Cara Menghitung PPN 11 Persen, Begini Rumus & Contohnya

Sejak 2025, Pemerintah Indonesia secara resmi telah memberlakukan kebijakan kenaikan tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 12%.
Namun, perlu dipahami bahwa kenaikan tersebut hanya diterapkan pada barang dan jasa mewah. Jadi, di luar kategori tersebut tarif PPN masih bernilai 11%.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus tetap memahami cara menghitung PPN 11 persen walaupun sudah ada tarif yang baru.
Tujuannya adalah untuk memperkaya informasi seputar dunia finansial di Indonesia, terutama bagi para pelaku usaha. Mari simak bagaimana cara perhitungan PPN 11% di artikel ini.
Rumus Perhitungan PPN
Sebelum mengetahui cara menghitung PPN 11 persen, kamu perlu memahami rumus hitungnya terlebih dahulu.
Secara umum, rumus perhitungan PPN tidaklah rumit. Adapun rumus dasarnya adalah sebagai berikut:
PPN = Tarif PPN x DPP (Dasar Pengenaan Pajak)
Perlu diingat bahwa dalam hal ini, tarif PPN adalah sebesar 11%. DPP (Dasar Pengenaan Pajak) sendiri merupakan nilai berupa uang sebagai dasar dalam perhitungan pajak terutang.
Cara Menghitung PPN 11 Persen
Seperti halnya rumus hitung PPN, cara menghitung PPN 11 persen juga cukup sederhana dan tidak sulit untuk dilakukan. Berikut ini adalah panduannya:
1. Menentukan DPP
Sebagai dasar dalam menghitung pajak terutang, DPP penting untuk ditentukan agar PPN dapat diperhitungkan secara akurat. Adapun penentuannya didasarkan pada nilai transaksi atau jumlah penjualan sebelum PPN ditambahkan.
2. Menghitung PPN Terutang
PPN terutang merupakan PPN yang wajib dibayarkan oleh PKP (Pengusaha Kena Pajak) kepada negara. Untuk menghitungnya, maka dapat menggunakan rumus hitung yang sebelumnya telah dijelaskan.
3. Membuat Faktur Pajak
Pada dasarnya, setiap transaksi penjualan harus disertai dengan dokumentasi transaksi berupa faktur pajak. Nah, langkah ini bertujuan agar perhitungan PPN menjadi lebih efektif dan valid sehingga terhindar dari kesalahan.
4. Melakukan Rekonsiliasi
Selanjutnya, lakukanlah rekonsiliasi dengan membandingkan pajak masukan dan pajak keluaran. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa PPN yang dihitung dan dibayar sesuai dengan pemberlakuan regulasi pajak.
5. Melakukan Penyetoran dan Pelaporan
Demi meningkatkan akuntabilitas sekaligus transparansi dalam pengelolaan pajak, maka perlu dilakukan penyetoran dan pelaporan PPN. Jadi, setorkan PPN terutang dan laporkan lewat SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) Masa PPN maksimal tanggal 30/31 di bulan berikutnya.
Baca juga: PPN 2025, Apa Dasar Hukumnya dan Bagaimana Cara Hitungnya?
Contoh Perhitungan PPN 11 Persen
Untuk memperdalam pemahaman terhadap rumus dan cara menghitung PPN 11 persen, kamu tentu perlu memperhatikan contoh kasusnya secara langsung. Adapun contoh perhitungan PPN 11 persen adalah sebagai berikut:
1. Contoh Pembelian Barang
Dani membeli sepeda motor seharga Rp15.000.000 (sebelum PPN). Lantas, berapakah PPN-nya?
Jawab:
PPN = Tarif PPN x DPP
= 11% xRp15.000.000
= Rp1.650.000
Total = Harga Barang + PPN
= Rp15.000.000 + Rp1.650.000
= Rp16.650.000
2. Contoh Penyerahan Jasa
Seorang desainer grafis memberikan jasa pembuatan desain dengan nilai kontrak sebesar Rp25.000.000 (belum termasuk PPN). Jadi, bagaimana perhitungan PPN-nya?
Jawab:
PPN = Tarif PPN x DPP
= 11% x Rp25.000.000
= Rp2.750.000
Total = Nilai Jasa + PPN
= Rp25.000.000 + Rp2.750.000
= Rp27.750.000
3. Contoh Transaksi Harga Termasuk PPN
Rani membeli sebuah tas seharga Rp500.000 (sudah termasuk PPN). Bagaimana cara perhitungan PPN 11%?
Jawab:
DPP = (100/111) x Harga Termasuk PPN
= (100/111) x Rp500.000
= Rp450.450,45 (dibulatkan menjadi Rp450.450)
PPN = Harga Termasuk PPN - DPP
= Rp500.000 - Rp450.450
= Rp49.550
Baca juga: Pajak Emas: Cara Menghitung, Pengertian, Landasan Hukumnya
Bagaimana Cara Menghitung PPN 12 Persen?
Setelah mengetahui bagaimana cara perhitungan PPN 11%, kamu mungkin penasaran dengan tarif PPN baru. Sebenarnya, perhitungan PPN 12% tidak jauh berbeda dengan tarif yang lama.
Seperti yang telah disinggung, PPN 12% ini diberlakukan khusus pada seluruh BKP (Barang Kena Pajak) dan JKP (Jasa Kena Pajak) yang tergolong barang mewah.
Perlu diketahui, besaran PPN pada barang mewah akan dihitung sebesar 12% dari 11/12 harga jual hingga 31 Januari 2025.
Selanjutnya, yakni mulai 1 Februari 2025, PPN akan dihitung sebesar 12% dari harga jual. Untuk barang nonmewah, PPN diperhitungkan sebesar 12% dari 11/12 nilai impor, harga jual,, maupun penggantian.
Nah, cobalah perhatikan contoh perhitungan PPN 12% berikut ini agar pemahamanmu semakin jelas.
Contoh 1
Pak Abdul menyerahkan TV dengan harga Rp3.000.000 pada pihak lain pada 7 Juli 2025. Lantas, bagaimana PPN-nya?
Jawab:
PPN = 12% x Harga Barang
= 12% x Rp3.000.000
= Rp360.000
Contoh 2
Lani menyerahkan komputer dengan harga jual sebesar Rp15.000.000. Jadi, bagaimana perhitungan PPN-nya?
Jawab:
PPN = 12% x (11/12 x Harga Barang)
= 12% x (11/12 x Rp15.000.000)
= 12% x Rp13.750.000
= Rp1.650.000
Itulah pembahasan mengenai cara menghitung PPN 11 persen, termasuk rumus, contoh, dan perhitungan terhadap tarif PPN 12%.
Semoga informasi di atas dapat membantu kamu yang sedang mempelajari cara menghitung PPN secara tepat.
Dalam pengelolaan keuangan, pemahaman PPN juga penting untuk mendukung manajemen keuangan yang lebih efisien.
Di luar pengeluaran, upaya mengoptimalkan keuntungan bisa dilakukan melalui investasi emas. Salah satu caranya adalah dengan menabung emas di Pegadaian.
Layanan ini menawarkan jaminan emas murni senilai 24 karat. Bahkan, kamu hanya perlu melakukan pembelian awal minimal Rp10 ribuan saja.
Pembukaan rekening hingga berbagai transaksinya bisa dilakukan secara online melalui aplikasi Pegadaian Digital atau langsung dengan mengunjungi kantor cabang Pegadaian terdekat.
Jika ingin mengetahui perkiraan gramasi emas yang dapat dibeli, kamu bisa menggunakan fitur Simulasi Tabungan Emas.
Saat pembukaan rekening sudah berhasil, kamu bisa mulai menabung secara konsisten sesuai kemampuan. Nantinya, saldo yang terkumpul bisa dikonversi menjadi emas fisik.
Saldo tersebut juga bisa dicairkan kembali dengan cara gadai atau buyback apabila kamu membutuhkan dana tambahan cepat. Fleksibel sekali, bukan?
Jadi, tunggu apa lagi? Mari optimalkan keuntungan finansial dengan mulai menabung emas di Pegadaian sekarang juga.
Baca juga: Pajak Progresif Kendaraan Bermotor, Seperti Apa Hitungannya?
Artikel Lainnya

Keuangan
Jelang Idulfitri, Kapan THR 2025 Cair? Ini Jadwalnya!
THR adalah tunjangan nonupah yang wajib diberikan oleh perusahaan menjelang Idulfitri. Yuk, intip jadwal THR 2025 di sini.

Keuangan
Kemudahan Transaksi di Pegadaian Menggunakan Rekening BRI
Transaksi di Pegadaian sekarang sudah bisa langsung menggunakan rekening BRI. Yuk, cari tahu berbagai kemudahan dan keuntungannya di sini!

Keuangan
Daftar Biaya Imunisasi Anak di Puskesmas dan Rumah Sakit
Jangan remehkan kebutuhan imunisasi untuk menjaga kesehatan anak. Mari ketahui biaya imunisasi anak agar dapat mempersiapkannya mulai sekarang.