Rasio Investasi: Definisi, Jenis, & Cara Perhitungannya

Rasio investasi adalah salah satu alat penting yang digunakan untuk mengukur kinerja aktivitas penanaman modal.
Investor wajib memiliki pemahaman terkait rasio investasi agar dapat mengambil keputusan secara tepat sekaligus bijak secara finansial.
Simak ulasan lebih lanjut mengenai apa itu rasio investasi, jenis-jenis, cara menghitung, hingga contohnya dalam artikel berikut.
Apa Itu Rasio Investasi?
Rasio investasi adalah indikator perhitungan untuk mengukur nilai imbal hasil yang didapatkan oleh investor atas penanaman modalnya dalam jangka waktu tertentu.
Beberapa jenis rasio investasi juga merujuk pada rasio kinerja yang menyatakan laba sebagai persentase dari jumlah penempatan dana dalam bisnis.
Dengan kata lain, rasio investasi mencerminkan tingkat performa suatu perusahaan dalam dalam sektor sekuritas saham di pasar modal.
Dari perspektif investor, rasio tersebut penting untuk dipertimbangkan karena tujuan investasi pada dasarnya adalah mendapatkan bagi hasil yang menguntungkan.
Ketika finansial suatu perusahaan tidak sehat dan gagal memberikan imbal hasil, maka investor pun akan merugi, begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu, para calon investor sebaiknya melakukan hal-hal di bawah ini:
- Memahami dan menilai kekuatan sekuritas pada pasar modal untuk memperkirakan batas maksimal laba maupun minimal kerugian.
- Membandingkan antara perolehan keuntungan dan pengeluaran biaya untuk mendapatkan keuntungan tersebut dengan tujuan mendapatkan gambaran seberapa efektif suatu perusahaan menghasilkan laba, membayar utang, hingga mengelola aset.
Saat rasio investasi dari suatu perusahaan dikenali secara jelas, efektivitas dari berbagai jenis instrumen pun bisa dievaluasi dengan lebih terukur.
Hal itu memungkinkan para investor untuk menghindari potensi terjadinya risiko kesalahan dalam menentukan pilihan instrumen investasi.
Jenis Rasio Investasi
Ada beberapa jenis rasio investasi yang sering kali digunakan untuk membantu pengukuran terhadap kemampuan perusahaan membagi imbal hasil, yaitu:
Dividend Yield
Dividen merupakan pembagian laba bersih dari perusahaan yang diterima investor sebagai pemegang saham (hanya diperoleh saat melakukan investasi saham).
Jenis rasio investasi ini digunakan untuk mengetahui berapa persentase dividen yang akan didapatkan oleh investor jika merujuk pada harga saham per lembar.
Earning per Share Ratio
Earning per share ratio diimplementasikan untuk mengetahui besaran keuntungan per lembar saham dan daya saing antarsaham di industri yang sama.
EPS yang tinggi bisa dianggap sebagai sinyal positif, namun tidak cukup untuk dijadikan faktor pengambilan keputusan investasi. Faktor lain, seperti debt, growth, dan valuation, juga perlu dipertimbangkan.
Price to Earnings Ratio
Price to earnings ratio (PER) membandingkan harga dari sebuah saham dengan keuntungan per lembarnya.
Prinsip PER berbanding terbalik dengan earning per share ratio. Artinya, PER tinggi menandakan saham lebih mahal dibanding pendapatannya. Hal ini bisa mengindikasikan prospek pertumbuhan tinggi atau saham overvalued.
Baca juga: Perbedaan Trading dan Investasi yang Wajib Diketahui
Jenis Rasio dalam Investasi Lainnya
Selain dividend yield, earning per share ratio, dan price to earnings ratio, terdapat berbagai jenis rasio dalam berinvestasi lainnya, di antaranya:
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas berfokus pada pengukuran laba investasi. Jenis rasio ini menilai mampu tidaknya perusahaan menghasilkan profit dari pemasukan terkait aset, penjualan, dan ekuitas.
Adapun beberapa analisis ukuran yang termasuk bagian dari rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
- ROI (Return on Investment): Untuk mengukur hasil laba dari penanaman modal dalam bentuk persentase.
- ROA (Return on Assets): Untuk menilai profit yang dihasilkan perusahaan. Dalam hal ini, bentuknya berupa persentase dari total aset milik perusahaan.
- ROE (Return on Equity): Untuk menghitung seberapa besar hasil keuntungan dari perusahaan, berupa persentase dari modal milik shareholder.
- Margin Laba Kotor: Untuk mengetahui berapa nilai persentase dari sisa penjualan, yaitu yang telah dikurangi dengan harga pokok penjualan (HPP).
- Margin Laba Bersih: Persentase keuntungan bersih setelah dipotong bunga serta pajak terhadap total penjualan.
- Operating Income Ratio: Untuk mengukur keuntungan operasi (sebelum pajak dan bunga) dari setiap biaya penjualan.
- Return on Net Worth: Untuk menganalisis kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan laba bagi pemiliknya.
- Earning Power of Total Investment: Untuk mengukur seberapa besar penanaman modal bisa menghasilkan pemasukan. Ini relevan bagi investor jangka panjang.
Rasio Likuiditas
Jenis rasio ini digunakan untuk mengukur kapabilitas pencairan jangka pendek suatu perusahaan. Jika mampu membayar sesuai tenggat, artinya kondisi finansialnya cukup sehat.
Pengukuran rasio likuiditas bisa dilakukan dengan memperhatikan relatif aset lancar dan utang lancar. Terdapat tiga jenis rasio likuiditas yang perlu diketahui, yaitu:
- Current Ratio: Untuk menghitung pengukuran kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban menggunakan aktiva lancar terhadap utang jatuh tempo.
- Quick Ratio: Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pembayaran utang lancar dengan memanfaatkan aset lancar tanpa mempertimbangkan nilai persediaan.
- Cash Ratio: Untuk mengetahui perbandingan antara aset kas dan aktiva lancar yang bisa segera dikonversi menjadi uang kas serta utang lancar.
Rasio Utang
Rasio utang adalah jenis rasio untuk mengukur seberapa besar kewajiban suatu perusahaan terhadap pihak lain. Berikut ini adalah beberapa jenis rasio utang, di antaranya:
- Debt to Equity Ratio (DER): Untuk mengukur besaran kewajiban perusahaan terhadap kepemilikan modal.
- Interest Coverage Ratio: Untuk mengetahui seberapa besar perusahaan mampu melakukan pembayaran bunga kredit.
Rasio Aktivitas
Jenis rasio keuangan ini menentukan aktivitas aset-aset pada kegiatan tertentu. Aktivitas tingkat penjualan yang rendah bisa membuat modal yang tertanam pada aset semakin besar.
Berikut adalah aktivitas yang masuk dalam kategori rasio aktivitas:
- Perputaran Total Aktiva: Untuk mengetahui penggunaan dari aktiva secara total. Jika rasionya tinggi, maka manajemen pada perusahaan terkait dinilai sangat baik.
- Perputaran Persediaan: Untuk mengukur efisiensi pada manajemen persediaan perusahaan.
- Perputaran Aktiva Tetap: Untuk menilai seberapa efektif perusahaan dalam membuat penjualan dan memanfaatkan aktiva.
- Perputaran Piutang: Untuk melakukan pengukur berapa kali serta rata-rata piutang dalam periode tertentu.
Baca juga: Rasio Solvabilitas: Pengertian, Manfaat, dan Rumusnya
Cara Menghitung Rasio Investasi Awal
Secara umum, cara menghitung rasio investasi awal sangat beragam karena bergantung pada aspek dan tujuan yang ingin dilihat lebih mendalam.
Adapun beberapa rumus yang digunakan untuk memperhitungkan rasio investasi adalah sebagai berikut:
- Rumus Dividend Yield = Dividen per Lembar Saham (DPS) / Harga Saham
- Rumus Price to Earnings Ratio = Harga Saham / Earnings Per Share Ratio
- Rumus ROI untuk Menentukan Produktivitas Aset = (Laba Bersih / Biaya Investasi) × 100%
- Rumus Laba Bersih untuk Mengetahui Hasil Dana Tertanam = Pendapatan - Seluruh Biaya Terkait
- Rumus Laba Bersih (EPS) untuk Mengetahui Laba Bersih Investor dari per Lembar Saham = Laba Bersih / Jumlah Saham Beredar
Agar pemahaman mengenai perhitungannya menjadi lebih jelas, perhatikan contoh rasio investasi di bawah ini.
Pak Andi melakukan investasi saham sebesar Rp10.000.000 pada 2021. Ia memperoleh keuntungan senilai Rp2.000.000 dari investasi tersebut dalam waktu setahun.
Biaya investasi yang sedang berjalan nilainya masih sama dengan biaya investasi awal, yakni Rp10.000.000. Lantas, berapa rasio investasinya?
Diketahui
Rasio Investasi (RO) = (Laba Bersih / Biaya Investasi) x 100%
= (Rp2.000.000 / Rp10.000.000) x 100%
= 20%
Berdasarkan perhitungan tersebut, artinya keuntungan investasi yang didapatkan oleh Pak Andi adalah sebesar 20% dari biaya investasi awal.
Demikian informasi mengenai apa itu rasio investasi, jenis-jenis, cara menghitung, hingga contoh skenario perhitungannya.
Memahami rasio investasi dapat membantu mengukur seberapa efektif suatu investasi berjalan sehingga hitungan potensi laba dan risiko kerugiannya dapat dilakukan secara terarah.
Jika kamu menginginkan investasi profitable namun tahan terhadap inflasi,maka emas cocok dijadikan sebagai pilihan.
Dalam hal ini, kamu dapat berinvestasi emas dengan metode tabungan melalui Tabungan Emas dari Pegadaian yang menawarkan jaminan emas 24 karat.
Sebagai nasabah, kamu bisa melakukan pembelian awal minimal Rp10 ribuan dan membayar biaya pengelolaan rekening sebesar Rp30 ribu/tahun.
Kamu bisa membuka rekening Tabungan Emas melalui Tring! by Pegadaian atau langsung di kantor cabang Pegadaian terdekat. Setelah aktif, kamu bisa menabung emas sesuai budget.
Saldo Tabungan Emas yang terkumpul bisa digadaikan, dijual kembali, atau didepositokan untuk menambah imbal hasil. Untuk mengetahui gramasi emas yang bisa dibeli, gunakan Simulasi Tabungan Emas.
Menarik sekali, bukan? Yuk, segera maksimalkan cuan dengan menabung emas di Pegadaian yang praktis!
Baca juga: Risiko Operasional: Pahami Penyebab, Contoh, & Manajemennya
Artikel Lainnya

Investasi
4 Tips Invistasi dengan Cerdas di Masa Resesi
Tak hanya uang, kamu juga bisa menabung emas di Pegadaian. Sebenarnya, apa saja keuntungan menabung emas? Simak ulasannya di sini.

Investasi
Begini Cara Cek Aplikasi Investasi yang Terdaftar di OJK
Cara cek aplikasi investasi yang terdaftar di OJK sangat beragam, seperti lewat website OJK dan via WhatsApp. Cari tahu cara lainnya dalam artikel ini, yuk!

Investasi
Investasi Properti: Pengertian, Jenis, Keuntungan & Kerugiannya
Investasi properti adalah pembelian properti yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan, bukan untuk ditinggali. Simak selengkapnya di sini.
