SBN Atau Emas, Mana Investasi yang Baik Untuk Jangka Panjang?

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Emas

25 November 2025
Bagikan :
image detail artikel

Ketidakpastian ekonomi beberapa tahun terakhir membuat banyak orang mulai meninjau kembali strategi keuangan mereka, terutama terkait perlindungan aset jangka panjang. 

Saat mulai membangun portofolio, pertanyaan yang paling sering muncul adalah lebih baik memilih SBN atau emas sebagai instrumen utama. 

Keduanya termasuk jenis investasi yang populer di Indonesia, tetapi memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal stabilitas nilai, potensi keuntungan, dan ketahanan terhadap perubahan ekonomi.

Agar pengambilan keputusan investasi lebih tepat, penting untuk memahami cara kerja kedua instrumen ini secara mendalam yang akan dibahas lengkap pada artikel ini. Mari simak pembahasannya sampai selesai!

SBN vs. Emas: Apa Saja Perbedaannya?

Meskipun sama-sama digemari sebagai instrumen investasi, Surat Berharga Negara (SBN) dan emas memiliki karakteristik yang berbeda. 

Perbedaan ini penting dipahami agar investor dapat menentukan instrumen yang paling sesuai dengan tujuan keuangan, profil risiko, serta jangka waktu investasi. Berikut penjelasan mengenai sejumlah aspek yang membedakan keduanya.

1. Ketersediaan

Emas tersedia dalam bentuk fisik yang dapat dibeli melalui toko emas, bank, maupun platform investasi digital. Namun, ketersediaannya sangat dipengaruhi oleh produksi tambang dan permintaan pasar global. 

Sementara itu, SBN tidak selalu tersedia setiap saat karena hanya dapat dibeli ketika pemerintah membuka masa penawaran. Dengan demikian, akses terhadap emas lebih fleksibel dibandingkan SBN.

2. Kemudahan Membawa dan Mengakses

Sebagai aset fisik, emas dapat dibawa atau dipindahkan dengan mudah. Namun, penyimpanan dalam jumlah besar kurang praktis dan memiliki risiko kehilangan. Alternatifnya, investor dapat memilih emas dalam bentuk saldo digital. 

Sebaliknya, SBN sepenuhnya bersifat digital sehingga tidak memerlukan bentuk fisik. Investor juga dapat mengakses atau memantau kepemilikannya melalui platform investasi resmi, menjadikannya lebih praktis dan aman.

3. Fungsi dalam Menyimpan Nilai

Emas dikenal sebagai aset safe haven yang mampu mempertahankan nilai dalam jangka panjang. Pergerakan harganya tidak terdampak langsung oleh inflasi sehingga sering digunakan untuk melindungi aset pada saat ketidakpastian ekonomi. 

Sementara itu, SBN juga dapat berfungsi sebagai penyimpan nilai melalui imbal hasil tetap (kupon). Namun, nilai SBN lebih dipengaruhi oleh suku bunga dan kondisi perekonomian sehingga memiliki sensitivitas yang berbeda dibandingkan emas.

4. Penerimaan di Pasar

Emas memiliki penerimaan global dan dapat diperdagangkan di berbagai negara tanpa batasan wilayah. Hal ini membuatnya lebih likuid secara internasional. 

Berbeda dengan emas, SBN hanya berlaku di Indonesia dan diperdagangkan di pasar sekunder dalam negeri. Liquidity-nya tetap terjaga, tetapi ruang perdagangannya jauh lebih terbatas dibandingkan emas.

5. Keamanan dan Penyimpanan

Karena berbentuk fisik, emas membutuhkan tempat penyimpanan yang aman seperti brankas pribadi atau layanan penyimpanan di bank. Tanpa perlindungan yang tepat, emas berisiko rusak atau hilang. 

Di sisi lain, SBN tersimpan secara elektronik sehingga tidak memerlukan fasilitas penyimpanan fisik. Instrumen ini juga memiliki tingkat keamanan tinggi karena dijamin oleh negara, menjadikannya hampir bebas risiko gagal bayar.

6. Ketahanan Nilai

Emas tidak mengalami kerusakan fisik dan tidak terdepresiasi nilainya sebagaimana aset material lainnya. 

Namun, harga emas tetap berfluktuasi mengikuti kondisi pasar global. SBN tidak memiliki wujud fisik sehingga tidak terpengaruh kerusakan, tetapi nilainya bisa turun apabila dijual sebelum jatuh tempo, terutama ketika suku bunga acuan naik.

Secara keseluruhan, emas unggul dari segi penerimaan global serta ketahanan fisik, sedangkan SBN lebih unggul dalam hal keamanan penyimpanan dan kepastian imbal hasil yang dijamin oleh negara. 

Perbedaan inilah yang membuat kedua instrumen dapat saling melengkapi dalam strategi investasi jangka panjang.

Baca juga: Kenapa Emas Batangan Lebih Mahal dari Emas Perhiasan? Ini Jawabannya!

SBN vs. Emas: Apa Saja Kelebihan dan Kekurangannya?

Saat memilih instrumen investasi, Surat Berharga Negara (SBN) dan emas sering menjadi pertimbangan utama bagi investor yang menginginkan instrumen relatif aman. 

Keduanya sama-sama populer, namun memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda. Memahami hal ini penting agar investor dapat menyesuaikan pilihan dengan tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

1. Emas

Emas terkenal sebagai instrumen proteksi nilai, berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangannya:
Kelebihan Emas

  • Nilai yang cenderung stabil dalam jangka panjang, bahkan sering meningkat saat kondisi ekonomi tidak menentu.
  • Likuiditas tinggi, karena emas dapat diperjualbelikan kapan saja di pasar global.
  • Tersedia dalam berbagai bentuk, baik fisik maupun digital, sehingga dapat disesuaikan dengan preferensi penyimpanan investor.
  • Cenderung naik dalam jangka panjang, menjadikannya instrumen lindung nilai saat inflasi atau krisis ekonomi.
  • Beban pajak relatif kecil dibandingkan instrumen investasi lainnya.

Kekurangan Emas

  • Harga berfluktuasi dalam jangka pendek sehingga berpotensi turun saat ingin dijual dalam waktu dekat.
  • Adanya selisih harga jual-beli atau biaya pencairan, terutama ketika menjual emas fisik atau melalui platform investasi.
  • Risiko kehilangan untuk emas fisik, sehingga membutuhkan tempat penyimpanan yang aman seperti brankas pribadi atau safe deposit box.
  • Tidak menghasilkan imbal hasil pasif, sehingga potensi keuntungan murni bergantung pada kenaikan harga.

2. SBN (Surat Berharga Negara)

Sama seperti emas, SBN juga memiliki sejumlah keunggulan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan SBN

  • Jaminan dari pemerintah sehingga risiko gagal bayar sangat rendah.
  • Imbal hasil tetap dan dibayar berkala, terutama pada jenis SBN dengan kupon tetap.
  • Dapat dibeli secara online, sehingga prosesnya mudah dan praktis.
  • Beberapa jenis SBN dapat diperdagangkan di pasar sekunder, memberikan fleksibilitas likuiditas.
  • Berperan dalam pembangunan negara, seperti infrastruktur dan pendidikan.

Kekurangan SBN

  • Tidak semua SBN dapat dijual sebelum jatuh tempo sehingga likuiditasnya terbatas.
  • Dapat tergerus inflasi, apabila tingkat inflasi lebih tinggi dibandingkan kupon yang diterima.
  • Dipengaruhi kebijakan pemerintah, termasuk perubahan kebijakan ekonomi atau perpajakan yang dapat berdampak pada tingkat keuntungan.


Baca juga: Investasi Emas Fisik vs Emas Digital, Ini Perbandingannya!

SBN Atau Emas: Mana yang Lebih Cocok untuk Jangka Panjang?

Menentukan instrumen investasi untuk jangka panjang memerlukan pertimbangan yang matang, terutama terkait ketahanan aset terhadap perubahan ekonomi. 

Dalam hal ini, SBN dan emas memiliki karakteristik yang berbeda sehingga keduanya memberikan pengalaman investasi yang tidak sama.

SBN lebih tepat untuk tujuan investasi jangka pendek hingga menengah. Instrumen ini menawarkan imbal hasil tetap yang dibayarkan secara berkala sehingga cocok bagi investor yang menginginkan arus pendapatan rutin dengan risiko relatif rendah. 

Namun, SBN memiliki kekurangan ketika dijadikan investasi jangka panjang. Nilai SBN sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga dan kebijakan moneter. 

Jika suku bunga naik, harga SBN yang sudah beredar cenderung menurun sehingga investor bisa mengalami potensi kerugian apabila menjualnya sebelum jatuh tempo. 

Selain itu, sebagian jenis SBN tidak dapat diperjualbelikan sewaktu-waktu sehingga fleksibilitasnya terbatas bagi investor yang membutuhkan likuiditas.

Sebaliknya, emas lebih sesuai untuk keperluan jangka panjang karena sifatnya yang mampu menjaga dan meningkatkan nilai seiring waktu. Emas dipandang sebagai aset perlindungan nilai ketika terjadi ketidakpastian ekonomi. 

Ketika pasar bergejolak atau inflasi meningkat, permintaan terhadap emas biasanya ikut menguat sehingga mendorong kenaikan harga. Inilah sebabnya emas dianggap sebagai pilihan yang lebih stabil untuk menghadapi risiko jangka panjang dibandingkan SBN.

Demikian pembahasan mengenai jenis investasi SBN dan emas, mulai dari perbedaan hingga keuntungan dan kekurangannya. 

Baik SBN maupun emas memiliki keunggulan masing-masing, tetapi bagi banyak investor, kestabilan nilai emas di tengah ketidakpastian ekonomi menjadikannya pilihan yang lebih menarik untuk jangka panjang. 

Jika kamu ingin mulai berinvestasi emas dengan cara yang praktis, modal terjangkau, kamu dapat memanfaatkan Tabungan Emas dari Pegadaian. 

Dengan modal awal mulai dari Rp10 ribuan, kamu sudah bisa memiliki emas 24 karat dalam bentuk saldo digital yang bebas dicetak, digadai, atau dijual kembali sesuai kebutuhan. 

Fleksibilitas ini membuat investasi emas tidak hanya mudah dilakukan, tetapi juga relevan untuk berbagai tujuan keuangan, mulai dari dana darurat hingga persiapan masa depan.

Mulai amankan nilai kekayaanmu dari sekarang dengan buka rekening Tabungan Emas Pegadaian melalui aplikasi Tring! by Pegadaian atau datang langsung ke outlet Pegadaian terdekat

Nikmati beragam keunggulannya untuk persiapkan investasi jangka panjang yang lebih terarah.

Baca juga: Emas Fisik Langka? Nabung Emas Digital di Tring! by Pegadaian Aja!

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2025 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved