Aset Likuid: Pengertian, Contoh, & Bedanya dengan Nonlikuid

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Keuangan

11 June 2025
Bagikan :
image detail artikel

Aset likuid adalah aset yang mudah dialihkan kepemilikannya dari pemilik awal ke pemilik berikutnya dengan tetap menjaga market value (nilai pasar). 

Istilah ini umum terdengar dalam ranah bisnis atau investasi. Namun, belum banyak yang memahami terkait likuiditas aset tersebut hingga cara pengelolaannya secara mendalam.

Ingin mengenali lebih jauh tentang aset likuid dan perannya dalam keuangan? Simak penjelasannya di artikel ini.

Apa Itu Aset Likuid?

Secara harfiah, likuid dalam konteks keuangan merujuk pada seberapa mudah suatu aset dapat dicairkan.

Sementara itu, aset merupakan segala sesuatu bernilai ekonomi milik individu secara personal atau perusahaan yang diharapkan bisa memberikan faedah di masa mendatang.

Jika digabungkan, aset likuid adalah aset yang mudah untuk diubah menjadi bentuk uang tunai ataupun kas tanpa adanya depresiasi secara signifikan pada nilai pasar.

Jenis aset berharga ini bersifat fleksibel karena dapat langsung digunakan dalam kurun waktu singkat apabila benar-benar dibutuhkan.

Kemudahan tersebut dapat membantu menunjang stabilitas finansial dalam lingkungan yang dinamis. Dengan kata lain, aset likuid lebih fleksibel dalam pencairan dana secara cepat.

Pentingnya Aset Likuid dalam Keuangan

Secara umum, aset likuid memegang peranan penting dalam keamanan finansial, yaitu sebagai penyangga keuangan untuk menghindari defisit.

Dalam jumlah tertentu, aset likuid berpotensi untuk menangkap peluang investasi yang profitabel tanpa perlu menunggu pencairan dana dari aset nonlikuid.

Dikarenakan akses ke dana terbilang mudah serta cepat, aset likuid dapat membantu untuk mengatasi situasi darurat, seperti kecelakaan, sakit, terkena, PHK, dan lain sebagainya.

Di samping itu, kepemilikan aset likuid dapat mengurangi risiko keuangan seperti kebangkrutan karena ketidakmampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

Alhasil, pergerakan cash flow menjadi lebih terjaga dan kebutuhan finansial jangka panjang, seperti dana pensiun atau pendidikan, pun dapat direncanakan secara efisien.

Inilah mengapa setiap individu maupun entitas bisnis dianjurkan untuk mempunyai aset likuid dan melakukan diversifikasi serta manajemen aset yang efektif.

Baca juga: Pentingnya Manajemen Investasi untuk Aset Kamu

Contoh Aset Likuid

Terdapat beberapa macam aset likuid yang mudah ditemukan di kehidupan sehari-hari. Adapun beberapa contoh aset likuid adalah sebagai berikut.

  • Uang tunai.
  • Kas.
  • Saldo rekening bank atau tabungan.
  • Emas.
  • Saham yang diperjualbelikan aktif.
  • Obligasi pemerintah.
  • Deposito jangka pendek.
  • Reksa dana.
  • Aset pasar uang.
  • Piutang.
  • SBI (Sertifikat Bank Indonesia).

Perbedaan Aset Likuid dan Nonlikuid

Dalam hal keuangan, aset likuid bukanlah satu-satunya harta benda yang harus dimiliki, tetapi juga aset nonlikuid. Kedua aset tersebut memiliki perbedaan yang mendasar.

Seperti yang diketahui, aset likuid cenderung mudah dicairkan. Sebaliknya, tingkat likuiditas aset nonlikuid justru membutuhkan waktu pencairan lebih lama. 

Contoh aset nonlikuid mencakup peralatan pabrik, barang koleksi, paten teknologi, real estate (apartemen, tanah, rumah, ruko), dan lain-lain. 

Selain contoh, beberapa perbedaan yang mendasar pada aset nonlikuid dan aset likuid adalah sebagai berikut:

1. Risiko

Jika didasarkan pada tingkat risikonya, aset likuid tergolong tidak berisiko tinggi sebab tidak sukar untuk menukarnya menjadi uang tunai. Namun, pengembaliannya juga lebih rendah.

Sementara itu, risiko aset nonlikuid cenderung lebih tinggi sebab memerlukan waktu untuk menjualnya. Namun, pengembalian yang didapatkan cenderung lebih tinggi.

2. Stabilitas Nilai

Perbedaan antara aset likuid dan nonlikuid juga bisa ditinjau dari stabilitas nilainya. Secara umum, aset likuid mempunyai stabilitas nilai yang baik selama proses konversi.

Sebaliknya, nilai aset nonlikuid dapat mengalami fluktuasi karena bergantung pada waktu yang diperlukan untuk menemukan konsumen dan situasi pasar secara keseluruhan.

3. Fungsi

Jika diamati secara fungsi, aset likuid dapat digunakan untuk memperbaiki rasio likuiditas, keamanan finansial, dan kesempatan investasi.

Sementara itu, aset nonlikuid lebih bermanfaat pada pertumbuhan kekayaan dan investasi dalam jangka panjang serta diversifikasi portofolio.

4. Penggunaan

Aset likuid adalah aset yang ideal untuk mempertahankan tingkat fleksibilitas finansial sebab mudah dimanfaatkan untuk keperluan biaya operasional maupun dana darurat.

Di sisi lain, aset nonlikuid cenderung kurang fleksibel karena pencairannya membutuhkan waktu yang lebih lama.

Maka dari itu, aset nonlikuid lebih sesuai untuk menunjang perkembangan finansial dalam jangka panjang.

Baca juga: Pentingnya Manajemen Investasi untuk Aset Kamu 

Cara Manajemen Aset Likuid yang Baik

Manajemen aset likuid perlu dilakukan dengan tepat supaya manfaat potensialnya dapat dimaksimalkan. Adapun beberapa cara mengelola aset likuid adalah sebagai berikut:

  • Memanfaatkan teknologi, seperti sistem pencatatan aset untuk membantu pelacakan dan pengelolaan aset likuid secara efektif.
  • Menyeimbangkan penyimpanan aset likuid dengan nonlikuid untuk stabilitas keuangan jangka pendek maupun panjang sebab terdapat aset likuid yang berpotensi mengalami penyusutan nilai akibat inflasi, seperti uang tunai.
  • Melakukan peninjauan terhadap pengeluaran anggaran secara berkala.
  • Membatasi pengeluaran ekstra yang berlebihan dan tidak perlu.
  • Membagi aset likuid ke dalam beberapa pos, seperti pos pertumbuhan, penghasilan, uang kas, dan pemasukan alternatif.


Demikian penjelasan seputar aset likuid beserta peran pentingnya dalam keuangan. Semoga dapat memberikan wawasan baru dalam pengelolaan keuangan yang bijaksana untuk meraih tujuan finansial.

Kepemilikan aset likuid dapat membantumu menyediakan dana secara cepat. Selain uang tunai, kamu bisa melakukan diversifikasi dengan berinvestasi aset likuid yang aman terhadap inflasi, seperti emas.

Kebutuhan tersebut bisa kamu realisasikan dengan investasi melalui Tabungan Emas di Pegadaian.

Layanan ini dapat membantumu mengumpulkan emas digital dengan jaminan 24 karat tanpa perlu menyimpannya sendiri.

Saldo Tabungan Emas milikmu nantinya bisa dicairkan dengan digadaikan atau dijual dengan mudah dan praktis melalui aplikasi Pegadaian Digital untuk mendapatkan dana cepat.

Selain itu, kamu bisa mencetaknya menjadi emas batangan atau mentransfernya ke sesama pemilik Tabungan Emas.

Pembelian awal produk Tabungan Emas di Pegadaian cukup terjangkau, minimal Rp10 ribuan saja.

Pendaftaran Tabungan Emas dapat kamu lakukan secara online di aplikasi Pegadaian Digital atau langsung di kantor cabang Pegadaian terdekat.

Apabila ingin menaksir berapa emas yang bisa kamu beli, kamu bisa menggunakan fitur Simulasi Tabungan Emas.

Apakah kamu tertarik? Yuk, mulai menabung emas sekarang juga hanya di Pegadaian untuk memperoleh aset likuid secara praktis dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca juga: Aset-Aset yang Bisa Dijadikan Jaminan Kredit

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved