Emas Monas: Ini Asal & Besaran Berat Emasnya, Wajib Tahu!

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Inspirasi

20 June 2025
Bagikan :
image detail artikel

Monas (Monumen Nasional) adalah tugu tinggi yang menjadi icon dari Kota Jakarta maupun Indonesia. Tugu ini sering kali dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun asing.

Monas dibangun pada 1961. Daya tariknya terletak di bagian ujung karena terdapat simbol api berwarna kuning keemasan yang dilapisi oleh emas asli.

Di balik keindahan emas Monas dan daya tariknya, ada kisah tersendiri yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat.

Ingin tahu lebih detail mengenai emas di tugu monas, termasuk beratnya? Simak selengkapnya di pembahasan berikut ini.

Asal Emas Monas

Berdasarkan sejarah, pembangunan Monas dimulai pada 17 Agustus 1961 pada masa Presiden Republik Indonesia yang pertama, yaitu Ir. Soekarno. 

Pembiayaan pembangunan Monas yang berlangsung pada 1961-1965 berasal dari sumbangan masyarakat. Prosesnya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

  • Tahap pertama: 1961-1965
  • Tahap kedua: 1966-1968
  • Tahap ketiga: 1969-1976


Sebelum pembangunan, Ir. Soekarno menyeleksi desainer terbaik melalui pengadaan sayembara. Pemenangnya adalah Friedrich Silaban.

Friedrich kemudian dibantu oleh arsitek lainnya, yakni Soedarsono serta Rooseno, dalam pengerjaan proyek pembangunan tersebut.

Pada awalnya, tugu yang dibangun akan dinamakan Tugu Peringatan Nasional, namun diubah menjadi Monumen Nasional. Pembangunan tugu ini memerlukan dana sebanyak Rp7 miliar.

Dengan asumsi bahwa nilai 1 dolar AS pada 1960-an setara dengan Rp125, maka nilainya mencapai Rp266 triliun apabila dihitung menurut kurs dolar sekarang.

Peresmian Monas dilakukan oleh Presiden Soeharto pada 12 Juli 1975 yang menjadi penanda bahwa Monas resmi dibuka untuk masyarakat umum.

Monas merupakan tugu berbentuk Lingga-Yoni, yaitu berdiri tegak dengan cawan yang berfungsi sebagai wadah di bagian bawahnya.

Bentuk Lingga-Yoni adalah simbol hubungan sakral antara perempuan dan laki-laki serta melambangkan kesuburan.

Sementara itu, puncak Monas yang berbentuk lidah api merupakan simbol semangat perjuangan bangsa Indonesia. Lidah api tersebut yang diketahui dilapisi oleh emas asli.

Emas Monas sendiri berasal dari Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu.

Desa tersebut populer dengan tambang emas, bahkan hingga kini. Kendati demikian, penyumbang emas Monas yang terbesar justru seorang pengusaha dari Aceh.

Pengusaha tersebut bernama Teuku Markam yang merupakan keturunan Uleebalang (Kepala Daerah dalam Kesultanan Aceh). Beliau diperkirakan lahir sekitar tahun 1925.

Teuku Markam diketahui menyumbang sekitar 28 kg emas. Teuku Markam dikenal sebagai pengusaha kaya raya dan sukses di awal kelahiran Indonesia.

Beliau cukup dekat dengan Presiden Soekarno dan sejumlah pejabat. Bahkan. Namanya pun pernah disebut-sebut sebagai ‘Kabinet Bayangan’ pada masa pemerintahan era Orde Lama.

Teuku Markam memang sejak muda sudah terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau menyandang lulus wajib militer di Koetaradja dengan pangkat Letnan Satu.

Setelahnya, Teuku Markam bergabung bersama TRI (Tentara Rakyat Indonesia) dan ikut bertempur di Medan Area, Sumatra Utara.

Kariernya sebagai pengusaha dimulai ketika mendirikan perusahaan perdagangan, seperti PT Karkam yang sekarang menjadi bagian BUMN dan dikenal dengan nama PT Berdikari.

Bisnisnya yang semakin meluas membuat Teuku Markam mempunyai sejumlah aset berharga, seperti kapal dan beberapa galangan kapal di Jakarta, Medan, Surabaya, Palembang, serta Makassar.

Beliau pun terjun di dunia ekspor dan impor ke sejumlah negara, mulai dari impor mobil Toyota Hardtop Jepang, plat baja, besi beton, hingga senjata atas persetujuan dari Departemen Pertahanan dan Keamanan serta Ir. Soekarno.

Hasil bisnis dari Teuku Markam inilah yang menjadi salah satu sumber APBN. Tidak hanya berpartisipasi dalam penyumbangan emas Monas, Teuku Markam pun turut serta dalam berbagai proyek pembangunan infrastruktur.

Teuku Markam juga pernah membebaskan lahan bagi proyek Istora Senayan, merekonstruksi jalan darat di pesisir Timur Aceh, membangun infrastruktur di Jawa Barat, Aceh, dan lain-lain.

Baca juga: Perbedaan Emas Putih dan Emas Kuning: Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?

Berapa Berat Emas di Tugu Monas?

Selain lidah api, terdapat bagian lain di area Monas yang terbuat dari emas. Namun, diketahui berat bagian lidah api Monas adalah 50 kg.

Secara keseluruhan, total berat emas di Monas mencapai 72 kg. Emas seberat 22 kg lainnya terletak di Ruang Kemerdekaan yang melekat di pintu gapura kemerdekaan burung Garuda Pancasila serta Kepulauan Indonesia.

Emas tersebut disimpan di kotak kaca yang juga menyimpan salinan naskah teks proklamasi. Kotak kaca itu pun dihiasi dengan bunga Wijaya Kusuma.

Pernyataan mengenai berat emas di Tugu Monas ini diungkapkan oleh akun sosial media resmi Monumen Nasional pada 15 Agustus 2021.

Baca juga: Investasi Emas Antam atau Perhiasan, Mana yang Lebih Baik?

Dapatkan Emas 24 Karat di Pegadaian!

Pada dasarnya, emas tidak hanya bisa dijadikan sebagai perhiasan, koleksi, atau lapisan bernilai tinggi seperti yang ada di Tugu Monas.

Kamu pun dapat menjadikannya sebagai aset untuk investasi. Secara umum, investasi emas memiliki potensi yang profitabel.

Hal ini karena emas bernilai stabil, bahkan secara historis nilainya terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

Sebagai safe haven, emas tahan terhadap laju inflasi sehingga dapat melindungi nilai kekayaan di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.

Memiliki emas untuk investasi bukanlah hal yang sulit. Pasalnya, kini telah tersedia sejumlah platform yang memperdagangkan emas.

Salah satu rekomendasi tempat tepercaya yang terjamin keamanannya untuk membeli emas 24 karat adalah Pegadaian.

Di Pegadaian, kamu dapat membeli emas fisik 24 karat bersertifikat dengan harga terjangkau melalui Cicil Emas. Jadi, kamu tidak harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar sekaligus.

Bahkan, kamu bisa mendapatkan jaminan jual kembali (buyback)dengan mudah di Galeri 24. Cukup lengkapi persyaratannya dan lakukan pembayaran awal sesuai dengan ketentuan.

Baik pengajuan maupun transaksi Cicil Emas bisa dilakukan melalui aplikasi Pegadaian Digital atau langsung di kantor cabang Pegadaian terdekat.

Nantinya, petugas Pegadaian akan menawarkan opsi waktu pembiayaan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan.

Emas 24 karat fisik dapat kamu terima jika seluruh cicilan telah dibayar hingga lunas. Apabila ingin memperkirakan nilai cicilan, jangan ragu untuk menggunakan fitur Simulasi Cicil Emas.

Nah, tunggu apa lagi? Yuk, segera mulai Cicil Emas untuk mendapatkan emas fisik dengan jaminan 24 karat guna menambah dan mengamankan nilai aset!

Baca juga: Kenali Perbedaan Emas Muda dan Emas Tua Sebelum Berinvestasi

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved