Rasio Aktivitas: Fungsi, Jenis, Rumus, dan Contohnya

Di tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif, kemampuan perusahaan untuk mengelola aset secara efisien menjadi faktor penentu keberlanjutan usaha.
Banyak bisnis memiliki aset besar, tetapi belum tentu mampu menggunakannya untuk menghasilkan pendapatan yang optimal.
Oleh karena itu, memahami analisis rasio keuangan jadi penting untuk melihat apakah operasional perusahaan sudah berjalan efektif.
Salah satu jenis rasio keuangan yang perlu dipahami, yaitu rasio aktivitas. Singkatnya, rasio aktivitas adalah ukuran yang membantu melihat seberapa cepat aset perusahaan berputar dan mendukung penjualan.
Agar tidak salah langkah dalam mengevaluasi kinerja operasional, kamu perlu memahami konsep rasio aktivitas dari dasar hingga cara menghitungnya. Yuk, simak artikel ini sampai akhir.
Apa Itu Rasio Aktivitas?
Rasio aktivitas adalah ukuran yang digunakan untuk menilai efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan pendapatan dan kas.
Melalui rasio ini, kamu dapat melihat seberapa cepat aset seperti persediaan, piutang, atau aset tetap “berputar” dalam kegiatan operasional.
Rasio ini juga sering disebut rasio operasi atau rasio perputaran karena fokusnya menganalisis seberapa efektif investasi pada aset menghasilkan output berupa penjualan.
Selain itu, rasio aktivitas membantu membandingkan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu maupun dengan kompetitor pada industri yang sama.
Fungsi Rasio Aktivitas
Dalam bisnis, rasio aktivitas berperan penting sebagai alat analisis untuk melihat apakah perusahaan sudah mengelola asetnya secara optimal. Berikut fungsi utamanya:
- Mengukur Efisiensi Operasional: Rasio aktivitas menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan dari aset yang dimiliki. Semakin tinggi nilainya, semakin efisien proses operasionalnya.
- Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya: Melalui perhitungan rasio aktivitas, manajemen dapat mengetahui aset mana yang tidak produktif dan perlu diperbaiki, dihemat, atau dialihkan.
- Meningkatkan Arus Kas (Cash Flow): Rasio yang baik menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengubah aset menjadi pendapatan dengan cepat sehingga likuiditas tetap terjaga.
- Meningkatkan Daya Saing: Perusahaan dengan aktivitas aset yang efisien dapat menawarkan harga lebih kompetitif atau meningkatkan margin keuntungan.
- Memantau Performa dari Waktu ke Waktu: Perbandingan rasio dari periode sebelumnya atau dengan standar industri dapat membantu menentukan strategi peningkatan kinerja.
Baca juga: Rasio Solvabilitas: Pengertian, Manfaat, dan Rumusnya
Rumus Rasio Aktivitas Berdasarkan Jenisnya
Sebelum masuk ke masing-masing rumus, kamu perlu tahu bahwa terdapat banyak jenis rasio aktivitas yang digunakan untuk menilai perputaran aset. Setiap rasio memiliki fungsi berbeda tergantung jenis aset yang diukur.
Berikut adalah jenis-jenis rasio aktivitas dan rumus perhitungannya:
1. Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover)
Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan seluruh asetnya untuk menghasilkan penjualan.
Rumus: Total Asset Turnover = Penjualan Bersih ÷ Total Aset Rata-rata
Adapun contoh rasio aktivitas dari jenis ini, yaitu:
PT Maju Jaya mencatat penjualan bersih sebesar Rp4.000.000.000. Total aset awal tahun Rp2.500.000.000 dan aset akhir tahun Rp3.500.000.000.
Total aset rata-rata = (2.500.000.000 + 3.500.000.000) ÷ 2 = Rp3.000.000.000
Total Asset Turnover = 4.000.000.000 ÷ 3.000.000.000 = 1,33 kali
Artinya, setiap Rp1 aset mampu menghasilkan Rp1,33 penjualan.
