Aset Tidak Lancar: Definisi, Jenis, Hingga Contohnya

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Wirausaha

18 August 2025
Bagikan :
image detail artikel

Dalam konteks finansial perusahaan, aset tidak lancar adalah unsur penting yang dapat menentukan kontinuitas dan stabilitas bisnis.

Hal itu karena eksistensi aset tidak lancar bisa menggambarkan bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasional sekaligus pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

Inilah mengapa peranannya tidak dapat diabaikan begitu saja. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut terkait aset tidak lancar, jangan lewatkan penjelasan di artikel ini.

Apa Itu Aset Tidak Lancar?

Aset tidak lancar adalah kekayaan milik perusahaan yang cukup sulit untuk dicairkan menjadi uang tunai dengan nilai sama dalam satu siklus operasi bisnis normal. Dengan kata lain, aset tidak lancar memiliki tingkat likuiditas yang rendah.

Jenis aset ini biasanya tidak bisa diukur dalam satuan nilai mata uang. Oleh karena itu, aset tidak lancar cenderung digunakan untuk menunjang operasional bisnis jangka panjang.

Dikarenakan sifat konversi ini, perusahaan harus memastikan memiliki aset lancar yang cukup guna membiayai kebutuhan operasional harian.

Artinya, bisnis tidak bisa hanya mengandalkan aset tidak lancar saja jika ingin menjaga kesehatan struktur keuangan perusahaan.

Jenis Aset Tidak Lancar

Secara umum, terdapat berbagai jenis aset tidak lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun beberapa jenis aset tidak lancar adalah sebagai berikut:

1. Aset Tetap

Aset tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai bentuk fisik atau nyata. Jenis aset ini umumnya dimanfaatkan sebagai modal dalam menjalankan kegiatan perusahaan untuk waktu yang lama.

Seiring waktu, nilai aset tetap cenderung berubah-ubah apabila diukur dalam satuan nilai mata uang. Umumnya, perusahaan akan menjualnya saat benar-benar memerlukan dana darurat.

Misalnya, ketika bisnis perusahaan berada di situasi yang tidak menguntungkan atau di ambang kebangkrutan. Adapun contoh aset tetap adalah tanah, mesin, kendaraan, bangunan, dan lain-lain.

2. Aset Tidak Berwujud

Berbeda dengan aset tetap, bentuk aset tidak berwujud tidak dapat dilihat secara fisik sehingga perusahaan tidak perlu repot menyimpannya.

Namun, nilai dan manfaat ekonomi dari jenis aset tidak lancar ini tentunya bisa dirasakan oleh perusahaan dalam jangka panjang. 

Oleh sebab itu, aset ini harus dikelola sebaik mungkin. Adapun contoh aset tidak berwujud adalah hak paten, hak kontrak, hak cipta, hak merek dagang, kekayaan intelektual, dan goodwill.

3. Investasi Jangka Panjang

Jenis aset tidak lancar lainnya adalah investasi jangka panjang yang diharapkan dapat mendatangkan manfaat dan keuntungan untuk waktu yang lama bagi perusahaan.

Beberapa contoh investasi jangka panjang yang termasuk jenis aset tidak lancar adalah properti investasi, saham, obligasi, surat utang negara, dan lain sebagainya.

Baca juga: Aset Likuid: Pengertian, Contoh, & Bedanya dengan Nonlikuid

Perbedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar

Pada dasarnya, aset lancar dan aset tidak lancar adalah tipe kekayaan yang digolongkan menurut sifat konversi. Meski begitu, masih banyak orang yang belum memahami perbedaan keduanya.

Padahal, perbedaan tersebut terlihat jelas dari segi manfaat, tujuan penggunaan, waktu pencairan, hingga karakteristik lainnya. Berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan aset lancar dan aset tidak lancar.

1. Manfaat Pembelian Aset

Pembelian aset lancar dan tidak lancar memberikan nilai manfaat ekonomi yang cukup berbeda bagi perusahaan secara keseluruhan.

Aset lancar digunakan sebagai alat pembayaran langsung untuk aktivitas perusahaan, misalnya pengeluaran biaya produksi.

Sementara itu, aset tidak lancar dimanfaatkan untuk menjadi agunan saat perusahaan melakukan pinjaman modal ke lembaga keuangan yang dituju, seperti bank.

Walaupun manfaatnya tidak dapat dirasakan secara langsung, aset tidak lancar tetap membantu perusahaan mendapatkan dana segar untuk pengembangan bisnis.

2. Waktu Pencairan

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tingkat likuiditas aset tidak lancar tergolong rendah. Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk mencairkannya pun cukup lama, yakni kisaran setahun atau lebih.

Sedangkan, aset lancar justru lebih mudah untuk dikonversi menjadi uang tunai dalam kurun waktu kurang dari setahun.

3. Tujuan Dibelinya Aset

Aset lancar dibeli oleh perusahaan sebagai simpanan untuk memastikan adanya perputaran cash flow (arus kas) yang baik demi memenuhi keperluan aktivitas operasional.

Sementara itu, aset tidak lancar sengaja dibeli oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional, seperti proses produksi dalam jangka panjang.

4. Depresiasi dan Amortisasi

Dikarenakan sifatnya yang likuid, aset lancar tidak mengalami depresiasi dan amortisasi secara sistematis. Sebaliknya, depresiasi dan amortisasi justru hanya berlaku pada aset tidak lancar seiring waktu karena digunakan secara terus menerus.

5. Pencatatan dalam Laporan Keuangan

Dalam laporan keuangan, aset lancar akan dicatat di bagian atas, sedangkan aset tidak lancar di bagian bawah, tepatnya di neraca perusahaan pada sisi aset yang diklasifikasikan menurut jenis. Nah, nilainya akan dilaporkan setelah dikurangi akumulasi depresiasi atau amortisasi.

Baca juga: Aset Produktif: Ini Jenis, Manfaat, & Tips Manajemennya

Contoh Aset Tidak Lancar

Contoh aset tidak lancar sebenarnya mudah sekali ditemukan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Adapun beberapa contoh aset tidak lancar adalah sebagai berikut:

  • PPE (Properti, Pabrik, dan Peralatan): Bangunan atau gedung, mesin, peralatan operasional, dan kendaraan.
  • Hak Paten: Hak istimewa atas penemuan yang memberikan kemanfaatan bagi masyarakat dari pemerintah.
  • Tanah: Kekayaan untuk investasi atau digunakan dalam operasional.
  • Hak Kontrak: Hak yang diperoleh dari pihak tertentu selama kurun waktu tertentu untuk bisa menggunakan asetnya.
  • Hak Cipta: Hak eksklusif dari pemerintah untuk sebuah karya intelektual yang diciptakan oleh individu maupun perusahaan.
  • Investasi Jangka Panjang: Instrumen investasi yang dimiliki dalam jangka waktu lebih dari setahun dengan tujuan menambah profit usaha ke depannya.
  • Hak Merek Dagang: Hak dari pemerintah yang berhubungan dengan penggunaan lambang dan nama usaha.
  • Goodwill: Nilai-nilai yang dibayarkan ketika melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain di mana menggambarkan basis pelanggan, reputasi, serta faktor lainnya.


Demikian penjelasan mengenai apa itu aset tidak lancar, termasuk jenis, perbedaannya dengan aset lancar, dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

Dari pembahasan di atas, kini kamu dapat memahami bahwa keberadaan aset lancar dan tidak lancar sama-sama penting bagi keberlangsungan bisnis. 

Keduanya saling melengkapi sehingga perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan salah satu saja. Berbicara tentang aset, salah satu contoh aset lancar yang harus dimiliki perusahaan adalah emas.

Alasannya, emas memiliki likuiditas tinggi dan nilainya cenderung meningkat sehingga berpotensi memberikan keuntungan lebih. 

Selain itu, emas juga dapat menjadi pelindung nilai (hedging) terhadap inflasi karena nilainya relatif stabil bahkan dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Oleh karena itu, perusahaan sangat dianjurkan untuk berinvestasi emas mulai dari sekarang melalui Tabungan Emas di Pegadaian.

Layanan ini menawarkan pembelian awal yang terjangkau, yaitu minimal Rp10 ribuan. Nantinya, nasabah bisa mendapatkan jaminan emas senilai 24 karat.

Pengajuan pembukaan rekening Tabungan Emas juga sangat mudah dan bisa dilakukan secara online pada aplikasi Pegadaian Digital atau dengan mengunjungi kantor cabang Pegadaian terdekat secara langsung.

Jika rekening sudah aktif, nasabah bisa mulai menabung emas secara konsisten. Saldo tabungan yang sudah terkumpul inilah yang kemudian dapat dicairkan menjadi uang tunai. Nasabah pun bisa mengonversinya ke dalam bentuk emas batangan.

Jangan lupa untuk menggunakan fitur Simulasi Tabungan Emas apabila ingin mengetahui besaran gramasi emas yang dapat dibeli secara rinci.

Tertarik untuk memperbesar peluang cuan dengan Tabungan Emas? Yuk, segera buka rekeningnya di Pegadaian dan maksimalkan transaksinya!

Baca juga: Pentingnya Manajemen Investasi untuk Aset Kamu

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved