Inilah 6 Perbedaan SBN dan Deposito yang Wajib Dipahami

Pada dasarnya, tujuan berinvestasi adalah mendapatkan keuntungan yang menjanjikan di masa mendatang. Oleh karena itu, penting sekali untuk memilih instrumen investasi yang tepat.
Di luar sana, ada banyak instrumen investasi profitabel yang bisa dijadikan sebagai pilihan, seperti SBN dan deposito. Namun, perlu dipahami bahwa SBN dan deposito sebetulnya tidaklah sama.
Lantas, apa yang membedakan keduanya? Untuk mengetahui hal tersebut, simak pembahasan SBN vs deposito melalui artikel ini.
Apa Itu Surat Berharga Negara?
Surat berharga adalah dokumen bernilai yang mendapatkan pengakuan dan perlindungan hukum. Dokumen ini bisa diperjualbelikan sebagai alat investasi atau pembayaran.
Dalam hal ini, SBN atau Surat Berharga Negara adalah instrumen investasi berupa surat berharga yang dikeluarkan oleh Pemerintah dalam suatu negara.
Tujuan dikeluarkannya SBN kepada masyarakat luas tidak lain adalah untuk mendanai kebijakan dan program dari Pemerintah itu sendiri, termasuk pembangunan infrastruktur.
Inilah mengapa SBN juga dapat didefinisikan sebagai upaya bagi masyarakat untuk memberikan pinjaman dana ke Pemerintah.
Nantinya, masyarakat akan memperoleh pengembalian pokok investasi beserta imbal hasil yang diterima secara berkala saat waktu jatuh tempo.
Di Indonesia, Surat Berharga Negara (SBN) dimanfaatkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan pembiayaan utang dalam APBN, antara lain:
- Membiayai APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), termasuk pembangunan proyek negara.
- Manajemen portofolio utang negara.
- Menutup adanya kekurangan kas dalam jangka pendek.
Apa Itu Deposito?
Deposito adalah produk simpanan uang dari bank dengan pemberlakuan sistem penyetoran dana di awal dan hanya bisa ditarik sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.
Dalam deposito, terdapat suku bunga yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya. Suku bunga tersebut cenderung lebih kompetitif dibandingkan suku bunga tabungan biasa.
Sama halnya dengan waktu tenornya yang beragam, penawaran tingkat suku bunga deposito pun bervariasi, yakni mulai dari 3% hingga 7% per tahunnya.
Para investor banyak memilih deposito sebagai instrumen investasi karena dinilai aman dan rendah risiko.
Keamanan tersebut berasal dari sifat keuntungan deposito yang sudah ditentukan sejak awal, sehingga tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar.
Baca juga: Memahami 6 Perbedaan SBN dan Obligasi, Investor Wajib Tahu!
SBN vs Deposito, Apa Perbedaannya?
Selain dari definisinya, SBN vs deposito juga dapat diamati melalui beberapa hal, mulai dari pihak penerbit, jenis produk, jaminan investasi, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Pihak Penerbit
Seperti yang diketahui, pihak penerbit SBN (Surat Berharga Negara) adalah Pemerintah, yang menerbitkannya sebagai salah satu sumber pembiayaan negara.
Di sisi lain, deposito adalah produk dari lembaga perbankan. Jadi, pihak penerbitnya merupakan bank dengan tujuan untuk memberikan profit ke nasabah dalam bentuk bunga tetap.
2. Jenis Produk
SBN mempunyai beberapa jenis produk, meliputi Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang kemudian dibagi menjadi varian lain, seperti:
- Produk SUN, meliputi Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Saving Bond Ritel (SBR).
- Produk SBSN, terdiri atas Sukuk Ritel (SR), Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS), dan Sukuk Tabungan (ST).
Deposito juga memiliki beberapa jenis produk yang cukup populer, yakni sertifikat deposito, deposito on call, dan deposito berjangka.
3. Jaminan Investasi
SBN vs deposito menawarkan sistem jaminan investasi yang berbeda sehingga tingkat risikonya pun tidak sama.
Sebagai instrumen finansial yang dirilis oleh pemerintah, SBN memperoleh jaminan keamanan oleh negara. Alhasil, risiko gagal bayar keuntungannya juga relatif rendah.
Sementara itu, jaminan investasi deposito didapatkan dari LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), namun dengan batas tertentu sehingga relatif aman bagi investor.
4. Penerimaan Besaran Bunga dan Pajak
Umumnya, bunga yang diterima dari SBN lebih tinggi daripada deposito dengan kisaran 5–7%. Kemudian, pengenaan pajak pada SBN cenderung lebih rendah, yakni sekitar 10%.
Sedangkan, pajak yang dikenakan untuk deposito hingga 20% dari perolehan bunga sehingga membuat SBN tampak lebih menarik dari sisi pajak.
Oleh karena itu, investor yang mencari profit maksimal biasanya akan memilih untuk berinvestasi SBN dibandingkan deposito.
Baca juga: Lebih Untung Investasi Emas atau Deposito?
5. Jumlah Minimum Dana Investasi
Perbedaan SBN dan deposito selanjutnya tampak pada jumlah minimum dana investasi. Sebenarnya, modal awal investasi pada SBN bergantung pada kebijakan penerbit.
Namun, nominal yang umum adalah mulai dari Rp1–5 juta. Jumlah tersebut cukup terjangkau sehingga cocok bagi para investor pemula.
Dalam hal ini, deposito pun cukup fleksibel sebab jumlah minimumnya bergantung pada kebijakan yang ditetapkan oleh setiap bank.
Terdapat bank yang memungkinkan nasabah membuka deposito dengan nominal kecil. Kemudian, ada pula yang mensyaratkan jumlah cukup besar.
6. Keuntungan Modal
Sebagai instrumen keuangan dengan bentuk surat berharga, SBN berpotensi memberikan keuntungan modal yang lebih tinggi dibandingkan deposito.
Pasalnya, SBN bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Apabila harganya sedang naik, maka investor akan mendapatkan keuntungan tambahan yang besar.
Sebaliknya, deposito tidak dapat diperjualbelikan di pasar sekunder. Keuntungan deposito yang diberikan cenderung tetap, yakni dalam bentuk bunga.
Demikian pembahasan mengenai perbedaan SBN dan deposito yang dapat menjadi pertimbangan dalam berinvestasi.
Dengan memahami informasi di atas secara saksama, penentuan instrumen bisa dilakukan secara tepat sesuai tujuan investasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Selain SBN dan deposito, emas juga termasuk instrumen investasi yang menarik sekaligus profitabel, lho. Sebagai investor, kamu bisa mencoba Deposito Emas di Pegadaian.
Melalui Deposito Emas, kamu bisa mendapatkan keuntungan investasi emas yang lebih optimal. Imbal hasil tambahan yang diterima nantinya berupa gramasi emas.
Tenor yang ditawarkan pun cukup fleksibel, yakni 6, 9, dan 12 bulan. Pengajuannya bisa dimulai dari 5 gram. Namun, kamu harus sudah mempunyai rekening Tabungan Emas aktif dengan akun Pegadaian Digital berstatus premium.
Jika belum memiliki rekening Tabungan Emas, maka jangan ragu untuk melakukan pendaftaran terlebih dahulu.
Lalu, upgrade ke akun Pegadaian Digital premium agar proses pengajuan Deposito Emas berjalan tanpa kendala.
Pengajuan Deposito Emas dapat dilakukan secara online melalui aplikasi Pegadaian Digital sehingga lebih cepat, mudah, dan praktis.
Jadi, jangan tunda lagi. Yuk, segera tambah cuan dengan mendepositokan emas di Pegadaian yang dijamin praktis, mudah, dan aman!
Baca juga: Lebih Baik Menyimpan Uang di Deposito atau Beli Emas?
Artikel Lainnya

Investasi
Investasi Properti: Pengertian, Jenis, Keuntungan & Kerugiannya
Investasi properti adalah pembelian properti yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan, bukan untuk ditinggali. Simak selengkapnya di sini.

Investasi
Ini 6 Tips Membayar Cicilan Sepeda Motor yang Wajib Anda Ketahui
Memiliki sepeda motor pun mudah saja, tidak terkecuali bagi Anda yang belum mempunyai cukup dana. Nah, sebelum memutuskan untuk mengambil angsuran, tips membayar cicilan sepeda motor berikut mungkin bisa sedikit membantu.

Investasi
Bagaimana Cara Hidup dari Dividen? Begini Penjelasannya!
Hidup dari dividen merupakan salah satu impian banyak orang, terutama bagi investor pemula. Lantas, bagaimana caranya? Simak pembahasannya di sini!