Deflasi: Arti, Penyebab, Jenis, Dampak, & Cara Mengatasinya
Deflasi adalah fenomena dalam dunia ekonomi yang merujuk pada penurunan harga barang atau jasa di pasar secara drastis pada periode tertentu.
Pada dasarnya, deflasi adalah kebalikan dari inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga barang atau jasa di pasar akibat ketidakstabilan ekonomi.
Sekilas, deflasi memang terlihat menguntungkan bagi konsumen. Akan tetapi, fenomena ini sebenarnya muncul akibat masalah dalam perekonomian negara.
Untuk mengantisipasi deflasi, sahabat perlu memahaminya dengan lebih baik. Mari simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Deflasi
Deflasi adalah penurunan laju inflasi pada periode tertentu yang membuat harga barang dan jasa di pasar mengalami penurunan secara signifikan pada suatu periode.
Tentunya, deflasi berdampak buruk pada perekonomian negara. Pelaku usaha utamanya dapat berpotensi mengalami kerugian besar akibat margin keuntungan yang turun secara tajam.
Ketika deflasi terjadi, pelaku usaha biasanya akan melakukan upaya untuk menutupi kerugian, baik dengan memangkas kuantitas produksi ataupun memutus hubungan kerja beberapa karyawan (PHK).
Apabila terjadi kerugian dalam skala besar, maka perusahaan tidak dapat membayar cicilan pinjaman yang menyebabkan kredit macet dan membuat investor menarik modalnya.
Penyebab Deflasi
Deflasi disebabkan oleh beberapa faktor perekonomian yang mencakup peredaran uang, permintaan di pasar, persediaan produk, dan hasil produksi. Berikut penjelasannya:
1. Peredaran Uang Menurun
Salah satu faktor penyebab deflasi adalah peredaran uang yang menurun akibat dari peningkatan suku bunga di bank.
Suku bunga yang naik akan mendorong banyak nasabah bank untuk menabung daripada membelanjakan uang. Hal ini dapat berujung pada ketersediaan uang dalam jumlah sedikit di pasar.
2. Permintaan Menurun
Penyebab utama deflasi adalah permintaan barang yang menurun di pasar. Kondisi ekonomi yang memburuk dapat mendorong konsumen untuk menekan pengeluaran.
Ketika permintaan sedikit, barang atau jasa yang tersedia di pasar pun akan meningkat dan mendorong terjadinya penurunan harga secara bersamaan.
3. Ketersediaan Produk Meningkat
Kondisi ekonomi yang tidak stabil membuat konsumen berhati-hati dalam menggunakan uangnya. Saat tidak banyak orang yang belanja, maka stok produk pun akan melimpah.
Ketersediaan produk melebihi permintaan tersebut akan mendorong pelaku usaha untuk menjualnya dengan harga yang murah.
4. Kebijakan Moneter Ketat
Ekonomi yang tidak stabil dapat diakibatkan oleh kebijakan moneter yang terlalu ketat dan tidak memberikan pilihan kepada masyarakat suatu negara.
Kebijakan suku bunga kerap kali menurunkan tingkat inflasi yang berujung pada deflasi. Keputusan pemerintah ini berkaitan erat dengan faktor-faktor penyebab lain yang disebutkan sebelumnya.
Baca juga: Konsumerisme: Pengertian, Ciri, Dampak Negatif, & Contohnya
Jenis Deflasi
Terdapat dua jenis deflasi yang umumnya terjadi ketika kondisi ekonomi sedang tidak stabil, yaitu deflasi sirkulasi dan deflasi strategis.
1. Deflasi Sirkulasi
Deflasi sirkulasi adalah jenis deflasi yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara daya produksi dan konsumsi.
Salah satu penyebab utamanya adalah kelebihan produksi di saat permintaan di pasar menurun. Fenomena ini pernah terjadi pada tahun 2008 di mana terjadi kelebihan produksi minyak mentah.
Ketersediaan minyak yang melimpah berujung pada penurunan harga minyak secara drastis dan berdampak pada terjadinya krisis deflasi.
2. Deflasi Strategis
Deflasi strategi terjadi akibat kegagalan kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah atau bank sentral dalam menekan angka konsumsi masyarakat.
Sebagai contoh, kebijakan kenaikan tingkat suku bunga membuat banyak orang berlomba-lomba menabung ke bank.
Alih-alih mengontrol konsumsi publik, kebijakan tersebut membuat banyak orang menyimpan uangnya dan berujung pada kelangkaan uang di pasar.
Dampak Deflasi
Sebagai fenomena ekonomi yang ditandai dengan menurunnya harga barang atau jasa, deflasi memiliki dampak positif dan negatif pada perekonomian. Dampak positif dan negatifnya adalah sebagai berikut:
Dampak Positif
- Harga barang atau jasa semakin terjangkau.
- Mata uang negara menguat.
- Masyarakat lebih terdorong untuk menabung.
- Memunculkan gaya hidup frugal living.
Dampak Negatif
- Aktivitas jual beli lesu.
- Jumlah pendapatan dari penjualan menurun.
- Usaha mengalami kerugian.
- Risiko PHK semakin tinggi.
- Dapat mendorong terjadinya resesi.
- Kemerosotan devisa negara.
- Investor menarik modal karena kerugian beruntun.
Baca juga: Kebijakan Fiskal dan Moneter: Pengertian, Perbedaan, dan Contoh
Cara Mengatasi Deflasi
Perekonomian negara bisa kembali stabil apabila deflasi diatasi dengan tepat. Upaya untuk meredakan deflasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Menerapkan Kebijakan Moneter
Pengambilan kebijakan moneter berwujud politik diskonto dapat membantu menormalisasi peredaran uang di pasar dengan menurunkan tingkat suku bunga.
Ketika suku bunga naik, maka akan banyak orang berlomba-lomba untuk menabung dan tidak membelanjakan uangnya di pasar.
Untuk mengatasi kondisi ini, pemerintah dapat menurunkan tingkat suku bunga sehingga mendorong masyarakat untuk memegang uang tunai.
Dengan begitu, masyarakat dapat terdorong untuk membeli barang atau jasa yang diperlukan sehingga peredaran uang kembali normal.
2. Menerapkan Kebijakan Fiskal
Selain kebijakan moneter, pemerintah dapat menerapkan kebijakan fiskal untuk mengurangi efek deflasi pada perekonomian negara.
Strategi yang dapat dilakukan di sini adalah memperbarui pemasukan dan pengeluaran negara untuk memperbaiki kondisi perekonomian.
3. Menerapkan Kebijakan Nonmoneter
Di samping kebijakan moneter dan fiskal, terdapat jenis kebijakan nonmoneter yang perlu diterapkan untuk mengatasi deflasi.
Kebijakan ini dibuat berdasarkan kesadaran tingkah laku masyarakat atau terjadi secara alamiah untuk diterapkan sesuai dengan kondisi ekonomi negara.
Contoh Deflasi
Deflasi adalah fenomena yang terjadi pada suatu periode di berbagai negara. Salah satu contoh deflasi sebesar 0,27% terjadi di Indonesia pada September 2019 di saat harga bahan pokok di pasar menurun secara bersamaan.
Adapun tingkat deflasi tersebut tidak separah yang terjadi pada Rumania di tahun 2008. Deflasi di Rumania yang mencapai angka 3,6% pada waktu itu disebabkan oleh melimpahnya ketersediaan minyak mentah.
Sekian pembahasan seputar deflasi yang perlu menjadi perhatian bagi pelaku usaha dan konsumen di saat perekonomian tidak stabil.
Untuk mengantisipasi risiko deflasi ataupun inflasi di masa depan, sahabat perlu menyimpan aset yang aman terhadap fluktuasi harga di pasar.
Salah satu aset yang tahan terhadap inflasi adalah emas. Berdasarkan sejarah emas di Indonesia, emas memiliki tren perkembangan positif dari tahun ke tahun.
Selain menyimpan emas fisik di rumah, sahabat juga bisa menabung emas di Pegadaian agar lebih praktis dan aman.
Saldo emas yang ditabung dapat dicetak menjadi emas batangan atau perhiasan sewaktu-waktu.
Untuk memulai menabung emas, sahabat hanya perlu membayar biaya minimal Rp10 ribu dengan biaya pengelolaan rekening Rp30 ribu per tahun.
Jika membutuhkan dana cepat, saldo tabungan emas pun bisa digadaikan atau dijual dengan mudah.
Jadi, mari antisipasi deflasi mulai sekarang dengan menabung emas di Pegadaian. Daftar segera di aplikasi Pegadaian Digital atau di outlet Pegadaian terdekat!
Baca juga: Literasi Keuangan: Pahami Arti, Manfaat, dan Contohnya
Artikel Lainnya
Emas
Cara Jual Emas Batangan di Pegadaian, Resmi dan Terjamin!
Menjual emas batangan tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Ketahui cara jual emas batangan di Pegadaian yang resmi dan terjamin di artikel ini.
Emas
7 Cara Menabung Emas di Rumah untuk Investasi yang Aman
Emas merupakan aset berharga yang perlu dijaga dengan aman karena mudah lecet dan tergores. Untuk itu, terapkan cara menabung emas di rumah ini.
Wirausaha
Tips Siap Finansial Sebelum Memulai Bisnis
Berikut ini adalah beberapa tips untuk menjamin tercapainya kesiapan finansial sebelum memulai bisnis: