7 Perbedaan Omzet dan Profit dalam Bisnis & Cara Hitungnya

Omzet dan profit adalah dua hal yang menjadi bagian penting serta kerap kali digunakan secara bergantian dalam evaluasi kinerja suatu bisnis.
Hanya saja, masih banyak yang salah mengira bahwa omzet sama dengan profit. Padahal, jelas sekali kalau kedua istilah tersebut berbeda meskipun saling berkaitan.
Lantas, apa saja perbedaan omzet dan profit? Untuk memahaminya, simak ulasan dalam artikel di bawah ini sampai akhir.
Apa Itu Omzet dan Profit?
Omzet adalah total pendapatan yang diterima bisnis dari penjualan barang atau jasa utama selama periode waktu tertentu, termasuk layanan tambahan, royalti, dan investasi.
Omzet disebut sebagai pendapatan kotor sebab tanpa memperhitungkan biaya atau pengeluaran lain. Melalui omzet, bisa diketahui seberapa cepat bisnis menjual produknya.
Omzet juga sering kali dijadikan pedoman untuk menelaah apakah bisnis masuk dalam kategori skala kecil, menengah, atau besar.
Sementara itu, profit adalah sisa pendapatan setelah seluruh biaya dan pengeluaran telah dikurangkan dari omzet. Sebutan lain untuk profit, yaitu pendapatan bersih.
Profit dapat menunjukkan tingkat efisiensi bisnis dalam mengelola operasionalnya dengan mempertimbangkan semua biaya produksi, pajak, overload, dan pengeluaran lainnya.
Biasanya, profit digunakan oleh entitas besar untuk membayar dividen ke investor atau shareholder, terkadang juga diinvestasikan kembali ke bisnis.
Perbedaan Omzet dan Profit
Saat membicarakan omzet, sebagian orang terkadang mencampuradukkan dengan profit karena keduanya sama-sama bersumber dari penghasilan perusahaan.
Namun, omzet dan profit pada dasarnya memiliki konsep yang berbeda, khususnya berkaitan dengan kesehatan finansial bisnis.
Oleh karena itu, penting sekali memahami perbedaan omzet dan profit agar pelaku bisnis bisa mengambil keputusan serta merencanakan strategi finansial yang lebih baik.
Selain dari definisinya, perbedaan omzet dan profit pun dapat dicermati melalui beberapa aspek berikut:
1. Fokus Utama
Jika dibandingkan, omzet menyoroti pada volume penjualan barang atau jasa dari suatu bisnis. Bisnis yang memiliki omzet tinggi belum tentu dapat menghasilkan profit memadai.
Terlebih, kalau jumlah dana yang dikeluarkan terlalu besar. Sedangkan, fokus utama profit lebih mengarah pada efektivitas, efisiensi, dan kesinambungan bisnis.
2. Fungsi dalam Pengambilan Keputusan
Data omzet berfungsi untuk mengetahui bagaimana tren penjualan dan evaluasi terhadap efektivitas strategi pemasaran produk atau layanan.
Misalnya, apabila setelah kampanye diskon omzet penjualan online meningkat, artinya strategi tersebut efektif diterapkan untuk menarik konsumen.
Di sisi lain, pemilik bisnis dapat menilai apakah bisnis cukup menguntungkan dan bisa berjalan kontinu melalui analisis data profit.
Profit yang stabil dan cenderung meningkat membuka peluang untuk ekspansi atau melakukan diversifikasi usaha.
3. Posisi dalam Laporan Keuangan
Dalam laporan keuangan, posisi omzet ada di paling atas sebab hanya memperhitungkan total penjualan yang dikalikan harga dan termasuk penjualan kredit atau piutang.
Sedangkan, profit tercatat di bagian paling bawah karena sudah termasuk perhitungan murni yang meng-input seluruh total pengeluaran.
Baca juga: Seberapa Pentingkah Profit? Pahami Jenis & Cara Hitungnya
4. Indikator Kesuksesan Bisnis
Tingkat popularitas produk atau layanan di pasar dapat diukur menggunakan data omzet. Jika jumlahnya tinggi, berarti permintaan pasar kuat dan banyak yang membeli produk.
Tetapi, tingginya omzet bukanlah acuan yang bisa menyatakan bahwa bisnis sukses. Indikator keberhasilan bisnis sebenarnya adalah profit.
Profit yang besar mencerminkan manajemen keuangan perusahaan dijalankan dengan baik dan efisiensi aktivitas operasionalnya stabil.
5. Relevansi untuk Strategi Bisnis
Dalam hal ini, omzet kerap kali dijadikan sebagai target jangka pendek guna mengoptimalkan tingkat penjualan melalui promosi atau diskon.
Sementara itu, profit lebih sering menjadi tujuan usaha dalam jangka panjang yang memastikan bahwa bisnis dapat terus berlanjut.
6. Hubungan dengan Biaya
Seperti yang dijelaskan, omzet tidak mempertimbangkan biaya atau pengeluaran apapun. Jadi, datanya berupa gambaran kasar terkait kinerja bisnis.
Sebaliknya, profit sangat memperhitungkan seluruh pengeluaran dana, termasuk biaya depresiasi hingga suku bunga pinjaman.
7. Konteks Penggunaan
Perbedaan omzet dan profit pun bisa diamati dari sisi konteks penggunaan. Omzet adalah metrik komparatif untuk mengukur kesuksesan terhadap kuartal atau tahun terakhir.
Lain halnya dengan itu, profit menjadi alat untuk menetapkan anggaran di tahun fiskal mendatang. Dengan begitu, alokasi dana untuk pengembangan bisnis lebih terstruktur.
Baca juga: Manajemen Bisnis: Ini Fungsi, Tujuan, Komponen, & Contohnya
Cara Menghitung Omzet dan Profit
Secara umum, perhitungan omzet dan profit terbilang cukup sederhana. Adapun cara menghitung omzet dan profit adalah sebagai berikut:
1. Cara Menghitung Omzet
Perhitungan omzet dapat dilakukan menggunakan rumus tertentu, yaitu:
Omzet = Jumlah Produk Terjual x Harga Satuan Produk
Coba perhatikan contoh kasus berikut untuk memahami lebih jelas mengenai cara menghitung omzet.
PT DEF menjalankan bisnis di bidang fashion yang telah menjual baju dengan harga Rp150.000/pcs. Lantas, berapa omzetnya jika berhasil menjual 1.000 baju dalam sebulan?
Jawab:
Omzet = Jumlah Produk Terjual x Harga Satuan Produk
= 1.000 x Rp150.000
= Rp150.000.000
Jadi, jumlah omzet yang didapatkan oleh PT DEF dalam sebulan adalah sebesar Rp150.000.000. Namun, omzet ini masih gambaran kasar terkait pendapatan bisnis.
Pasalnya, belum memperhitungkan biaya operasional, produk, maupun pengeluaran lain sehingga tidak bisa menunjukkan keuntungan yang sesungguhnya.
2. Cara Menghitung Profit
Perhitungan terhadap profit dapat dilakukan menggunakan rumus berikut ini.
Profit = Omzet - Biaya Produksi atau Pengeluaran
Misalnya, PT DEF memperoleh omzet sebesar Rp150.000.000. Sementara itu, biaya produksi atau pengeluarannya adalah Rp50.000.000. Berapakah jumlah profitnya?
Profit = Omzet - Biaya Produksi atau Pengeluaran
= Rp150.000.000 - Rp50.000.000
= Rp100.000.000
Artinya, jumlah profit yang dihasilkan oleh PT DEF adalah sebesar Rp100.000.000.
Itulah dia informasi terkait perbedaan omzet dan profit, beserta cara menghitung keduanya. Walaupun berbeda, omzet dan profit tetap membutuhkan strategi yang terintegrasi untuk ditingkatkan bersamaan agar berdampak positif pada kontinuitas bisnis.
Salah satu upaya strategis yang dapat dipertimbangkan untuk menambah peluang keuntungan adalah dengan berinvestasi emas melalui Tabungan Emas di Pegadaian.
Mengapa emas? Secara historis, harga emas cenderung mengalami kenaikan dari waktu ke waktu sehingga cocok untuk investasi jangka panjang.
Tabungan Emas sendiri menawarkan jaminan emas 24 karat dengan pembelian awal minimal Rp10 ribuan dan pengenaan biaya pengelolaan rekening sebesar Rp30.000/tahun.
Kamu bisa menabung emas dengan mudah lewat aplikasi Tring! by Pegadaian atau ke kantor cabang Pegadaian terdekat. Jangan lupa lengkapi seluruh persyaratannya.
Saldo yang terkumpul nantinya dapat digunakan sesuai kebutuhan, seperti dijual kembali, digadaikan, dikonversi menjadi emas fisik, atau ditransfer ke pengguna Tabungan Emas lain.
Jika ingin mengetahui perkiraan gram emas yang memungkinkan untuk dibeli, cobalah menghitungnya menggunakan fitur Simulasi Tabungan Emas.
Tertarik untuk menabung emas? Yuk, mulai ajukan permohonan ke Tabungan Emas di Pegadaian dan maksimalkan peluang tercapainya tujuan keuangan bisnis!
Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Penjualan Bisnis: Strategi Efektif untuk Naik Omzet
Artikel Lainnya

Keuangan
TikTok Shop: Strategi Efektif untuk Bisnismu Berkembang
Cari tahu cara tingkatkan penjualan di TikTok Shop untuk bisnis yang berkelanjutan serta kembangkan modal usahamu di sini.

Keuangan
Cara Cek Saldo Jaminan Pensiun Lewat Website dan Aplikasi
Pengecekan saldo jaminan pensiun bisa dilakukan dengan mudah sekarang. Yuk, cari tahu cek saldo jaminan pensiun secara online di artikel ini!

Keuangan
Apakah Indonesia Bakal Terdampak Resesi Global 2023?
Resesi Global 2023 di depan mata. Apa yang sebaiknya kita lakukan? Kemana kita harus berinvestasi? Serta aset apa saja yang mudah dicairkan? Yuk, kita ulas bersama
