Memahami 6 Perbedaan SBN dan Obligasi, Investor Wajib Tahu!

Di dalam ranah investasi, terdapat sejumlah instrumen yang cocok untuk perencanaan finansial jangka panjang, yaitu SBN dan obligasi.
Pada dasarnya, kedua instrumen investasi tersebut berbeda walaupun sama-sama profitabel di masa yang akan datang. Lantas, apa perbedaan SBN dan obligasi?
Nah, artikel ini akan menjelaskan lebih detail terkait hal tersebut. Oleh karena itu, jangan lewatkan pembahasannya di bawah ini!
Apa Itu SBN (Surat Berharga Negara)?
SBN (Surat Berharga Negara) adalah instrumen keuangan atau surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah di suatu negara.
Penerbitan SBN kepada masyarakat oleh pemerintah merupakan salah satu perwujudan upaya untuk membiayai program dan kebijakan mereka.
Dengan kata lain, masyarakat dapat memegang peran sebagai pemberi pinjaman yang membeli SBN dan meminjamkan dananya kepada pemerintah dalam kurun waktu tertentu.
Pemerintah akan mengelola dana tersebut untuk pembangunan negara. Investor nantinya akan menerima keuntungan dari pembayaran bunga atau bagi hasil.
Di Indonesia, SBN (Surat Berharga Negara) digunakan untuk memenuhi keperluan pendanaan dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
Oleh karena itu, SBN memiliki peranan penting dalam kebutuhan pembangunan nasional di sektor kesehatan, infrastruktur, pendidikan, dan beragam proyek strategis berskala nasional.
Apa Itu Obligasi?
Obligasi adalah surat utang yang dirilis oleh pemerintah, perusahaan swasta, maupun institusi lainnya. Penerbit obligasi ini berperan sebagai pemilik utang.
Tujuan penerbitan obligasi umumnya adalah memperoleh dana dari investor agar kinerja perusahaan tetap berjalan dengan lancar.
Obligasi yang dipublikasikan bisa diniagakan dengan periode jangka menengah maupun panjang pada masyarakat secara luas.
Dalam hal ini, masyarakat berperan sebagai pihak berpiutang (pemilik/pemegang obligasi). Saat melakukan pembelian obligasi, berarti kamu telah memberikan uang kredit pada penerbit obligasi.
Sebagai pihak yang berutang, penerbit obligasi akan menyatakan kesediaannya untuk melunasi pokok utang disertai dengan bunganya.
Pembayaran bunga akan dilakukan oleh penerbit secara periodik, sedangkan pokok utang akan dilunasi saat jatuh tempo.
Pada umumnya, jangka waktu jatuh tempo yang tertera dalam obligasi berada pada kisaran 1-10 tahun ke depan.
Baca juga: 9 Perbedaan Emas Putih dan Emas Kuning, Lebih Mahal Mana?
Perbedaan SBN dan Obligasi
Karakteristik SBN dan obligasi bisa dilihat berdasarkan beberapa hal, mulai dari jenis produk, nilai nominal investasi, fungsi surat utang, dan lain sebagainya.
Adapun penjelasan terkait perbedaan antara SBN dengan obligasi adalah sebagai berikut:
1. Jenis Produk
Secara umum, SBN merupakan salah satu jenis obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Sementara itu, obligasi mencakup obligasi korporasi, obligasi pemerintah, dan obligasi ritel.
Adapun varian produk SBN mencakup SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) dan SUN (Surat Utang Negara). Produk tersebut kemudian terbagi dalam beberapa varian lain.
Produk SBSN, meliputi CWSLS (Cash Waqf Linked Sukuk), ST (Sukuk Tabungan), serta SR (Sukuk Ritel). Lalu, produk SUN terdiri dari SBR (Saving Bond Ritel) dan ORI (Obligasi Ritel Indonesia).
2. Nilai Nominal Investasi
Perbedaan SBN dan obligasi pun dapat terlihat berdasarkan nilai nominal investasi. Pada dasarnya, modal investasi dari SBN minimal mulai dari Rp1.000.000.
SBN pun telah dijamin bunga serta pembayaran pokoknya oleh pemerintah. Sementara itu, modal investasi obligasi cenderung lebih variatif.
Kemudian, obligasi lain memiliki nilai investasi minimal yang lebih tinggi dan tidak memiliki jaminan dari pemerintah, terutama untuk obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan.
3. Fungsi Surat Utang
Meskipun sama-sama tergolong dalam instrumen obligasi, SBN dan obligasi korporasi memiliki fungsi dan tujuan yang sangatlah berbeda.
Sebagai instrumen keuangan yang dirilis oleh pemerintah, SBN difungsikan untuk mendanai program negara.
Di sisi lain, obligasi yang merupakan investasi efek berpenghasilan tetap diketahui dapat menjaga stabilitas tingkat pertumbuhan nilai investasi. Obligasi juga dapat ditujukan untuk refinancing utang serta ekspansi bisnis.
Dari perbandingan tersebut, bisa diketahui bahwa obligasi lebih berorientasi untuk keperluan bisnis perusahaan, sedangkan SBN turut andil dalam upaya pembangunan negara.
4. Keamanan dan Risiko
Menurut keamanan dan risikonya, SBN tergolong aman sebab diterbitkan langsung serta mendapatkan jaminan oleh pemerintah. Risiko gagal bayar pun menjadi lebih rendah.
Pasalnya, kapasitas pemerintah dalam memenuhi kewajiban pembayaran lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan maupun institusi lainnya.
Lain halnya dengan itu, obligasi justru lebih berisiko tinggi, terutama obligasi korporasi, sebab bergantung pada kesehatan keuangan penerbit.
Tidak hanya itu, penundaan atau kegagalan pembayaran pokok utang serta bunga mungkin terjadi ketika perusahaan mengalami pailit finansial.
Baca juga: Perbedaan Trading dan Investasi yang Wajib Diketahui
5. Likuiditas
Perbedaan SBN dan obligasi berikutnya didasarkan dari tingkat likuiditasnya. SBN cenderung lebih likuid karena mempunyai potensi pasar yang besar serta permintaan stabil.
Hal ini didukung pula oleh kredibilitas pemerintah. Alhasil, investor bisa menjual SBN mereka kapan saja secara mudah di pasar sekunder apabila memerlukan dana walaupun dengan mekanisme tertentu.
Sementara itu, tingkat likuiditas obligasi dapat dikatakan lebih rendah dan bergantung pada kondisi pasar serta penerbitnya meskipun bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.
6. Profit
Secara profitabilitas, SBN memiliki tingkat yang lebih rendah karena minim risiko. Sementara itu, obligasi menawarkan profit yang lebih tinggi, namun risikonya pun besar.
Bisa dikatakan bahwa tingkat keuntungan yang dimiliki oleh obligasi maupun SBN sepadan dengan risiko dari masing-masing instrumen.
7. Metode Pembelian
Investasi SBN dapat dilakukan dengan pembelian melalui mitra distribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Mitra distribusi tersebut termasuk bank dan platform investasi resmi lainnya. Setelah pembelian SBN, pemantauan investasi bisa dilakukan secara online.
Sementara itu, obligasi dapat dibeli secara langsung dari perusahaan yang menerbitkan obligasi lewat mekanisme penawaran umum atau di pasar modal.
Sebelum berinvestasi obligasi, sebaiknya pahami terlebih dahulu analisis finansial perusahaan supaya dapat memilih penerbit obligasi bereputasi baik.
Demikian penjelasan mengenai perbedaan SBN dan obligasi yang dapat menjadi panduan dalam mengarungi dunia investasi.
Melalui informasi di atas, investor pemula maupun profesional dapat mempertimbangkan instrumen yang cocok dengan tujuan investasi mereka.
Apabila mencari instrumen investasi yang keuntungannya besar tetapi cukup berisiko, maka obligasi dapat menjadi opsi dan begitu pula sebaiknya.
Selain menjadi aset kekayaan yang disimpan, obligasi juga bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan dana pinjaman saat kamu berada di situasi darurat dan tidak terduga.
Caranya, yaitu dengan menjaminkan obligasi tanpa warkat atau saham melalui Gadai Efek di Pegadaian.
Gadai Efek menawarkan sewa modal yang terjangkau dengan jangka waktu fleksibel dan aman karena diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Pengajuannya bisa dilakukan secara online lewat Call Center Pegadaian. Jadi, prosesnya mudah, cepat, dan praktis.
Kamu bisa mendapatkan penawaran pinjaman mulai dari Rp1 juta hingga Rp20 miliar. Sebelum mengajukan prosesnya, lengkapi dulu seluruh persyaratan yang ditetapkan.
Untuk mengetahui dana kredit yang bisa diterima nantinya, cobalah menghitungnya dengan fitur Simulasi Gadai Efek dari Pegadaian.
Kapan lagi kamu bisa bisa mendapatkan dana pinjaman dengan mudah, aman, dan tepercaya dengan jaminan obligasi.
Jadi, yuk segera dapatkan dana yang kamu butuhkan dengan menggadaikan obligasi milikmu sekarang secara aman melalui Gadai Efek di Pegadaian!
Baca juga: Kenali Perbedaan Emas Muda dan Emas Tua Sebelum Berinvestasi
Artikel Lainnya

Investasi
Hari Ibu: Investasi yang Cocok untuk Ibu Rumah Tangga
Banyak yang bilang bahwa kunci sukses mengatur keuangan rumah tangga ada di tangan istri sebagai ibu rumah tangga. Hal tersebut memang ada benarnya, sebab istri memiliki peran utama dalam mengatur arus keuangan rumah tangga. Itulah sebabnya seorang ibu rumah tangga harus piawai dan jeli dalam mengatur segala kebutuhan rumah tangga. Namun, ibu rumah tangga juga […]

Investasi
Pilih Beli Emas atau Gadget Baru?
Coba diingat-ingat, kapan terakhir kali Anda membeli gadget canggih dalam genggaman? Setahun lalu, tiga bulan silam, atau bahkan sebulan yang sudah lewat?

Investasi
6 Investasi Dana Pensiun agar Financial Freedom di Masa Depan
Pemenuhan kebutuhan finansial di hari tua perlu dipersiapkan mulai sekarang. Mari pilih investasi dana pensiun yang paling cocok untukmu!