Hedging: Fungsi, Strategi, Cara Kerja, hingga Contohnya

Hedging adalah bentuk manajemen risiko. Istilah ini cukup umum dalam bisnis dan investasi, bahkan banyak digunakan oleh perusahaan multinasional sekaligus investor besar.
Setiap pelaku bisnis maupun investor harus memahami hedging karena perannya yang penting dalam meraih tujuan awal bisnis atau investasi itu sendiri.
Artikel ini akan membahas mengenai apa itu hedging, fungsi, strategi, cara kerja, hingga contohnya secara lebih dalam. Mari simak dengan saksama!
Apa Itu Hedging?
Hedging adalah istilah dalam Bahasa Inggris yang berarti “lindung nilai”. Dalam hal ini, hedging merujuk pada cara investor/trader melindungi diri untuk mengurangi risiko kerugian investasi.
Hedging juga dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk mengamankan harta maupun aset yang dimiliki dari ancaman perubahan harga di masa depan.
Oleh karena itu, tujuan dasar heading bukanlah untuk meraih keuntungan menjanjikan, melainkan meminimalkan kerugian yang mungkin timbul.
Dalam dunia bisnis dan investasi yang tidak pasti, strategi ini penting diterapkan demi menjaga stabilitas finansial maupun portofolio supaya tidak terlalu terdampak volatilitas ekstrem.
Lantas, kapan hedging diterapkan? Umumnya, pelaksanaannya dibutuhkan pada situasi tertentu, di antaranya:
- Saat ingin melindungi portofolio jangka panjang dari risiko jangka pendek, seperti peningkatan suku bunga atau melemahnya mata uang.
- Ketika pasar mulai menunjukkan kondisi ketidakpastian yang tinggi, misalnya menjelang pemilu, perilisan data ekonomi penting, atau adanya ketegangan politik.
- Investor mempunyai eksposur besar pada satu aset atau sektor tertentu yang dinilai sangat volatil.
Fungsi Hedging
Sebagai langkah preventif untuk mencegah kerugian, fungsi hedging tentu sangat krusial. Berikut ini merupakan beberapa fungsi hedging:
- Menjaga stabilitas kondisi finansial.
- Mengurangi risiko kebangkrutan.
- Memberikan ketenangan psikologis pada investor karena asetnya terlindungi dari gejolak pasar.
- Mengendalikan risiko suku bunga agar lebih aman.
- Mengoptimalkan dan menstabilkan cash flow sehingga perencanaan keuangan menjadi lebih baik.
- Manajemen risiko eksternal dari kondisi perekonomian global, perubahan regulasi, atau kebijakan pemerintah yang berpengaruh pada bisnis atau investasi secara substansial.
- Mengelola risiko fluktuasi nilai tukar akibat perubahan kurs yang tidak menguntungkan.
Strategi Hedging
Pada dasarnya, strategi hedging cukup beragam dan dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan. Adapun beberapa strategi hedging adalah sebagai berikut:
1. Arbitrase
Strategi ini paling sering digunakan oleh investor atau trader. Caranya, yaitu membeli produk saham, kemudian menjualnya di tempat lain dengan harga lebih tinggi.
Dengan penerapan strategi arbitrase, investor maupun trader bisa memperoleh keuntungan dari nilai penjualan yang lebih tinggi daripada pembelian.
2. Diversifikasi
Dalam hal ini, investor maupun trader harus mengalokasikan/menyimpan aset-aset yang dimilikinya di berbagai tempat atau instrumen berbeda, bukan hanya satu.
Apabila salah satu instrumen investasi mengalami kerugian, aset lainnya masih berpeluang mengangkat nilai investasi sehingga investor tetap bisa mendapatkan keuntungan.
3. Average Down
Berikutnya, strategi hedging adalah average down. Teknik ini dilaksanakan dengan pembelian saham secara bertahap saat terjadi penurunan harga.
Dengan demikian, harga beli lebih terjangkau. Ketika harganya meningkat hingga di tengah harga pembelian pertama dan kedua, investor akan memperoleh profit.
Keuntungan yang didapatkan tersebut dapat digunakan untuk menutupi risiko kerugian ketika pembelian saham pertama.
4. Tutup Tunai
Strategi hedging ini termasuk teknik yang sederhana dan biasa diimplementasikan saat harga saham sedang turun tidak menentu.
Oleh karena itu, investor akan memilih untuk menyimpan uang dalam bentuk tunai guna mengurangi risiko kerugian sehingga kondisi keuangan lebih bisa dilindungi.
Baca juga: Profil Risiko Investasi dan Instrumen yang Cocok
Cara Kerja Hedging
Sederhananya, hedging melindungi keamanan nilai aset dari potensi kerugian yang terlalu besar atau signifikan.
Metode yang diterapkan untuk hedging bermacam-macam. Salah satunya adalah membuat dokumen kontrak yang nilainya dapat diukur menurut underlying asset.
Dalam pelaksanaannya, dua pihak akan saling bertransaksi untuk meminimalkan terjadinya situasi tidak terduga di kemudian hari.
Sebagai contoh, seorang investor melakukan transaksi pembelian saham di suatu perusahaan dengan harapan keuntungan menjanjikan.
Sayangnya, ada sejumlah faktor yang akhirnya membuat harga saham tersebut terus mengalami penurunan. Kondisi ini tentu sangat merugikan bagi investor terkait.
Antisipasinya adalah dengan hedging berupa kontrak sebelum pembelian saham. Melalui perjanjian, investor bisa memperdagangkan saham dengan harga sesuai kesepakatan.
Alhasil, investor dapat terhindar dari kerugian terlepas dari situasi penurunan harga saham yang terjadi dan masih mendapatkan keuntungan dengan adanya kontrak tersebut.
Perbedaan Hedging dengan Spekulasi
Hedging sering kali dipahami sebagai spekulas, namun sebetulnya keduanya merupakan istilah yang berbeda.
Spekulasi merupakan strategi yang membutuhkan pengambilan keputusan investasi menurut perkiraan pergerakan dasar.
Tujuannya untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga aset. Spekulan akan membuat keputusan terkait pergerakan harga yang diantisipasi lewat jual beli aset.
Jika dibandingkan dengan hedging, spekulasi memiliki risiko yang lebih tinggi sebab spekulan terpapar oleh sisi negatif dan positif dari pergerakan pasar untuk mencari peluang investasi.
Keberhasilan spekulasi mampu menghasilkan profit menguntungkan dan menarik investor yang toleran terhadap risiko tinggi.
Baca juga: Investasi Jangka Panjang: Jenis, Manfaat, dan Pilihan Terbaik di Pegadaian
Contoh Hedging
Secara umum, contoh hedging bisa ditemukan dalam perusahaan. Adapun contoh hedging adalah sebagai berikut.
Perusahaan ABC yang beroperasi di sektor ekspor batu bara sedang bertransaksi dengan perusahaan XYZ asal dari Amerika Serikat.
Saat ini, harga batu bara yang menjadi acuan di Indonesia adalah sebesar $350 USD per ton. Perusahaan XYZ ingin membeli komoditas tersebut dari Perusahaan ABC sebanyak 1.000 ton.
Pembelian ini untuk enam bulan yang mendatang. Perusahaan XYZ mengajukan permohonan forward contract guna penetapan harga dan tanggal berakhirnya kontrak.
Tujuannya adalah tidak lain untuk menghindari adanya kemungkinan rugi akibat perubahan kurs dari dolar AS terhadap Rupiah.
Berpegang pada kontrak, Perusahaan XYZ wajib melakukan pembelian batu bara dari Perusahaan ABC sebanyak 1.000 ton seharga $350.000 USD selama enam bulan dari sekarang.
Itulah informasi lengkap mengenai hedging yang mencakup pengertian, fungsi, strategi, cara kerja, contoh, serta bedanya dengan spekulasi.
Memahami hedging dengan baik dapat membantu kamu lebih siap dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian di masa depan.
Selain itu, setiap keputusan finansial yang hendak diambil pun dapat dipertimbangkan secara bijaksana dan matang, termasuk terkait pengajuan kredit usaha.
Dalam hal ini, kamu bisa memanfaatkan Pinjaman Usaha dari Pegadaian. Pembiayaan ini cocok sebagai sumber pendanaan untuk usaha individu maupun badan usaha.
Adapun pengajuan Pinjaman Usaha bisa dilakukan langsung di kantor cabang Pegadaian terdekat dengan menjaminkan BPKB kendaraan sebagai salah satu syaratnya.
Uang pinjaman dapat diterima oleh nasabah setelah adanya persetujuan kebutuhan kredit dari tim Pegadaian. Nantinya, juga akan ada kegiatan pendampingan terhadap nasabah.
Proses pelunasan bisa dibayarkan melalui berbagai fitur pembayaran yang tersedia. Nilai cicilan yang diterapkan bersifat tetap per bulan.
Tunggu apa lagi? Segera dapatkan tambahan modal untuk pengembangan usaha dengan mengajukan Pinjaman Usaha di Pegadaian!
Baca juga: Emas vs Saham, Apa Bedanya dan Mana yang Lebih Profitable?
Artikel Lainnya

Wirausaha
Usaha Kerajinan Tangan: 5 Ide yang Menghasilkan Uang
Temukan lima ide usaha kerajinan tangan kreatif yang dapat menghasilkan uang untuk Anda. Pelajari cara memulai usaha kerajinan tangan.

Wirausaha
Apa Beda UKM dan UMKM? Yuk Kenali Faktor Perbedaannya!
Apa perbedaan UKM dan UMKM? Ini bisa dilihat dari modal, omzet, dan tenaga kerjanya. Yuk baca selengkapnya di sini!

Wirausaha
Pebisnis dengan "Spiritual Mindset"
Nama lengkapnya Trialiati Gunamertha. Sehari-hari biasa dipanggil Lita Moecharom. Sejak menikah tahun 1990, Lita dan Eri Sudarji Laksmono, suaminya, sama-sama sibuk. Lita bekerja sebagai profesional di perusahaan multinasional sedangkan Eri menjalankan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa arsitektur. Beberapa kali sang suami mengajak Lita mengelola bisnis bersama. Tetapi Lita tidak tergerak. ‘’Saya tidak tertarik […]