2. Rasio Perputaran Aset Lancar (Current Asset Turnover)
Jenis rasio yang satu ini mengukur kemampuan aset lancar seperti kas, piutang, dan persediaan dalam menghasilkan penjualan.
Rumus: Current Asset Turnover = Penjualan Bersih ÷ Aset Lancar Rata-rata
Contoh:
Penjualan bersih PT Sukses Mandiri Rp2.000.000.000.
Aset lancar awal Rp600.000.000 → akhir Rp700.000.000.
Aset lancar rata-rata = (600.000.000 + 700.000.000) ÷ 2 = Rp650.000.000
Current Asset Turnover = 2.000.000.000 ÷ 650.000.000 = 3,07 kali
3. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Mengukur berapa besar penjualan yang bisa dihasilkan dari modal kerja (aset lancar – liabilitas lancar).
Rumus: Working Capital Turnover = Penjualan ÷ Modal Kerja Rata-rata
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Aset lancar PT Adi Prima Rp1.200.000.000
Utang lancar Rp800.000.000
Penjualan Rp3.000.000.000
Modal kerja = 1.200.000.000 – 800.000.000 = Rp400.000.000
Working Capital Turnover = 3.000.000.000 ÷ 400.000.000 = 7,5 kali
4. Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover)
Untuk jenis rasio aktivitas ini bertujuan untuk menilai seberapa cepat perusahaan menagih piutang dari pelanggan.
Rumus: Receivable Turnover = Penjualan Kredit ÷ Rata-rata Piutang
Rumus versi hari:
Days Sales Outstanding (DSO) = 360 ÷ Perputaran Piutang
Contoh:
Penjualan kredit Rp1.500.000.000
Piutang awal Rp200.000.000 → akhir Rp250.000.000
Rata-rata piutang = 225.000.000
Receivable Turnover = 1.500.000.000 ÷ 225.000.000 = 6,67 kali
DSO = 360 ÷ 6,67 = 54 hari
5. Rasio Perputaran Utang (Accounts Payable Turnover)
Mengukur seberapa sering perusahaan membayar utang usaha pada pemasok.
Rumus 1 (umum): Payable Turnover = Harga Pokok Penjualan ÷ Rata-rata Utang Usaha
Rumus 2: Payable Turnover = Pembelian ÷ Rata-rata Utang Usaha
Contoh:
HPP Rp900.000.000
Utang awal Rp150.000.000 → akhir Rp210.000.000
Rata-rata = Rp180.000.000
Payable Turnover = 900.000.000 ÷ 180.000.000 = 5 kali
Baca juga: Debt to Equity Ratio: Fungsi, Ketentuan, & Cara Hitungnya
6. Days Payable Outstanding (DPO)
Mengukur berapa hari rata-rata perusahaan membutuhkan waktu untuk membayar utang.
Rumus: DPO = 360 ÷ Perputaran Utang
Contoh:
Perputaran utang = 5 kali →
DPO = 360 ÷ 5 = 72 hari
7. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Menilai seberapa cepat persediaan diubah menjadi penjualan.
Rumus: Inventory Turnover = HPP ÷ Rata-rata Persediaan
Rumus versi hari: Days Inventory Outstanding = 360 ÷ Perputaran Persediaan
Contoh:
Persediaan awal Rp300.000.000 → akhir Rp260.000.000
Rata-rata = 280.000.000
HPP = Rp1.400.000.000
Inventory Turnover = 1.400.000.000 ÷ 280.000.000 = 5 kali
Days Inventory = 360 ÷ 5 = 72 hari
8. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)
Mengukur seberapa efisien kas digunakan dalam menunjang aktivitas penjualan.
Rumus: Cash Turnover = Penjualan ÷ Kas dan Setara Kas Rata-rata
Contoh:
Penjualan Rp5.000.000.000
Kas awal Rp100.000.000 → akhir Rp140.000.000
Rata-rata = Rp120.000.000
Cash Turnover = 5.000.000.000 ÷ 120.000.000 = 41,67 kali
9. Siklus Operasi (Operating Cycle)
Mengukur total hari yang dibutuhkan perusahaan untuk mengubah persediaan menjadi kas.
Rumus: Operating Cycle = Perputaran Piutang (hari) + Perputaran Persediaan (hari)
Berikut ini contoh perhitungannya:
DSO = 54 hari
Days Inventory = 72 hari
Operating Cycle = 54 + 72 = 126 hari
10. Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle)
Mengukur efisiensi modal kerja dalam menghasilkan kas.
Rumus: CCC = Days Inventory + Days Sales Outstanding – Days Payable Outstanding
Contoh:
Days Inventory = 72
DSO = 54
DPO = 40
CCC = 72 + 54 – 40 = 86 hari
11. Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover)
Menilai efektivitas penggunaan aset tetap seperti mesin, gedung, dan peralatan dalam menghasilkan pendapatan.
Rumus: Fixed Asset Turnover = Penjualan ÷ Rata-rata Aset Tetap
Contoh:
Penjualan Rp6.000.000.000
Aset tetap awal Rp2.000.000.000 → akhir Rp2.400.000.000
Rata-rata = 2.200.000.000
Fixed Asset Turnover = 6.000.000.000 ÷ 2.200.000.000 = 2,73 kali
Demikian penjelasan mengenai pengertian rasio aktivitas beserta fungsi, rumus, hingga contohnya.
Memahami rasio aktivitas bukan hanya penting untuk melakukan evaluasi keuangan, tetapi juga menjadi dasar bagi setiap keputusan bisnis yang strategis.
Dengan membaca perputaran aset secara tepat, kamu bisa memahami apakah perusahaan sudah bekerja secara efisien atau masih perlu meningkatkan performa operasionalnya.
Bila kamu adalah investor atau calon investor yang ingin mengoptimalkan aset finansial, Pegadaian menyediakan layanan Gadai Efek, sebuah solusi pendanaan cepat dengan jaminan saham atau obligasi tanpa warkat yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Proses pengajuannya mudah, bisa dilakukan secara online melalui Call Center Pegadaian maupun ke hubungi Tim Gadai Efek via WhatsApp di 0813-8000-4200 atau 0819-4500-8000, dengan sewa modal yang terjangkau dan jangka waktu yang fleksibel.
Kamu bisa mengajukan pinjaman mulai dari Rp1.000.000 hingga Rp5.000.000.000. Selain itu, seluruh prosesnya telah beroperasi atasi izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga keamanan transaksinya terjamin.
Manfaatkan layanan Gadai Efek Pegadaian untuk mengelola aset saham, mendapatkan pendanaan yang fleksibel, dan membuka peluang investasi yang lebih optimal!
Baca juga: Rasio Investasi: Definisi, Jenis, & Cara Perhitungannya
Artikel Lainnya

Investasi
Keuntungan Investasi Emas dalam Setahun, Berapa Kenaikannya?
Harga emas cenderung naik setiap tahunnya. Lantas, seberapa besar kenaikannya? Yuk, cari tahu keuntungan investasi emas dalam setahun di sini!

Investasi
10 Langkah Membeli Properti Bagi Pemula
Panduan lengkap 10 langkah membeli properti bagi pemula. Temukan tips dan strategi terbaik untuk memulai investasi properti dengan percaya diri dan efektif."

Investasi
Hari Ibu: Investasi yang Cocok untuk Ibu Rumah Tangga
Banyak yang bilang bahwa kunci sukses mengatur keuangan rumah tangga ada di tangan istri sebagai ibu rumah tangga. Hal tersebut memang ada benarnya, sebab istri memiliki peran utama dalam mengatur arus keuangan rumah tangga. Itulah sebabnya seorang ibu rumah tangga harus piawai dan jeli dalam mengatur segala kebutuhan rumah tangga. Namun, ibu rumah tangga juga […]
