Kurva Lorenz: Definisi, Cara Baca, Hitung, Fungsi, & Contoh

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Keuangan

02 December 2025
Bagikan :
image detail artikel

Kurva Lorenz adalah metode grafis yang efektif untuk menggambarkan tingkat distribusi penghasilan atau kekayaan dalam suatu populasi tertentu.

Dalam analisis sistem ekonomi, kurva Lorenz tentunya memegang peranan penting karena data visualisasi yang diberikan bukanlah sekadar angka.

Ingin tahu lebih dalam mengenai konsep dasar kurva Lorenz, termasuk fungsi hingga contohnya? Mari simak penjelasannya di artikel berikut.

Definisi Kurva Lorenz

Kurva Lorenz adalah alat visual yang menjadi representasi dari ketimpangan suatu sistem, terutama dalam hal distribusi pendapatan atau kekayaan di wilayah tertentu.

Pada tahun 1905, kurva Lorenz diperkenalkan oleh Max O. Lorenz sebagai langkah untuk melihat sejauh mana distribusi ekonomi dapat mendekati kesetaraan yang sempurna.

Kurva Lorenz bisa menunjukkan akumulasi kumulatif persentase pendapatan atau kekayaan di sumbu vertikal terhadap akumulasi kumulatif persentase populasi di sumbu horizontal.

Penggunaannya dinilai mampu melihat apakah kekayaan di suatu negara hanya terkonsentrasi di sebagian kecil masyarakat atau tersebar secara merata. Oleh karena itu, kurva ini dijadikan sebagai indikator utama oleh peneliti maupun ekonom. Kurva Lorenz mempunyai dua unsur utama, antara lain:

  • Lorenz Curve: Garis lengkung yang memvisualkan distribusi pendapatan atau kekayaan dalam masyarakat secara aktual.
  • Garis Diagonal (Line of Equality): Garis yang menyatakan distribusi ekonomi sempurna. Dalam hal ini, setiap individu atau rumah tangga mempunyai skala penghasilan yang sama terhadap total pendapatan atau kekayaan.


Sebagai informasi, implementasi kurva Lorenz memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu diperhatikan. Adapun beberapa kelebihan kurva Lorenz adalah sebagai berikut:

  • Konsepnya cukup sederhana sehingga bisa dijelaskan dengan mudah ke masyarakat awam.
  • Memungkinkan proses perbandingan distribusi ekonomi antarwilayah atau negara berbeda.
  • Dapat memberikan pengetahuan lebih luas dan mendalam mengenai ketidaksetaraan.


Sementara itu, beberapa kelemahan kurva Lorenz adalah sebagai berikut.

  • Kurang memberikan informasi terkait sebaran di setiap interval pendapatan atau kekayaan karena hanya menggambarkan akumulasi persentasenya.
  • Tidak secara sensitif menanggapi adanya perubahan dalam distribusi di kelompok penghasilan menengah. Akibatnya, bisa mengabaikan perubahan penting dalam ketidaksetaraan.


Fungsi Kurva Lorenz

Pada dasarnya, kurva Lorenz memiliki fungsi utama untuk memberikan ilustrasi terkait level ketidaksetaraan yang ada di dalam masyarakat.

Dalam hal ini, cara kerja kurva Lorenz adalah dengan membandingkan distribusi pendapatan atau kekayaan dan garis diagonal lurus.

Dengan membuat plot persentase kumulatif pendapatan atau kekayaan di satu sumbu dan persentase kumulatif populasi di sumbu lainnya, maka bisa mengetahui tingkat ketimpangan.

Identifikasi dan analisis seperti ini berguna untuk membantu pemerintah dalam menyusun rancangan kebijakan yang lebih efisien serta efektif agar kesenjangan sosial berkurang.

Selain itu, kurva Lorenz berfungsi untuk memfasilitasi perbandingan distribusi pendapatan atau kekayaan antarnegara dan memahami perbedaan ekonomi secara global.

Baca juga: Elastisitas Penawaran: Jenis, Manfaat, Rumus, & Contohnya

Cara Membaca Kurva Lorenz

Cara membaca kurva Lorenz tidak serumit yang dibayangkan. Hanya saja, kamu perlu mengenal elemen dari kurva ini yang biasanya diplot di grafik dengan dua sumbu, yaitu:

  • Sumbu Horizontal (X): Sumbu yang memperlihatkan persentase kumulatif dari suatu populasi.
  • Sumbu Vertikal (Y): Sumbu yang menunjukkan persentase kumulatif dari pendapatan atau kekayaan.


Selain Lorenz curve (garis kurva Lorenz) serta garis diagonal, terdapat elemen lain yang perlu diketahui, yakni koefisien gini (area antara kurva Lorenz dan garis diagonal).

Koefisien gini sama dengan gini ratio. Nilai dari gini ratio kisaran 0 (kesetaraan sempurna) dan 1 (ketidakmerataan total).

Saat garis diagonal di dalam grafik menunjukkan bahwa distribusi ekonomi merata, berarti setiap orang di populasi mempunyai pendapatan yang sama. Kurva pun akan berimpit dengan garis diagonal pada kondisi merata sempurna.

Kemudian, jika garis kurva Lorenz semakin melengkung mendekati garis kesetaraan (diagonal), maka distribusi ekonomi semakin merata.

Cara Menghitung Kurva Lorenz

Secara umum, cara menghitung kurva Lorenz perlu menerapkan beberapa langkah krusial yang tidak boleh dilewatkan, di antaranya:

  • Mengurutkan data pendapatan atau kekayaan dalam populasi dari yang terendah ke tertinggi.
  • Menghitung persentase kumulatif dari keseluruhan pendapatan untuk setiap kelompok.
  • Membuat plot di grafik untuk membentuk kurva Lorenz.


Terkait perhitungan persentase kumulatif, maka akan melibatkan penjumlahan yang progresif dari pendapatan atau kekayaan setiap kelompok dalam suatu populasi.

Lalu, dilakukan perbandingan dengan total pendapatan atau kekayaan seluruh populasi. Setelah itu, data akan diplot dalam grafik dengan persentase populasi di sumbu X dan persentase pendapatan atau kekayaan di sumbu Y.

Kemudian, ukur gini ratio dan bandingkan dengan keseluruhan area yang ada di bawah garis diagonal. Hasil dari gini ratio inilah yang kemudian dapat menjadi indikasi seberapa besar atau tingkat ketidakmerataan tersebut.

Baca juga: Memahami Rumus Elastisitas Permintaan Serta Jenis & Contohnya

Contoh Kurva Lorenz

gambar

Pengaplikasian kurva Lorenz sering kali digunakan untuk melakukan analisis distribusi ekonomi berbagai negara. Jadi, contoh kurva Lorenz tidak sulit ditemukan dalam dunia nyata.

Sebagai contoh, apabila kurva Lorenz Indonesia lebih melengkung daripada negara lain, maka bisa memperlihatkan bahwa tingkat ketidakmerataan di Indonesia lebih tinggi.

Secara keseluruhan, kurva Lorenz adalah representasi grafis yang mencerminkan kondisi sosial ekonomi dari suatu wilayah. Jadi, bukanlah alat ukur statistik semata.

Dengan memahaminya, diharapkan kamu dapat mengidentifikasi dan menemukan mitigasi yang tepat untuk mengatasi kesenjangan sehingga pertumbuhan ekonomi lebih inklusif.

Kurva Lorenz menawarkan pandangan menarik dalam konteks manajemen keuangan pribadi. Dalam hal ini, investasi emas lewat Tabungan Emas di Pegadaian bisa menjadi strategi mitigasi efisien bagi individu.

Menabung emas di Pegadaian mudah dan praktis dengan pembelian awal terjangkau, yakni minimal Rp10 ribuan dan pengelolaan rekening sebesar Rp30.000/tahun.

Pembukaan rekening dapat diproses di Tring! by Pegadaian atau langsung di kantor cabang Pegadaian terdekat. Setelah rekening aktif, kamu bisa menabung emas sesuai kebutuhan.

Saldo yang terkumpul bisa dimanfaatkan untuk apa saja, seperti digadai, dijual kembali, dikirimkan ke pengguna lain, dikonversi menjadi emas fisik, hingga didepositokan.

Pegadaian pun menyediakan fitur Simulasi Tabungan Emas untuk membantumu memperkirakan berapa gramasi emas yang mungkin dapat dibeli.

Jadi, tunggu apa lagi? Mari daftar Tabungan Emas di Pegadaian dan maksimalkan transaksinya untuk mendapatkan berbagai peluang keuntungannya!

Baca juga: Liabilitas: Pengertian, Jenis, dan Cara Menganalisisnya

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2025 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved