Apa Itu Defisit Keuangan? Ini Penyebab & Cara Mencegahnya

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Keuangan

11 June 2025
Bagikan :
image detail artikel

Defisit keuangan adalah persoalan yang dapat dihadapi oleh siapa saja, baik individu secara personal, bisnis perusahaan, maupun pemerintah.

Kondisi ini muncul ketika besaran pemasukan lebih kecil daripada yang dikeluarkan. Memahami konsep defisit dapat membantu seseorang memahami cara mengelola finansial secara efektif.

Lantas, apa penyebab dan bagaimana cara mencegahnya? Mari simak pemaparan informasi di bawah ini untuk mengetahui jawabannya.

Apa Itu Defisit Keuangan?

Defisit keuangan adalah keadaan saat tingkat pengeluaran berjumlah lebih tinggi dibandingkan dengan pemasukan dalam jangka waktu tertentu.

Ketika situasi ini terjadi, maka dapat dikatakan bahwa saldo keuangan berada pada posisi negatif yang mana kemungkinan tidak akan cukup untuk menutupi seluruh pengeluaran.

Defisit keuangan berpotensi mengakibatkan efek yang serius jika tidak segera ditangani. Misalnya, defisit bisa berpengaruh pada kemampuanmu dalam memenuhi kebutuhan primer harian.

Ketika kebutuhan mendasar tidak terpenuhi, kebutuhan-kebutuhan lainnya pun menjadi lebih sulit dicapai.

Alhasil, tujuan keuangan dalam jangka panjang, seperti mempunyai aset produktif, menyiapkan dana pensiun, dan lain-lain menjadi terhambat.

Tidak hanya itu, terdapat beberapa dampak defisit keuangan lainnya yang perlu diperhatikan, seperti:

  • Ketergantungan pada utang.
  • Arus kas terganggu.
  • Kepercayaan investor pada usaha menurun sehingga berpotensi membuat bisnis gulung tikar.

Penyebab Defisit Keuangan

Defisit keuangan dapat disebabkan oleh beragam aspek. Penyebab tersebut patut untuk dipahami agar pencegahannya dapat dilakukan secara tepat. Adapun beberapa penyebab defisit keuangan adalah sebagai berikut.

1. Lonjakan pada Biaya Operasional

Dalam dunia bisnis, elemen biaya operasional penting untuk mengenali peluang efisiensi dan menentukan profitabilitas.

Namun, kenaikan biaya operasional secara signifikan yang tidak dibarengi dengan stabilitas penjualan dapat menjadi penyebab defisit keuangan pada bisnis.

Biasanya, lonjakan pada biaya operasional bisnis dikarenakan oleh berbagai faktor eksternal, salah satunya inflasi.

2. Manajemen Keuangan Kurang Efisien

Salah satu penyebab defisit adalah kurangnya efisiensi dalam manajemen keuangan.
Saat pengelolaan keuangan buruk, maka cash flow tidak akan bisa terkontrol dengan baik. 

Akibatnya, pengeluaran menjadi lebih besar daripada biasanya. Ketika uang yang dikeluarkan ternyata tidak sepadan dengan pemasukan, maka risiko defisit finansial pun akan muncul.

3. Daya Beli Masyarakat Menurun

Selain kenaikan biaya operasional, defisit keuangan dalam bisnis juga dapat terjadi karena inflasi yang berakibat pada penurunan daya beli masyarakat.

Sebagian besar masyarakat cenderung menghemat biaya pengeluaran saat terjadi inflasi, terutama untuk pemenuhan kebutuhan tersier.

Akibatnya, potensi penjualan produk atau layanan bisnis pun turut mengalami penurunan dan dapat menimbulkan defisit.

Baca juga: Contoh Laporan Keuangan Sederhana: Fungsi dan Cara Buatnya

4. Kegagalan dalam Pemasaran dan Penjualan

Pemasaran dan penjualan adalah dua aktivitas penting dalam keberlangsungan usaha untuk memikat konsumen serta menghasilkan laba.

Namun, kedua hal itu berpotensi menyebabkan defisit keuangan pada bisnis. Mengapa demikian?

Situasi tersebut dapat terjadi saat strategi pemasaran yang telah dirancang tidak berjalan sesuai rencana dan tim penjualan mengalami kegagalan dalam mencapai target.

Akibatnya, pemasukan yang didapatkan menjadi tidak maksimal sehingga tidak mampu menutupi pengeluaran biaya operasional.

5, Kebijakan Pemerintah

Secara umum, terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang bisa memicu defisit keuangan, seperti pembatasan ekspor dan impor, kenaikan pajak, suku bunga, peningkatan UMK, serta regulasi yang ketat lainnya.

Namun, kebijakan-kebijakan tersebut sebenarnya dapat berefek secara langsung maupun tidak langsung bagi terjadi defisit keuangan.

Sebagai contoh, pemerintah mengeluarkan regulasi baru mengenai kenaikan pajak PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Hal ini ternyata menyebabkan defisit keuangan.

Ketika PPN naik, harga barang atau jasa akan mengalami peningkatan. Alhasil, beban biaya hidup masyarakat pun menjadi bertambah besar. 

Saat kondisi ini terjadi, daya beli konsumen pun mengalami penurunan, terlebih bagi yang memiliki pendapatan tergolong rendah.

Cara Mencegah Defisit Keuangan

Agar kondisi defisit keuangan tidak berlarut-larut, sebaiknya lakukan langkah pencegahan secara efektif. Adapun beberapa cara mencegah defisit keuangan adalah sebagai berikut:

1. Membuat Anggaran Realistis

Demi memastikan finansial tetap dalam keadaan sehat, penyusunan anggaran yang realistis tentunya harus dilakukan.

Sebaiknya, identifikasi kategori pengeluaran yang perlu diprioritaskan, lalu tentukan batas maksimalnya sesuai kondisi finansial saat ini sehingga lebih tepat sasaran.

Jangan lupa untuk mengikuti anggaran yang sudah disusun dengan konsisten dan disiplin. Langkah ini akan membantu dalam menghindari pengeluaran yang berlebihan.

Cash flow pun akhirnya menjadi lebih terkontrol sehingga efektif untuk mencegah terjadinya defisit keuangan.

2. Meningkatkan Efektivitas pada Strategi Pemasaran dan Penjualan

Salah satu cara mencegah defisit keuangan adalah dengan meningkatkan efektivitas pada strategi pemasaran dan penjualan dalam bisnis.

Untuk mewujudkannya, pelaku bisnis dapat mengidentifikasi tujuan terlebih dahulu. Lalu, buatlah profil konsumen, seperti pain points, minat, pekerjaan, usia, kebiasaan, dan lain-lain.

Setelahnya, kembangkan serta komunikasikan pesan pemasaran, seperti bagaimana barang atau jasa dapat mengatasi masalah yang dihadapi, dan lain sebagainya.

Kemudian, tetapkan anggaran realistis dan tentukan saluran pemasaran yang tetap relevan serta efisien dengan target pasar. Jangan lupa rutin melakukan evaluasi strategi dan perbaikan.

3. Diversifikasi Sumber Pemasukan

Diversifikasi sumber pemasukan dapat dijadikan sebagai salah satu cara mencegah defisit keuangan yang efektif dengan mencari peluang baru di luar pekerjaan utama. 

Misalnya, kini kamu bekerja di kantor sebagai staf pemasaran. Nah, kamu dapat membuka kesempatan untuk freelance di waktu luang, seperti weekend

Dengan begitu, kamu tidak perlu mengorbankan banyak waktu dan pekerjaan utama yang sedang dijalani. Pemasukan ekstra dapat membantu mempercepat pemulihan finansial akibat defisit.

Baca juga: Ketahui Urgensi Pengeluaran Biar Gak Boncos

4. Memiliki Dana Darurat

Dana darurat sangat penting dimiliki siapa saja untuk menghadapi dan menangani kondisi yang tidak terduga, salah satunya defisit keuangan.

Pastikan bahwa kamu menyisihkan penghasilan per bulan setidaknya 10% sebagai dana darurat. Lalu, simpanlah di rekening yang khusus sehingga tidak tercampur dengan dana lainnya.

Jadi, saat defisit keuangan terjadi, kamu masih memiliki uang cadangan yang dapat dimanfaatkan sehingga kondisi finansial pun tidak terlalu parah.

5. Menabung atau Investasi

Selain dana darurat, usahakan untuk mengalokasikan uang bulanan demi keperluan menabung atau investasi. Pilih instrumen yang aman dan menguntungkan dalam jangka panjang.

Memiliki uang tabungan dan investasi dapat mencegah defisit keuangan. Tidak hanya sebagai dana cadangan untuk menutupi pengeluaran tidak terduga, tabungan atau investasi bisa menjadi pelindung kekayaan dalam jangka panjang.

Demikian penjelasan mengenai apa itu defisit keuangan, penyebab, beserta cara mencegahnya yang perlu diketahui serta dipelajari.

Mengetahui informasi di atas berguna untuk membuatmu paham bagaimana pengelolaan keuangan yang baik, efektif, serta efisien.

Jika kamu mengalami defisit keuangan dan membutuhkan dana tambahan untuk menutup pengeluaran, Gadai Non Emas di Pegadaian bisa menjadi solusi yang tepat.

Melalui layanan ini, kamu bisa memperoleh dana cepat hanya dengan menjaminkan barang-barang berharga, seperti sepeda dan/atau barang non emas lainnya, termasuk laptop dan handphone, sebagai jaminan.

Cukup bawalah barang agunan dan kartu identitas diri berupa KTP atau paspor ke kantor cabang Pegadaian terdekat untuk melakukan transaksi pengajuan Gadai Non Emas.

Petugas akan melakukan penaksiran barang dan menawarkan penawaran plafon uang pada nasabah. Sesudah proses disetujui, uang kredit akan diberikan kepada nasabah dalam bentuk tunai ataupun transfer rekening.

Pelunasan kredit bisa dilakukan dengan pembayaran cicilan sewaktu-waktu. Barang yang dijaminkan pun akan disimpan secara aman oleh petugas Pegadaian. Jadi, kamu tidak perlu khawatir.

Jika ingin mengetahui jumlah dana yang akan diperoleh, jangan ragu untuk menghitungnya menggunakan fitur Simulasi Gadai Non Emas dari Pegadaian.

Nah, apakah kamu sedang membutuhkan dana cepat? Yuk, manfaatkan Gadai Non Emas di Pegadaian untuk menutup pengeluaran tak terduga sekarang!

Baca juga: Pos Pengeluaran Wajib untuk Panduan Mengatur Keuangan

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved