Business Model Canvas: Tujuan, Cara Membuat, & Contohnya

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Wirausaha

24 July 2025
Bagikan :
image detail artikel

Strategi dan perencanaan yang matang dibutuhkan ketika memulai usaha. Penerapan tersebut dapat membantu berjalannya usaha secara lancar hingga mencapai tujuan yang ditargetkan.

Demi meminimalkan risiko kegagalan, pemetaan sedini mungkin perlu dilakukan. Pada tahap ini, pelaku usaha dapat menggunakan business model canvas sebagai rumusannya.

Model perencanaan bisnis tersebut cukup umum dimanfaatkan oleh para pengusaha. Mari pahami business model canvas lebih dalam di artikel ini. 

Apa Itu Business Model Canvas?

Business model canvas adalah struktur manajemen bisnis yang dipersiapkan untuk menerangkan ide, konsep, hingga tujuan bisnis dalam bentuk visual.

Business model canvas (BMC) juga dapat didefinisikan sebagai model rencana bisnis untuk memetakan keuangan, target konsumen, serta infrastruktur yang sederhana sekaligus padat.

BMC pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder pada 2005 melalui bukunya yang berjudul Business Model Generation

Entrepreneur asal Swiss tersebut memaparkan kerangka kerja sederhana yang mempresentasikan elemen-elemen dalam model bisnis, yaitu:

  • Customer Segment: Elemen untuk menentukan target bisnis dan segmen pelanggan yang cocok dengan produk. Kolom ini berisi kategori tentang calon pelanggan menurut jenis kelamin, usia, minat, pekerjaan, dan faktor lainnya.
  • Value Proposition: Nilai produk atau layanan yang ingin ditawarkan kepada konsumen, seperti keunggulan, manfaat, atau alasan membeli.
  • Channels: Media yang digunakan untuk promosi, seperti media sosial, situs web, atau marketplace.
  • Customer Relationship: Elemen untuk membantu perusahaan menentukan strategi interaksi dengan pelanggan yang efektif.
  • Revenue Streams: Program yang menjadi sumber penghasilan bisnis dari pemberian produk atau layanan.
  • Key Activities: Segala aktivitas tentang produktivitas bisnis dengan suatu produk atau layanan.
  • Key Resource: Elemen tentang daftar sumber daya yang dirancang dan harus diwujudkan oleh perusahaan.
  • Key Partnership: Elemen mengenai daftar sumber daya dari luar untuk memastikan bisnis berjalan dengan baik.
  • Cost Structure: Elemen terkait kerangka finansial yang membiayai kegiatan operasional perusahaan.

Tujuan Business Model Canvas

Business model canvas merupakan alat komunikasi untuk membantu pemilik usaha menyampaikan model rancangan bisnis yang mudah dipahami berbagai pihak, seperti mitra kerja, investor, dan tim terkait.

Dengan hadirnya BMC, pelaku usaha tidak perlu membuat business plan kompleks dalam dokumen yang berlembar-lembar. 

Cukup dengan satu halaman, gambaran ide, aspek kunci, serta realisasi usaha bisa dikomunikasikan secara cepat, ringkas, dan gamblang.

Di samping itu, BMC bertujuan untuk membantu pengusaha merintis, menguji, mengatur, dan meningkatkan fokus sekaligus kejelasan terkait pencapaian yang ingin diraih dalam bisnis.

Alhasil, risiko kesalahan dalam menjalankan ataupun pengambilan keputusan terkait pengembangan dan strategi bisnis dapat dihindari.

Baca juga: Cara Membuat Proposal Usaha atau Bisnis yang Mudah

Cara Membuat Business Model Canvas

Untuk dapat mencapai hasil bisnis seperti yang direncanakan, pelaku usaha perlu memahami cara membuat BMC yang baik.

Pembuatan BMC membutuhkan beberapa tahapan. Adapun cara membuat BMC adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis Pesaing

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam membuat BMC adalah melakukan analisis kompetitor untuk memahami sisi kuat dan lemah perusahaan yang bergerak di bidang serupa.

Dengan demikian, gambaran keberhasilan maupun kegagalan yang dialami perusahaan tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan perbaikan.

Di samping itu, manfaatkanlah celah untuk menjangkau pasar demi perkembangan bisnis yang lebih baik.

2. Menyusun Elemen dengan Terstruktur

Seperti yang diketahui, BMC memiliki sembilan elemen kunci bisnis. Setiap elemen penting untuk diterapkan. Maka dari itu, pahami setiap elemen dengan saksama.

Setelahnya, tentukan elemen yang menjadi prioritas dan harus dijalankan terlebih dahulu. Jangan lupa untuk membuat strategi efektif dengan jangka waktu tertentu.

Target, waktu, dan tujuan yang semakin jelas dapat memudahkan pengukuran tingkat keberhasilannya.

3. Menghubungkan Setiap Elemen

Sembilan elemen dalam BMC dirancang untuk saling bekerja sama. Maka dari itu, perlu dimastikan bahwa setiap elemen tersebut dapat mendukung satu sama lain.

Ketika sembilan elemen terhubung, maka akan terbentuk suatu rangkaian proses yang bisa membantu penyusunan strategi bisnis secara efektif sekaligus kohesif.

Dengan begitu, proses pelaksanaan bisnis dapat dijalankan secara lebih mudah, lancar, dan sesuai perencanaan sebelumnya.

4. Berfokus pada Kondisi Sekarang

Memperhatikan kondisi terkini penting bagi kelangsungan usaha karena tren dapat berubah sewaktu-waktu bergantung pada beragam faktor, seperti kompetitor baru atau perubahan konsumen.

Untuk itu, fokuskan penyusunan strategi bisnis dengan kondisi terkini serta upayakan perhitungan yang matang dan terarah melalui penerapan langkah-langkah berikut:

  • Menentukan nilai solusi di segmen target.
  • Memastikan barang atau jasa yang ditawarkan bisa memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah konsumen.
  • Melakukan pengujian saluran (channels) dan strategi dukungan bisnis.
  • Berkonsultasi dengan calon investor atau pakar industri untuk memperoleh pandangan berbeda.
  • Berfokus pada pengumpulan referensi pelanggan.

5. Melakukan Peninjauan

Saat penyusunan kerangka bisnis selesai dilakukan, pastikan kembali bahwa seluruh elemen terhubung satu sama lain dan periksa hal-hal yang bisa diperbaiki.

Apabila diperlukan, mintalah pendapat, saran, ataupun penilaian dari mentor dan orang-orang tepercaya yang ahli di bidangnya.

Baca juga: Contoh Proposal Bisnis untuk Investor dan Cara Membuatnya

Contoh Business Model Canvas

gambar

BMC adalah model rancangan bisnis yang sering kali menjadi pilihan bagi startup karena penyajiannya ringkas, mengalir, dan setiap elemennya saling mendukung.

Bahkan, perusahaan-perusahaan besar, seperti Spotify, Zoom, dan Airbnb menggunakan BMC untuk menjabarkan berbagai komponen utama dalam model bisnis mereka.

Spotify muncul sebagai bentuk respons terhadap masalah pembajakan musik kini telah mengubah cara masyarakat dalam mendengarkan musik.

Perusahaan yang didirikan pada 2006 di Stockholm, Swedia oleh Daniel Ek dan Martin Lorentzon ini menawarkan platform untuk streaming musik secara legal.

Tujuan dari keberadaan Spotify adalah meraih keseimbangan antara keinginan konsumen untuk akses musik yang luas dengan hak artis.

Alhasil, model inovatifnya tidak hanya memungkinkan pelanggan mendengarkan musik gratis, tetapi juga berlangganan layanan premium tanpa iklan.

Untuk membantu pemahaman BMC dengan lebih jelas, berikut adalah contoh business model canvas dari Spotify yang mudah dipahami:

  • Value Proposition: Menyediakan layanan streaming musik tanpa batas dalam versi gratis yang didukung iklan serta model langganan premium. Fleksibilitas ini telah disesuaikan dengan ragam preferensi konsumen.
  • Customer Segment: Para artis yang mencari eksposur, pecinta musik, dan pengiklan dengan target audiens digital.
  • Channels: Aplikasi, website, serta kemitraan untuk memperluas jangkauan pasar.
  • Revenue Streams: Model pendapatan ganda dari layanan maupun iklan untuk memastikan stabilitas finansial.
  • Key Activities: Lisensi konten, inovasi teknologi, dan peningkatan user experience (UX) untuk menunjang strategi.
  • Insights: Menyediakan pilihan gratis dan premium untuk memperluas basis pengguna sekaligus memastikan penghasilan, berinvestasi ke UX yang unggul guna mendorong loyalitas maupun keterlibatan pengguna, serta berfokus ke akuisisi music library yang luas sehingga menjadikan Spotify platform musik lengkap.


Demikian penjelasan mengenai business model canvas, mulai dari definisi, tujuan, cara membuat, hingga contoh penerapannya.

Dengan BMC, pelaku usaha bisa mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan model bisnis, mencari ide/peluang baru, hingga mengembangkan bisnis dalam jangka panjang.

Membangun ataupun mengembangkan bisnis bukanlah perkara mudah karena memerlukan berbagai sumber daya yang memadai, termasuk dalam hal finansial.

Namun, jangan khawatir karena pemenuhan kebutuhan dana/modal pengembangan usaha bisa didapatkan dengan Pinjaman Usaha di Pegadaian.

Layanan ini ditujukan untuk pembiayaan usaha individu dan badan usaha. Pengajuannya membutuhkan jaminan BPKB kendaraan dan kelengkapan persyaratan yang ditetapkan.

Pelaku usaha yang membutuhkan suntikan dana segar dapat mengajukan Pinjaman Usaha di kantor cabang Pegadaian terdekat secara mudah dan praktis.

Uang pinjaman bisa didapatkan setelah pihak Pegadaian selesai melakukan verifikasi, survei, dan menyetujui kebutuhan kredit.

Jadi, yuk penuhi kebutuhan finansial usaha demi perkembangan yang lebih baik dengan Pinjaman Usaha di Pegadaian sekarang!

Baca juga: Contoh Proposal Makanan untuk Bisnis: Cara Bikin Praktis!

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved