhan informasi demi memastikan keakuratan data.
  6. Kemudian, lakukan verifikasi dan konfirmasi KRS.
  7. Ikuti ketetapan prosedur administratif dari universitas untuk menyelesaikan proses KRS kuliah.


Dalam proses pengisiannya, lebih baik lakukan konsultasi dengan dosen, kakak tingkat, atau teman satu angkatan sebelum memutuskan untuk memilih mata kuliah, dosen pengajar, dan jadwal kelas tertentu.

Selain itu, disarankan untuk tidak menunda-nunda pengisian KRS demi menghindari ketertinggalan. Hal ini karena terdapat periode pengisian tertentu dan mahasiswa akan saling berebut jadwal sekaligus mata kuliah paling strategis.

Jangan lupa memperhatikan nilai IP (Indeks Prestasi) sebelum mengisi KRS. Tujuannya adalah agar bisa mempertimbangkan pemilihan mata kuliah yang sesuai kemampuan sehingga tidak terlalu keberatan dengan SKS.

Baca juga: Berapa Biaya Kuliah yang Perlu Disiapkan? Ini Rinciannya

Apa Bedanya SKS dan KRS?

SKS dan KRS merupakan dua istilah berbeda yang saling berkaitan. SKS adalah beban studi atau bobot pada setiap mata kuliah yang diambil mahasiswa. 

Bobot SKS pada masing-masing mata kuliah tidak sama. Jika bobot SKS-nya besar, maka mata kuliah itu akan semakin berat. SKS juga bisa dikatakan sebagai penentu lamanya waktu belajar.

1 SKS setara dengan 50 menit tatap muka per minggu, 60 menit kegiatan terstruktur, dan 60 menit kegiatan mandiri per minggu.

Apabila suatu mata kuliah memiliki SKS sebesar 2, maka lama belajar tatap mukanya adalah 2 x 50 menit dalam seminggu.

Standar jumlah SKS yang harus dipenuhi oleh mahasiswa setiap tingkatan pendidikan di universitas tidak sama. Pada Diploma (D3), mahasiswa harus memenuhi 108 SKS.

Sementara itu, mahasiswa jenjang S1 wajib menempuh 144 SKS. Kemudian, jumlah SKS pada jenjang S2 dan S3 adalah sebanyak 72 SKS.

Jadi, bedanya SKS dan KRS terletak pada konsep serta fungsinya. SKS lebih mengacu pada perhitungan beban studi mahasiswa dalam satu semester yang bisa berdampak pada nilai IP.

Contoh KRS Kuliah

Pada umumnya, tampilan KRS di setiap perguruan tinggi bisa berbeda. Ada yang mencantumkan foto mahasiswa dan tidak.

KRS dapat diibaratkan sebagai blue print yang akan dipelajari oleh mahasiswa dalam satu semester. Oleh karena itu, wajib diikuti oleh setiap mahasiswa.

Selain mata kuliah dan jadwal, berikut adalah beberapa keterangan yang tercantum dalam KRS:

  • Nama universitas, mahasiswa, dan dosen pengajar.
  • Nomor Induk Mahasiswa (NIM).
  • Nomor kode mata kuliah.
  • Nama program studi (prodi), jurusan, dan fakultas mahasiswa.
  • Semester, jenjang pendidikan, dan tahun akademik.
  • Jumlah SKS masih-masing mata kuliah.
  • Tanda tangan mahasiswa dan DPA (Dosen Pembimbing Akademik).


Agar pemahaman terkait KRS dalam perkuliahan menjadi semakin jelas, berikut ini adalah contoh KRS kuliah:

gambar

Demikian penjelasan tentang apa itu KRS kuliah, termasuk cara pengisian, bedanya dengan SKS, hingga contohnya.

Bagi mahasiswa baru, sistem ini mungkin masih terasa asing sehingga perlu adanya adaptasi. Namun, KRS kuliah sebenarnya bukanlah mekanisme yang tidak dapat dipelajari. 

Agar mahasiswa bisa mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik, maka jangan lupa menyiapkan segala kebutuhannya, termasuk di sisi finansial.

Salah satu hal utama yang penting dicukupi saat kuliah adalah dana pendidikan. Sebagai orang tua, sahabat dapat mengalokasikan dana yang dimiliki untuk menabung emas sejak dini. 

Nantinya, saldo Tabungan Emas yang sudah terkumpul bisa dicairkan dengan cara gadai melalui Gadai Tabungan Emas dari Pegadaian.

Layanan ini memungkinkan sahabat memperoleh dana cepat untuk membantu pemenuhan biaya kuliah anak. Gadai Tabungan Emas menawarkan biaya yang ringan.

Terlebih, ada jangka waktu maksimal selama 120 hari yang masih bisa diperpanjang. Dengan Gadai Tabungan Emas, jaminan saldo emas akan tetap menjadi hak milik sahabat.

Produk layanan ini dapat diajukan lewat aplikasi Pegadaian Digital atau ke kantor cabang Pegadaian terdekat secara langsung.

Gadai Tabungan Emas bisa diajukan melalui akun Pegadaian Digital premium. Jika akun belum premium, maka segera lakukan upgrade. Lalu, pastikan terdapat sisa saldo mengendap minimal 0,1 gram.

Untuk mengetahui besaran maksimal dana pinjaman yang bisa didapatkan, hitunglah menggunakan fitur Simulasi Gadai Tabungan Emas dari Pegadaian.

Jadi, jangan khawatir lagi. Mari penuhi dana kuliah anak dan kebutuhan lainnya dengan Gadai Tabungan Emas Pegadaian.

Baca juga: Pentingnya Pendidikan: Membangun Masa Depan Lebih Baik dan Stabil

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved