Biaya Implisit: Ini Pengertian, Contoh, & Cara Hitungnya

Oleh writerselsi dalam Wirausaha

07 January 2025
Bagikan :
image detail artikel

Biaya implisit adalah jenis biaya yang sifatnya tidak terlihat dan tidak ditampilkan dalam keuangan perusahaan.

Dalam menjalankan bisnis, mengetahui bentuk biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi maupun operasional sangatlah penting.

Tujuannya adalah agar manajemen keuangan dan perencanaan anggaran berjalan dengan baik. Yuk, pahami lebih jauh terkait biaya implisit di bawah ini.

Apa itu Biaya Implisit?

Biaya implisit adalah biaya peluang yang muncul saat perusahaan menggunakan sumber daya internal untuk kegiatan operasional tanpa kompensasi eksplisit dalam pemanfaatannya.

Jenis biaya ini tidak dicatat dalam laporan keuangan tahunan perusahaan karena tidak mempunyai bentuk fisik. Inilah mengapa sebutan lain dari biaya implisit adalah biaya tersirat.

Secara singkatnya, biaya implisit dikeluarkan sebagai bentuk pengorbanan sebab sudah menggunakan aset internal perusahaan.

Jadi, perusahaan tidak akan memperoleh penghasilan dari pihak lain atas penggunaan aset internal tersebut.

Contoh Biaya Implisit

Sifat biaya implisit adalah tidak tetap dan cenderung tidak terduga. Terkadang, juga dikeluarkan untuk menunjang kegiatan produksi. Adapun contoh biaya implisit adalah sebagai berikut.

1. Pelatihan Karyawan

Salah satu contoh biaya implisit adalah pelatihan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan. Tujuannya adalah untuk memberikan pelatihan kepada karyawan guna meningkatkan skill.

Apabila kegiatan ini dilakukan saat jam kerja, maka karyawan tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan maksimal.

Dikarenakan tidak dapat diukur dengan uang, waktu yang digunakan untuk pelatihan karyawan termasuk dalam biaya implisit.

2. Penggunaan Properti

Setiap perusahaan umumnya memiliki properti sendiri, seperti gedung operasional. Perusahaan bisa menggunakannya untuk berbagai acara internal, misalnya pelatihan atau seminar.

Pemanfaatan tersebut memang bisa menghemat biaya sewa gedung. Akan tetapi, hal ini juga membuat perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba.

Pasalnya, gedung operasional menjadi tidak bisa disewakan dan berakibat pada berkurangnya pemasukan perusahaan.

3. Penyusutan Nilai Aset

Umumnya, nilai aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan mengalami penyusutan (depresiasi) setelah digunakan selama beberapa waktu.

Kondisi tersebut tentunya akan berpengaruh pada proses produksi walaupun tidak berdampak terlalu besar bagi perusahaan.

Penyusutan nilai aset ini tidak dituliskan dalam laporan keuangan sebab tidak ada transaksi keuangan yang terjadi.

4. Perbaikan Mesin

Selanjutnya, contoh biaya implisit adalah perbaikan mesin. Pasalnya, kegiatan tersebut bersifat tidak terduga dan biaya yang dikeluarkan hanya saat peralatan produksi rusak.

Selain itu, perbaikan mesin juga akan memakan waktu tertentu. Misalnya, waktu perbaikan mesin adalah selama 3 jam dan setiap jamnya mesin mampu memproduksi 150 unit output.

Maka, biaya implisit yang dikenakan kepada perusahaan, yaitu senilai 150 unit x 3 jam = 450 unit output.

5. Mengirim Karyawan Melanjutkan Studi

Memberikan waktu kepada karyawan untuk melanjutkan studinya sama halnya dengan mengurangi output pada jangka waktu tersebut.

Akan tetapi, bukan berarti hal ini dilarang. Perusahaan boleh saja melakukannya selama biaya implisit tidak melebihi perkiraan laba yang diperoleh perusahaan.

Baca juga: Risiko Operasional: Pahami Penyebab, Contoh, & Manajemennya

Perbedaan Biaya Implisit dan Eksplisit

Selain biaya implisit, terdapat jenis biaya lain yang dikeluarkan guna mendukung kegiatan operasional perusahaan, yaitu biaya eksplisit. Kedua biaya tersebut tidaklah sama.

Adapun beberapa perbedaan biaya implisit dan eksplisit adalah sebagai berikut.

1. Pencatatan dalam Laporan Keuangan

Perbedaan biaya implisit dan eksplisit terletak pada pencatatannya dalam laporan keuangan. Seperti yang diketahui, biaya implisit tidak tercatat karena tidak melibatkan arus kas keluar.

Sedangkan, biaya eksplisit tercatat secara formal di dalam laporan keuangan sebab biayanya dikeluarkan langsung oleh perusahaan, seperti biaya sewa, gaji karyawan, dan lain-lain.

2. Pelaporan Kepada Perusahaan

Salah satu hal yang memengaruhi pelaporan keuangan kepada pihak manajemen perusahaan adalah proses pencatatan biaya implisit dan eksplisit.

Biaya implisit tidak bisa dilaporkan ke perusahaan sebab tidak adanya catatan keuangan. Sebaiknya, catatan biaya eksplisit dapat dilaporkan sebagai pengeluaran yang terlihat.

3. Penghitungan Keuntungan 

Berikutnya, perbedaan biaya implisit dan eksplisit tampak pada penghitungan keuntungan. Biaya implisit bisa membantu dalam penghitungan keuntungan ekonomi perusahaan.

Sementara itu, biaya eksplisit dapat membantu untuk melakukan penghitungan pada laba ekonomi dan laba akuntansi.

4. Dampak Terhadap Profitabilitas

Secara umum, biaya implisit dan eksplisit sama-sama memberikan dampak terhadap profitabilitas, namun dalam cara yang berbeda.

Biaya implisit memengaruhi laba ekonomi di mana bisa memberikan gambaran lebih dalam terkait keuntungan maupun kerugian yang dialami perusahaan.

Sementara itu, biaya eksplisit bisa mengurangi laba bersih yang terlihat langsung pada laporan laba rugi milik perusahaan.

Baca juga: Scale Up: Tujuan, Tahapan, dan Cara Melakukannya

Cara Menghitung Biaya Implisit

Pada dasarnya, cara menghitung biaya implisit tidaklah mudah sebab tidak ada tolok ukur yang pasti. Namun, jangan khawatir karena perhitungan terhadap biaya tersebut tetap bisa dilakukan.

Caranya dengan menggunakan estimasi biaya yang mungkin hilang akibat adanya kegiatan tertentu. Adapun contoh kasus dan cara menghitung biaya implisit adalah sebagai berikut.

Contoh Kasus:

Perusahaan A menggunakan gedungnya sendiri untuk melakukan kegiatan operasional yang menghasilkan laba bersih sebesar Rp300 juta per bulan.

Sementara itu, jika gedung tersebut disewakan kepada pihak lain, maka biaya peluang yang dapat diperoleh adalah Rp30 juta per bulan. Kira-kira berapa biaya implisitnya?

Cara menghitung biaya implisit tersebut bisa dilakukan dengan mengurangkan laba bersih dari kegiatan operasional dan keuntungan sewa gedung. 

Perhitungannya bisa ditulis, seperti Rp300.000.000 - Rp30.000.000 = Rp270.000.000. Nah, dapat diketahui bahwa biaya implisit dari Perusahaan A adalah Rp270.000.000.

Jika Perusahaan A tidak memanfaatkan gedung miliknya dan tidak menyewakan gedung tersebut ke pihak lain, maka Perusahaan A akan berpotensi kehilangan laba sebesar Rp30 juta.

Kondisi inilah yang dinamakan sebagai biaya implisit. Dengan memperkirakan 2 kemungkinan tersebut, perusahaan bisa melakukan perhitungan terhadap opsi yang ada.

Alhasil, mereka dapat mengambil pilihan yang akan membuat perusahaan memperoleh keuntungan secara maksimal.

Demikian penjelasan mengenai biaya implisit, mencakup pengertian, contoh, cara menghitung, dan perbedaannya dengan biaya eksplisit.

Biaya eksplisit dan implisit adalah jenis-jenis biaya yang penting untuk diperhitungkan demi kelancaran bisnis.

Nah, apabila usahamu memerlukan dana tambahan untuk kegiatan operasional, kamu bisa mengajukan Pinjaman Usaha di Pegadaian.

Program tersebut dapat menjadi solusi pemenuhan kebutuhan keuangan usaha yang berkaitan dengan biaya implisit, seperti pelatihan karyawan.

Proses pengajuan pinjamannya cukup mudah, yakni dengan menyerahkan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) ke kantor cabang Pegadaian terdekat.

Selagi membayar angsuran, kendaraanmu tetap bisa digunakan untuk kebutuhan pribadi maupun usaha. Jadi, jangan tunda-tunda lagi untuk mengajukan Pinjaman Usaha di Pegadaian.

Kunjungi kantor Pegadaian terdekat dan dapatkan pinjaman dana untuk kelancaran usaha di masa depan!

Baca juga: Biaya Produksi: Pengertian, Unsur, Jenis, dan Contohnya

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved