Feasibility Study: Arti, Jenis, Tujuan, Komponen, & Tahapan

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Wirausaha

31 January 2024
Bagikan :
image detail artikel

Feasibility study adalah metode analisis studi kelayakan untuk menilai kualitas dari aspek-aspek krusial dalam suatu proyek. Dalam bahasa Indonesia, feasibility study dikenal sebagai studi kelayakan.
Dalam bisnis, praktik ini berperan sebagai metrik pengukur kesuksesan berdasarkan keuntungan yang didapatkan untuk kebutuhan investasi.
Metode feasibility sendiri merupakan bagian manajemen keuangan perusahaan yang dapat membantu menentukan langkah bisnis ke depan.
Masih ingin tahu lebih banyak tentang feasibility study? Mari simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.

Apa itu Feasibility Study?

Feasibility study adalah analisis yang dilakukan secara detail untuk menilai kelayakan suatu bisnis.
Studi ini dilaksanakan di awal berjalannya suatu proyek, yaitu pada tahap desain utama saat fase perencanaan.
Umumnya, perusahaan atau brand besar melakukan studi kelayakan untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan proyek.
Tidak hanya itu, hasil studi bisa dimanfaatkan untuk menilai ancaman dan peluang, kebutuhan sumber daya, serta kemungkinan sukses.
Dalam penerapannya, analisis kelayakan proyek ini melibatkan pertimbangan dari aspek ekonomi, hukum, teknis, dan penjadwalan.
Lebih jauh, feasibility study biasanya mencakup analisis cash flow dan penilaian risiko, termasuk risiko operasional yang dapat menghambat proses bisnis.

Jenis-Jenis Feasibility Study

Feasibility study adalah metode analisis yang bertujuan untuk mengevaluasi peluang keberhasilan suatu proyek.
Maka dari itu, objektivitas dan kredibilitas dari hasilnya menjadi bagian penting yang dinilai oleh calon investor.
Dalam praktik berbisnis, terdapat empat jenis feasibility yang sering ditemukan. Berikut adalah penjabaran singkatnya:

1. Economic Feasibility

Hasil dari studi kelayakan dapat membantu mengoptimalkan pengalokasian dana dan menjadi acuan dalam pengambilan keputusan yang menguntungkan bagi pihak terkait dalam proyek.

2. Operational Feasibility

Operational feasibility sering kali digunakan oleh proyek bisnis berskala besar. Studi kelayakan ini melibatkan analisis terkait pemenuhan kebutuhan perusahaan dari pelaksanaan proyek.
Operational feasibility juga dapat memastikan kelengkapan persyaratan dari suatu rencana proyek.
Baca juga: Portofolio Investasi: Definisi, Tujuan, dan Cara Membuatnya

3. Legal Feasibility

Kelayakan yang dinilai berikutnya adalah legalitas, yaitu aspek-aspek yang berkaitan dengan hukum.
Studi kelayakan dalam bentuk legal ini ditujukan untuk mencari apakah ada aspek yang bertentangan dengan hukum atau tidak.
Hasil dari legal feasibility dapat memberikan informasi tentang ketentuan hukum yang harus ditaati dalam pelaksanaan proyek, seperti pemilihan lokasi bisnis.

4. Technical Feasibility

Kegiatan operasional perusahaan tentunya tidak lepas dari kelayakan sumber daya teknis di dalamnya.
Hasil dari analisis technical feasibility dapat membantu mencari tahu kemampuan tim teknis dalam mengelola sistem serta penggunaan sumber dayanya.
Adapun beberapa hal yang dilakukan dalam technical feasibility study adalah evaluasi software, hardware, serta persyaratan teknis lain yang diajukan dalam fase perencanaan.

Tujuan Feasibility Study

Secara garis besar, feasibility study ditujukan untuk menilai kelayakan suatu proyek. Di samping itu, terdapat beberapa tujuan lain yang bisa dicapai dari implementasi studi kelayakan, yaitu:

  • Menentukan keperluan dana.
  • Membantu meyakinkan investor.
  • Menghindari risiko operasional.
  • Memahami bagian-bagian proyek secara utuh.
  • Menemukan solusi atas masalah yang mungkin muncul.

Baca juga: Cara Membuat Proposal Usaha atau Bisnis yang Mudah 

Komponen Feasibility Study

Pada dasarnya, feasibility study adalah teknik analisis untuk memastikan kesuksesan proyek yang biasanya diajukan oleh stakeholder dan pelaksana proyek.
Analisis kelayakan bisnis ini perlu dilakukan dengan memperhatikan beberapa komponen penting berikut:

  • Environment aspect: Dampak pelaksanaan proyek terhadap lingkungan.
  • Financial aspect: Biaya operasional dan modal untuk mendukung proyek.
  • Legal aspect: Pengecekan legalitas dalam dokumen pelaksanaan proyek.
  • Management & organization: Kualitas manajemen dan penanggung jawab proyek.
  • Market aspect: Hal-hal terkait supply dan demand.
  • Social economy: Dampak dari proyek di sektor sosial dan ekonomi.
  • Technique aspect: Hal-hal teknis, seperti tools, simulasi, studi sumber daya, dan lainnya.


Tahapan Feasibility Study

Agar dapat menjaga objektivitas dan kredibilitas, pelaksanaan feasibility study perlu dilakukan dengan memperhatikan tahapan-tahapan yang disesuaikan dengan kebutuhan proyek.
Berikut adalah tahapan-tahapannya:

  1. Melakukan analisis awal dengan meminta masukan (feedback) dari stakeholder.
  2. Menganalisis dan memastikan data yang didapatkan dari tahap analisis awal.
  3. Melaksanakan survei atau riset pasar untuk mengidentifikasi demand dan peluang.
  4. Menyusun rencana bisnis, termasuk identifikasi kebutuhan karyawan.
  5. Menyiapkan proyeksi laporan laba rugi yang mencakup pendapatan, biaya operasional, dan keuntungan.
  6. Mempersiapkan neraca keuangan untuk hari pembukaan.
  7. Mengidentifikasi hambatan dan potensi kerentanan serta cara mengatasinya.

Itulah pembahasan tentang feasibility study yang digunakan untuk menilai kelayakan suatu proyek pada fase perencanaan.
Perusahaan berskala besar maupun kecil bisa menggunakan metode analisis tersebut sebelum memutuskan untuk melanjutkan proyek atau tidak.
Jadi, mari lebih cermat dalam menentukan keputusan berbisnis dengan analisis menyeluruh dan terperinci.
Berbicara soal investasi, kepemilikan aset berharga ini dapat membantu meningkatkan nilai kelayakan proyek.
Agar siap sebelum memulai proyek, pastikan untuk mulai berinvestasi dari jauh hari. Adapun salah satu bentuk investasi yang aman adalah menabung emas di Pegadaian.
Baik untuk keperluan dana proyek atau kebutuhan pribadi di masa depan, keuntungan dari menabung emas dapat memberikan manfaat saat kondisi ekonomi tidak stabil.
Emas memiliki likuiditas tinggi sehingga bisa dikonversikan menjadi uang kapan saja. Untuk berinvestasi emas di Pegadaian, sahabat perlu membuka rekening terlebih dahulu.
Minimal pembelian emas awal adalah Rp10 ribu saja, ditambah dengan biaya pengelolaan rekening sebesar Rp30 ribu selama setahun. Sangat terjangkau, bukan?
Jika tertarik, ajukan pembukaan rekening melalui aplikasi Pegadaian Digital dan nikmati bebas biaya pengelolaan rekening selama setahun.
Sahabat juga bisa datang langsung ke outlet Pegadaian terdekat untuk mendaftarkan diri sebagai nasabah Tabungan Emas. Petugas kami akan siap melayani.
Jadi, yuk persiapkan kelayakan keuangan mulai sekarang dengan investasi emas di Pegadaian!
Baca juga: Diversifikasi Investasi: Pengertian, Jenis, dan Caranya


image detail artikel

Inspirasi

Lima Film Indonesia Terbaik Sepanjang Masa Versi Sahabat Pegadaian

Beli 1 dapat 2 yang dikhususkan bagi Sahabat yang membeli tiket bioskop Cinema XXI dengan menggunakan Kartu Emas. Temukan berbagai promo HUT BRI 127 lainnya disini.

31 January 2024
image detail artikel

Inspirasi

Nabung Emas Pegadaian, Bisa Dimana Saja?

Nggak terbatas di kantor Pegadaian aja, transaksi nabung emas Pegadaian sekarang bisa di berbagai channel lho!

31 January 2024
image detail artikel

Inspirasi

10 Negara dengan Penduduk Terbanyak, Apa Saja?

Penduduk dunia saat ini mencapai 8,08 miliar jiwa. Lantas, negara manakah yang memiliki jumlah penduduk terbanyak? Baca selengkapnya di sini!

31 January 2024

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved