Fintech: Definisi, Jenis, Manfaat, & Contohnya di Indonesia

Fintech adalah penggunaan teknologi untuk meningkatkan layanan keuangan secara efisien, praktis, dan optimal.
Kehadirannya membawa pengaruh signifikan dalam sektor keuangan dan semakin populer dalam beberapa tahun belakangan di Indonesia.
Perkembangan fintech yang semakin pesat berdampak positif pada ekonomi digital. Ingin tahu lebih jauh mengenai fintech? Mari bahas di artikel ini.
Apa Itu Fintech?
Fintech adalah gabungan dari “financial” dengan “technology”. Fintech didefinisikan sebagai inovasi di industri jasa finansial yang memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Produk yang dihasilkan dalam kategori fintech adalah bentuk pembangunan sistem untuk menjalankan mekanisme transaksi keuangan secara spesifik, di antaranya:
- Pendanaan (funding), seperti pinjam-meminjam.
- Perbankan digital.
- Pembayaran (payment).
- Pasar modal.
- Supporting fintech (layanan pendukung fintech).
- Insurtech.
- Inovasi keuangan digital lainnya.
Fintech awalnya digunakan pada teknologi komputer untuk organisasi perdagangan atau back office. Penerapannya kemudian meluas hingga ke sektor keuangan.
Eksistensi fintech mengubah model bisnis finansial konvensional menjadi modern sehingga layanannya lebih mudah untuk diakses.
Fintech saat ini menjadi wadah bagi segala teknologi, layanan, maupun perusahaan yang ingin menguatkan layanan finansial melalui pendekatan/inovasi digital.
Jenis-Jenis Fintech
Implementasi fintech dalam industri keuangan memiliki cakupan yang luas. Terdapat beberapa jenis fintech yang kini banyak dikenal. Adapun jenis-jenis fintech adalah sebagai berikut:
1. Peer to Peer (P2P) Lending Service
P2P lending merupakan jenis fintech yang berfokus dalam layanan pendanaan atau pemberian pinjaman uang kepada masyarakat.
Dengan P2P lending, masyarakat lebih mudah dalam mengakses keuangan secara kredit untuk memenuhi kebutuhan tanpa perlu melalui proses yang rumit.
Ketika ingin menggunakan jenis fintech ini, pastikan untuk memilih layanan dari perusahaan tepercaya dan terdaftar di OJK agar transaksi yang dilakukan lebih aman.
2. Crowdfunding
Crowdfunding (penggalangan dana) termasuk salah satu jenis fintech modern yang memungkinkan individu atau badan usaha untuk menghimpun dana secara digital.
Platform ini umumnya dimanfaatkan untuk membiayai bisnis startup, proyek kreatif, hingga kegiatan amal. Siapa saja dapat mengambil bagian dalam pengumpulan donasi.
Kehadiran crowdfunding membuat sistem penggalangan dana menjadi lebih efisien dan cepat sehingga tidak harus bergantung pada bank maupun investor besar.
3. Microfinancing
Sampai saat ini, lembaga keuangan, seperti bank, masih belum efektif menjangkau masyarakat di kalangan menengah ke bawah.
Hal ini yang kemudian menjadi faktor pendukung hadirnya microfinancing untuk menanggulangi permasalahan tersebut dengan menyalurkan modal dari kreditur ke debitur.
Melalui microfinancing, masyarakat kelas menengah ke bawah dapat memperoleh pinjaman modal atau biaya untuk memulai usaha maupun mengembangkannya.
4. Digital Payment System
Jenis fintech ini lebih mengedepankan penyediaan jasa one-stop platform untuk berbagai kebutuhan pembayaran, seperti SPP, listrik PLN, transaksi belanja, makanan, dan cicilan rumah.
Kemudahan ini dapat diperoleh hanya dari penggunaan satu website atau aplikasi mobile. Dengan digital payment system, orang-orang yang belum mempunyai akses ke institusi perbankan pun bisa melakukan pembayaran tagihan secara praktis setiap bulannya.
Baca juga: Inilah Rincian Iuran BPJS Kesehatan 2025, Yuk Cek Sekarang!
5. E-Wallet
E-wallet atau dompet digital merupakan platform yang menyediakan wadah bagi penggunanya untuk menyimpan uang secara elektronik atau digital.
Dengan e-wallet, pengguna dapat melakukan berbagai transaksi, mulai dari belanja online, pembayaran tagihan, hingga transfer dana secara mudah tanpa harus membawa kartu fisik atau uang tunai.
6. Insurtech (Insurance Technology)
Insurtech adalah pengoptimalan jasa dan produk asuransi dengan memanfaatkan teknologi sehingga pengelolaan polis sampai pembayaran premi dapat dilakukan lebih efisien.
Jenis fintech ini membuat produk asuransi dapat lebih dipersonalisasi sesuai kebutuhan setiap nasabah.
Nasabah juga tidak harus datang ke kantor untuk mengajukan klaim karena bisa dilakukan melalui platform digital.
Manfaat Fintech
Fintech berdampak positif bagi perkembangan ekonomi dan manajemen keuangan. Tidak hanya itu, terdapat sejumlah manfaat fintech lainnya yang bisa dirasakan, yaitu:
- Memudahkan Transaksi: Transaksi keuangan saat ini bisa dilakukan di mana dan kapan saja secara online. Manfaat fintech ini membuat segala aktivitas terselesaikan secara cepat dan efektif.
- Mendukung Inklusi Keuangan: Fintech berperan sebagai penghubung berbagai macam transaksi ekonomi, seperti iuran, simpan pinjam, serta jual beli sehingga inklusi finansial semakin meningkat.
- Akses Pendanaan yang Lebih Baik: Kehadiran fintech mendukung perkembangan teknologi finansial sehingga memperluas jangkauan akses pendanaan ke seluruh kalangan masyarakat.
- Mempercepat Perputaran Ekonomi: Fintech memudahkan pelaku usaha mengakses keuangan untuk modal bisnis. Hal inilah dapat mendorong perputaran ekonomi semakin cepat.
- Meningkatkan Taraf Hidup: Akses pendanaan yang lebih baik membuat masyarakat bisa memanfaatkan pendanaan untuk mencukupi kegiatan produktif dan konsumtif. Alhasil, kesejahteraan serta taraf hidup pun meningkat.
Baca juga: Kredit Cepat dan Aman yang Tepat untuk Pendanaan Bisnis
Contoh Fintech di Indonesia
Fintech ada di Indonesia sejak 2006. Lonjakannya dimulai sejak pertengahan 2010 yang didukung oleh kemasifan modal dan perkembangan teknologi.
Berdirinya Asosiasi Fintech Indonesia pada 2015 dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia di tahun 2027 memupuk kepercayaan masyarakat terhadap financial technology.
Saat ini, ada banyak perusahaan fintech yang populer. Beberapa contoh fintech di Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:
- PT Solusi Finansialku Indonesia (Finansialku).
- GoPay (PT Dompet Anak Bangsa bagian dari Go To Financial).
- PT FinAccel Digital Indonesia (Kredivo Group).
- PT Visionet Internasional (OVO).
- PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).
- PT Kredit Pintar Indonesia (Kredit Pintar).
- PT. JULO Teknologi Finansial (JULO).
- PT Agregasi Cermat Indonesia (Cermati).
- PT Espay Debit Indonesia Koe (DANA).
- PT Pasar Polis Indonesia (PasarPolis).
Demikian penjelasan mengenai definisi, jenis-jenis, manfaat, dan contoh fintech di Indonesia. Berkat fintech, transaksi ekonomi dapat diakses secara mudah dan efisien.
Para pelaku usaha juga mempunyai lebih banyak opsi dalam mencari sumber pendanaan guna pengembangan bisnis yang dijalankan.
Salah satu layanan yang wajib dipertimbangkan adalah Pinjaman Usaha dari Pegadaian. Bagi kamu yang memiliki usaha, jangan ragu untuk mengajukan pembiayaan ini.
Cukup dengan melengkapi persyaratan yang diberlakukan dan menyerahkan BPKB kendaraan sebagai jaminan di kantor cabang Pegadaian terdekat.
Layanan ini cocok untuk pembiayaan usaha individu maupun badan usaha yang dilengkapi dengan beragam fitur pembayaran.
Dana pinjaman bisa diterima setelah pihak Pegadaian menyetujui pengajuan pinjaman. Nah, tunggu apa lagi?
Yuk, segera ajukan Pinjaman Usaha di Pegadaian untuk memenuhi kebutuhan dana demi perkembangan usaha secara optimal!
Baca juga: Cara Mendapatkan Pendanaan untuk Bisnis Modal Kecil
Artikel Lainnya

Wirausaha
Financial Distress: Penyebab, Indikator, dan Cara Mengukurnya
Financial distress adalah kondisi ketika perusahaan mengalami penurunan performa dalam segi keuangannya. Simak selengkapnya di sini!

Wirausaha
Pengaruh Gaya Hidup Modern di Dunia Bisnis dan Wirausaha
Gaya hidup modern kini hadir sebagai hal yang dapat mempengaruhi berbagai hal. Di antaranya adalah dapat berpengaruh apabila Anda menjalani bisnis dan wirausaha. Untuk itu, wirausahawan harus tetap mengikuti perkembangan zaman agar bisa beradaptasi dan bertahan dengan gaya hidup modern.

Wirausaha
5 Jenis Parcel Lebaran yang Cocok untuk Bisnis Musiman Jelang Lebaran
Aneka parcel Lebaran bisa menjadi peluang bisnis musiman yang menguntungkan karena diminati oleh banyak orang.