Ekspor: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Bedanya dengan Impor

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Wirausaha

21 August 2024
Bagikan :
image detail artikel

Ekspor adalah segala aktivitas jual beli produk dari satu negara ke negara lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pelaksanaan ekspor merupakan bagian dari perwujudan prinsip ekonomi yang bertujuan untuk meraup keuntungan jual beli dan mengendalikan harga barang di pasar.
Bersama dengan impor, kegiatan ekspor membangun neraca perdagangan internasional. Dengan adanya jual beli di luar batas geografis ini, perekonomian negara dapat meningkat.
Sebagai pelaku perdagangan internasional yang aktif, nilai ekspor Indonesia di tahun 2023 tercatat mencapai angka 258.774,4 juta USD.
Mengingat peran ekspor yang penting bagi perekonomian negara, ketahui dulu beberapa aspek penting dari prosesnya pada pembahasan di bawah ini.

Apa itu Ekspor?

Ekspor adalah kegiatan jual beli antar negara yang berperan penting dalam membantu pemerintah membentuk diplomasi dan kebijakan luar negeri.
Sederhananya, ekspor adalah perdagangan produk yang dilakukan dari dalam negeri ke luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar global.
Setiap produsen, distributor, dan konsumen yang terlibat dalam proses ekspor memiliki hak dan kewajiban masing-masing sesuai dengan perannya.
Pelaku dalam kegiatan ekspor perlu memastikan bahwa produk bisa dihasilkan selama periode yang disepakati dengan konsumen di negara lain.
Pengiriman produk pun juga diatur sesuai dengan ketentuan dan biaya yang telah disepakati oleh pemerintah negara eksportir dan tujuan.

Jenis Ekspor

Secara garis besar, ekspor dibagi menjadi dua berdasarkan prosedurnya, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Berikut penjelasan singkatnya:

1. Ekspor Langsung

Ekspor langsung dilakukan tanpa perantara. Dengan kata lain, produsen melaksanakan transaksi jual beli secara langsung ke pihak perusahaan asing di luar negeri.
Pelaksanaan ekspor langsung dapat melibatkan agen penjualan asing, pengecer di luar negeri, maupun perusahaan dagang dalam negeri yang beroperasi di luar negeri.

2. Ekspor Tidak Langsung

Di sisi lain, ekspor tidak langsung melibatkan perantara dalam prosesnya. Pihak produsen membutuhkan distributor yang memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengiriman.
Adapun beberapa jenis perantara yang dapat membantu kegiatan ekspor adalah perusahaan ekspor, koperasi, agen ekspor, dan agen komisi.
Baca juga: Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang: Cara Buat & Contohnya 

Manfaat Ekspor

Secara garis besar, ekspor adalah kegiatan perekonomian yang menambah devisa negara. Terlebih lagi, ekspor cenderung mengurangi biaya per unit dengan pemanfaatan skala ekonomi.
Perusahaan yang berkecimpung di dunia ekspor pun mampu memperoleh pengalaman dan wawasan baru yang dapat mendukung inovasi di dalam negeri.
Jika diulas lebih rinci, beberapa manfaat ekspor yang dapat dirasakan oleh negara dan pelaku usaha bisa disimpulkan sebagai berikut:

1. Menjangkau Pasar yang Lebih Luas

Jual beli dapat berlangsung dengan optimal apabila permintaan yang tinggi juga diimbangi dengan penyediaan produk secara optimal.
Akan tetapi, tidak semua barang atau jasa memiliki permintaan yang tinggi di suatu wilayah. Namun, hal ini bukan menjadi masalah dengan tersedianya sistem ekspor.
Selain menambah devisa, ekspor juga dapat membantu pelaku usaha domestik untuk memiliki jangkauan pasar yang lebih luas.
Dengan target konsumen yang ada di berbagai target negara, pelaku ekspor pun dapat mengoptimalkan pemasukan dan mengembangkan usahanya.

2. Mengendalikan Harga Barang di dalam Negeri

Stok produk yang terlalu banyak di dalam negeri bisa menurunkan harganya. Ketika harga produk murah, maka hasil penjualan yang didapatkan penjual pun tidak optimal.
Agar pemasukan tetap optimal dan tidak merugi, pelaku usaha dapat menjual produknya ke pihak luar yang membutuhkan penyediaan produk serupa.
Sistem ekspor tersebut dapat membantu pengendalian harga produk di pasar dan memastikan tingkat inflasi tetap terkontrol.

3. Menambah Lapangan Pekerjaan

Bagi masyarakat, usaha ekspor adalah pembuka lapangan pekerjaan yang dapat memberikan dampak positif pada perekonomian rumah tangga.
Ketika kebutuhan produksi meningkat, maka perusahan pun akan membutuhkan lebih banyak pekerja untuk memastikan tercapainya target produksi.
Dengan begitu, masyarakat dapat menopang kebutuhan perekonomian secara mandiri dan berpartisipasi secara aktif dalam pergerakan roda ekonomi negara.
Baca juga: Biaya Produksi: Pengertian, Unsur, Jenis, dan Contohnya 

Komponen Biaya Ekspor

Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan ekspor, diperlukan rincian biaya-biaya tertentu sesuai dengan aspek kebutuhannya. Berikut adalah beberapa komponen yang termasuk dalam biaya ekspor:

  • Harga pokok produksi.
  • Biaya pengemasan.
  • Biaya pergudangan.
  • Biaya transportasi ke pelabuhan.
  • Biaya pengiriman (freight).
  • Biaya pembayaran bank.
  • Biaya pengurusan dokumen ekspor.
  • Bea keluar.
  • Terminal handling charge (THC).
  • Komisi agen penjualan.
  • Biaya asuransi.
  • Biaya lainnya.


Perbedaan Ekspor dan Impor

Ekspor dan impor tentunya bukan istilah yang asing dalam dunia perdagangan. Keduanya memiliki prosedur yang berbeda.
Ekspor adalah kegiatan jual beli dari dalam negeri ke luar negeri, sedangkan impor merujuk pada produk yang dijual dari luar negeri ke dalam negeri.
Jika diringkas, perbedaan ekspor dan impor bisa dijabarkan sebagai berikut:

Itulah hal-hal penting seputar ekspor yang menjadi salah satu penyumbang penting devisa negara. Pelaku ekspor juga dapat membantu penyediaan lapangan kerja dan memberikan dampak positif kepada masyarakat.
Pemanfaatan ekspor adalah sesuatu yang diatur dalam PP Nomor 29 Tahun 2021. Aktivitas dagang dari Indonesia ke luar negeri perlu mengacu pada ketentuan yang ada dalam peraturan tersebut.
Jika sahabat ingin memperluas jangkauan usaha ke luar negeri, modal yang cukup diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perdagangan dalam skala besar.
Agar impian tersebut dapat tercapai, siapkan dana pengembangan usaha terlebih dahulu dengan mengajukan Pinjaman Usaha ke Pegadaian.
Cukup serahkan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) untuk mengajukan pinjaman usaha individu maupun badan.
Tidak perlu khawatir, kendaraan tetap bisa digunakan selagi sahabat membayar cicilan tetap per bulan untuk melunasi pinjaman.
Apabila pengajuan disetujui, sahabat bisa mendapatkan uang pinjaman mulai dari Rp500.100.000 hingga Rp10.000.000.000.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, siapkan modal pengembangan usaha dengan modal dari Pinjaman Usaha di Pegadaian!
Baca juga: NIB (Nomor Induk Berusaha): Arti, Syarat, & Cara Membuatnya


image detail artikel

Keuangan

Apa Itu Cashless? Jenis, Keuntungan, Kelebihan, & Kekurangan

Cashless adalah metode pembayaran nontunai di mana pembeli tidak perlu menggunakan uang tunai saat melakukan transaksi pembelian. Simak infonya di sini!

21 August 2024
image detail artikel

Inspirasi

Gaji Bulanan 4 Jutaan? Ikuti Cara Ini Supaya Bisa Menabung Emas

Menabung emas sebenarnya terbilang cukup mudah dan sangat menguntungkan namun terkadang sulit dilakukan dengan gaji pas-pasan. Mau tahu caranya nabung emas dengan gaji 4 jutaan, baca selengkapnya.

21 August 2024
image detail artikel

Investasi

Investasi Emas atau Properti, Mana yang Lebih Baik?

Investasi Emas dan investasi properti memang populer di kalangan masyarakat bila dibandingkan dengan jenis investasi lainnya. Namun manakah yang lebih cocok untuk Anda? Saat ini, kesadaran akan pentingnya hari depan sudah mulai tertanam di benak banyak orang. Demi masa depan yang nyaman, mereka pun sudah mempersiapkannya dengan cukup matang, salah satunya adalah dengan berinvestasi. Ya, […]

21 August 2024

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved